Bentang tirta
Aquascape adalah seni mengatur tanaman, air, batu, karang, kayu, dan yang lainnya di dalam media kaca atau akrilik, berbentuk kotak kaca mau pun bentuk lainnya yang serupa akuarium. Aquascape tidak hanya memelihara ikan tapi juga memelihara semua komponen yang ada di dalam akuarium, dengan berbagai pendekatan dan ketelitian.[1]
Aquascape juga digolongkan pada jenis hobi, memelihara ekosistem air tawar pada media akuarium. Memelihara ekosistem air tawar pada akuarium dikenal dengan istilah aquascape sedangkan ekosistem air laut disebut oceanirum. Aquascape bermula pada tahun 1369, ide seorang kaisar China membuatkan wadah untuk memelihara ikan hias.[2]
Manfaat Aquascape
- Menghilangkan rasa jenuh dan stres seketika seharian beraktivitas
- Membuat perasaan menjadi rileks dan tenang
- Menjadi hiburan bagi yang melihatnya
- Memperindah interior ruangan
- Menghadirkan suasana sejuk di dalam ruangan
- Mengajarkan ketelitian dan ketekunan dalam membangun aquascape
- Melatih kesabaran dan kreatifitas
- Mengajarkan tentang tanggung jawab dan pentingnya kebersihan
- Mengajarkan semangat pantang menyerah untuk mengkreasikan sesuatu menjadi lebih baik lagi
- Menambah wawasan tentang cara membangun ekosistem bawah air
- Mengajarkan cara mengatasi masalah dan mencari solusinya
Bahan Untuk Membangun Aquascape
- Tanaman Air
- Media Tanam
- Batu-batuan Kecil
- Plastik bioball
- Driftwood
- Ikan Hias
Teknik Menyusun Aquascape
- Memilih tangki akuarium
- Menempatkan peralatan
- Menentukan tema
- Memilih dan menempatkan bahan
- Menanam tanaman air
- Menyiapkan dan mengisi air
- Memasukkan ikan hias
- Mencoba dan evaluasi aquascape
Referensi
- ^ Nugroho, Wahyu Setiawan (6 Desember 2017). "Mengenal Apa Itu Aquascape". Tribun News Jogja. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
- ^ "Sejarah Terciptanya Aquascape". Aquair. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
- ^ a b c Pratiwi, Mardiah (2017). Pengembangan Tutorial Pembuatan Media Aquascape berbasis Project Based Learning pada Materi Ekosistem Siswa (PDF). Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. hlm. 31–49.