Veronica Koman

pengacara dan pegiat hak asasi Indonesia
Revisi sejak 16 September 2020 01.50 oleh 182.1.169.116 (bicara)

Veronica Koman (lahir 14 Juni 1988)[1] adalah seorang pengacara dan pegiat hak asasi manusia (HAM) asal Indonesia yang dikenal akan advokasinya untuk isu-isu pelanggaran HAM di Papua.[2]

Veronica Koman
Lahir(1988-06-14)14 Juni 1988
Indonesia Medan, Sumatra Utara
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPengacara dan Aktivis HAM
Twitter: VeronicaKoman Edit nilai pada Wikidata

Masa Kuliah

Veronica Koman menempuh pendidikan sarjana di Universitas Pelita Harapan dengan spesialisasi hukum internasional pada tahun 2006-2011.[3] Pada masa perkuliahannya, dia menjabat sebagai ketua International Law Student Society pada tahun 2009.[4] Selain kiprahnya di kegiatan organisasi, Veronica Koman memenangkan perlombaan debat hukum.[5][6] Dia melanjutkan jenjang pendidikan pascasarjana hukum di Australian National University pada tahun 2017 melalui beasiswa LPDP.[7][8]

Kiprah

Pada 2014, ia bergabung dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dan aktif menangani perkara-perkara kelompok minoritas. Ia terlibat dalam upaya untuk membatalkan hukum jinayat di Aceh karena dianggap bertentangan dengan konstitusi, dan ia juga menyatakan penolakannya terhadap uji keperawanan bagi calon polisi wanita. Pada pertengahan 2015, ia mendampingi 7 santriwati dalam perkara kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang ustad di sebuah pondok pesantren. Pada awal 2016, ia juga menjadi kuasa hukum sepasang lansia yang dikatakan menjadi korban perbudakan modern.[9][2] Pada 2017, setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama divonis bersalah dalam perkara penistaan agama, Veronica berorasi menolak vonis tersebut di Rutan Kelas I Cipinang.[2]

Veronica memulai advokasinya untuk hak asasi manusia orang Papua sejak 2014 setelah terjadinya kasus penembakan di Paniai pada 8 Desember 2014. Ia mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dianggap lamban dalam menyelesaikan perkara tersebut. Veronica juga tercatat pernah menjadi pendamping hukum beberapa mahasiswa asal Papua.[2] Veronica belakangan dikenal akan pandangannya yang mendukung pengadaan referendum hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi penyelesaian masalah HAM di Papua.[10].

Setelah terjadinya demonstrasi di Papua yang dipicu oleh insiden rasis di Surabaya, pada 4 September 2019,[11] Veronica Koman ditetapkan sebagai tersangka karena ia dituduh telah melakukan penghasutan.[12][13][14] Menurut polisi, penetapan status tersangka ini terkait dengan cuitan Veronica di Twitter pada 18 Agustus 2019.[13]. Dia meraih penghargaan Sir Ronald Wilson Human Rights Awards dalam mengungkap pelanggaran HAM di Papua pada tahun 2019.[15]

Referensi

  1. ^ "Dituding Provokator Rusuh Papua, Siapa Veronica Koman?". suara.com. 2019-09-04. Diakses tanggal 2019-10-05. 
  2. ^ a b c d "Veronica Koman, dari LBH Jakarta, Ahok Hingga Aktivis Papua". CNN Indonesia. 4 September 2019. Diakses tanggal 14 September 2019. 
  3. ^ "Saya Tidak Akan Melarikan Diri". Tempo.co. 2019-11-16. Diakses tanggal 2019-12-01. 
  4. ^ "History of ILMCC". ilmccuph.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-01. 
  5. ^ "Law School Student Achievements". global.uph.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-01. 
  6. ^ "ACHIEVEMENTS 2008". global.uph.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-01. 
  7. ^ "Saya Tidak Akan Melarikan Diri". Tempo.co. 2019-11-16. Diakses tanggal 2019-12-01. 
  8. ^ "Mahfud MD Sebut Veronica Koman Ingkar Janji Pada Indonesia". Suara.com. 2019-11-19. Diakses tanggal 2019-12-01. 
  9. ^ "Lansia Korban Perbudakan Modern itu Tidak Mendapatkan Keadilan". LBH Jakarta (dalam bahasa Inggris). 2016-02-02. Diakses tanggal 2019-09-14. 
  10. ^ "Villages torched, Villagers Tortured: Extreme human rights violations in West Papua". Dateline (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-14. 
  11. ^ Afifa, Laila (2019-09-04). "Papua Case; Police Name Veronica Koman Suspect for Spreading Hoax". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-14. 
  12. ^ "Jakarta sets Interpol after Australia-based human rights lawyer". www.theaustralian.com.au. Diakses tanggal 2019-09-14. 
  13. ^ a b "Veronica Koman Ada di Luar Negeri, Polisi Dekati Pihak Keluarga". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-09-14. 
  14. ^ "Polda Jatim Bersama BIN dan Interpol Buru Veronica Koman". beritasatu.com. Diakses tanggal 2019-09-14. 
  15. ^ "Bela Papua Barat, Veronica Koman Dapat Penghargaan HAM dari Australia". suara.com. 2019-10-23. Diakses tanggal 2019-12-01.