Tari Lilin

salah satu tarian di Indonesia

Tari Lilin adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. Tari lilin ini biasanya ditampilkan oleh sekelompok penari perempuan maupun berpasangan yang membawa lilin dan dengan diiringi oleh musik yang dibawakan oleh sekelompok musisi. Para penari ini akan membawa lilin yang menyala pada piring kecil yang dipegang pada kedua telapak tangan mereka. Penari ini akan menarikan tarian berkelompok dengan memutar piring berisi lilin yang menyala secara hati-hati agar piring tersebut selalu berada diatas telapak tangan dan menjaga agar lilin tidak padam.[1]

Tari Lilin
270px
Penari Tari Lilin Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama asliTari lilin
AsalIndonesia

Sejarah

Pada zaman dahulu, tari lilin ini merupakan salah satu tarian yang ditampilkan di istana dan di adakan pada malam hari, Menurut asal-usulnya tarian ini juga berasal dari cerita rakyat. Dalam cerita rakyat tersebut diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang gadis yang ditinggal oleh tunangannya untuk pergi berdagang. Pada suatu hari sang gadis kehilangan cincin pertunangannya, kemudian dia mencari cincin tersebut hingga sampai larut malam dengan menggunakan lilin yang ditaruh di atas piring. Sang gadis berusaha keras untuk mencari cincin tersebut, sang gadis kemudian berkeliling mengintari pekarangan rumahnya, bahkan dia harus membungkuk untuk menerangi tanah dan kadang gerakan sang gadis terlihat seperti bergerak meliuk-liuk sehingga terlihat seperti gerakan tari indah. Gerakan tubuh yang meliuk, membungkuk, menengadah seperti berdoa tersebut kemudian melahirkan keindahan. Dari sinilah kemudian tari lilin ini lahir dan mulai dikenal di kalangan gadis-gadis desa ketika itu.[2]Tari Lilin dahulunya hanya ditampilkan pada acara-acara adat, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil dan pencapaian yang didapatkan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, saat sekarang ini fungsi tari Lilin tersebut tidak hanya ditampilkan untuk acara adat saja, namun juga sebagai sebuah pertunjukan kesenian dan juga hiburan. Selain itu juga seringkali diselipkan sebagai penampilan selingan pada saat prosesi acara penyambutan tamu, yang ditampilkan setelah penampilan tari pasambahan.[3][4]

Gerakan

Tari lilin memiliki gerakan yang tidak sembarangan atau sangat selektif. Karena selain harus menunjukkan keanggunan penari dalam kilauan cahaya lilin, gerakan yang dipilih haruslah yang tidak heboh atau tidak terlalu atraktif agar lilin yang dipegang penari tidak jatuh atau tetesan lilin tersebut tidak meleleh kemana-mana. Artinya tarian tersebut tidak memerlukan banyak gerakan dan hanya memerlukan konsentrasi penuh sehingga siapapun dapat melakukanya.[5][6] Tarian yang dimainkan dengan membawa lilin diatas tangan dan secara berkelompok tersebut memiliki gerakan membungkuk, gemulai dan juga gerakan berdoa. Hal tersebut menggambarkan suasana sekelompok gadis desa yang tengah membantu temannya mencari cincin tunangan yang hilang. Sehingga tampak sekali tarian ini mengandung drama dan cerita. Gerakan tarian ini tentu memiliki kesulitan tersendiri bagi para penari. Kesulitan yang dihadapai oleh para penari tari lilin ini adalah gerakan ketika penari membolak-balikan tangan serta memutar badan, dimana keadaan lilin haruslah tetap menyala dan juga lilin tidak boleh jatuh. Hal tersebut tentu saja membutuhkan latihan yang banyak agar dapat menguasainya teknik gerakan tari dengan baik.[1][7]

Perlengkapan

Dalam pertunjukan seni tari lilin terdapat beberapa perlengkapan yang mesti disediakan. Pertama perlengkapan tari itu sendiri yaitu piring kecil dan lilin. Lilin tersebut nantinya akan di nyalakan dan diletakan di atas piring kecil tadi. Kedua yaitunya pakaian yang di gunakan oleh si penari tari lilin. Pakaian atau busana yang digunakan oleh penari untuk tari lilin tersebut adalah busana khas asal Minangkabau, yakninyai hiasan kepala yang disebut tangkuluak, Baju yang disebut baju batabue, bawahan yang disebut dengan lambak, salempang dan perhiasan berupa dukuah atau kalung, galang atau gelang dan cincin, Kemudian selanjutkan perlengkapan dalam kegiatan tari lilin tersebut ialah adanya musik pengiring. Tari lilin tersebut biasanya diiringi oleh musik khas Melayu Sumatera, dengan beberapa alat musiknya yakni accordeon, biola, gong, gitar, kenong, gendang, bonang, saxophone, dan tok-tok.[8][9][1]

Referensi

  1. ^ a b c "Lilin, Seni Tari". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-09-17. 
  2. ^ Satu, Reporter (2020-06-09). "Tari Lilin, Perpaduan Cahaya dan Gerakan Indah Penari Latar". reportersatu.com. Diakses tanggal 2020-09-17. 
  3. ^ "Tari Lilin : Sejarah, Fungsi, Gerakan dan Musik Pengiring • Wonderful Minangkabau". Wonderful Minangkabau (dalam bahasa Inggris). 2017-05-10. Diakses tanggal 2020-09-17. 
  4. ^ Indrayuda (2014). "Problematika Tari Minangkabau dalam Dinamika Pertunjukan Industri Hiburan". Jurnal Humanus. Padang: Universitas Negeri Padang. Vol. XIII (No.2 Th. 2014). 
  5. ^ "Mahasiswa Australia Belajar Tari Lilin". Republika Online. 2016-05-25. Diakses tanggal 2020-09-17. 
  6. ^ Nusantara, Solusi Sistem. "Tari Lilin dari Indonesia Pukau Warga Belanda | Budaya". www.gatra.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-17. 
  7. ^ "Saat Mahasiswa Australia Diminta Menari Tari Lilin : Saya Takut Jatuh dan Membakar Tangan!". Surya. Diakses tanggal 2020-09-17. 
  8. ^ Marzam, Marzam (2014). "Bahan Ajar Mata Kuliah Musik Tari". repository.unp.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-17. 
  9. ^ Ardiani, Dwi Murti (2012-08-15). "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRAKTIK SENI TARI UNTUK SISWA TUNARUNGU DI SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL SLEMAN" (dalam bahasa Inggris). Universitas Negeri Yogyakarta.