Agranulosit adalah jenis leukosit yang tidak memiliki segmen atau lobus dan pada inti dan tidak ada granula pada sitoplasma, terdiri atas monosit dan limfosit.[1] Jenis leukosit lainnya adalah Granulosit. Limfosit secara umum dibagi lagi menjadi dua kelompok sebagai limfosit T dan B. Karena sel-sel ini tidak memiliki butiran di sitoplasmanya, mereka tidak menangani noda Wright dan bisanya memiliki nukleus yang lebih besar serta dinding sel lebih masif dari Granulosit. Agranulosit menyumbang sekitar 30% - 35% dari semua leukosit, lebih sedikit dari Granulosit.[2][3] Akan tetapi, karena memiliki ribosom sel, maka agranulosit umumnya memiliki umur relatif lebih panjang dan mempunyai kapasitas fagositosis lebih tinggi. Itulah mengapa sel fagosit kelompok ini banyak terlihat di sekeliling benda asing pada infeksi yang sudah kronis.[4] Agranulosit juga sering disebut leukosit monoklear karena mengandung nukleus yang tidak tersegmentasi.[5]

Gambar Monosit dibawah mikroskop cahaya 40x.

Agranulosit memiliki inti yang secara morfologis mirip dengan neutrofil.[6] Agranulosit juga bertanggung jawab pada pendeteksian komponen benda asing bersifat imunogenik (selanjutnya disebut antigen atau komponen benda asing yang mmpu menggertak sistem kekebalan. Karena kemampuan inilah agranulosit juga disebut APC (Antigen Presenting Cell). Contoh lain dari agranulosit adalah Makrofag, sel dendritik, histiosit, sel kupffer, sel glia, dan sel mesangeal.[4]

Ciri-ciri dan perbedaan dengan Granulosit

Ciri-ciri agranulosit:

  1. Mereka adalah monoformonuklear, memiliki nukleus yang tidak berlobus atau paling banyak memiliki lekukan di satu sisi.
  2. Mereka berfungsi dalam respons imu.n spesifik di mana sel merespons zat kimia tertentu.
  3. Ada dua jenis agranulosit: Limfosit dan Monosit.
  4. Limfosit memiliki nukleus bola yang besar, dan memiliki sedikit sitoplasma di dalam sel
  5. Mereka mengidentifikasi bahan asing dan mulai respons imun, dan merupakan sekitar 30% dari semua sel darah putih.
  6. Limfosit adalah satu-satunya sel yang diproduksi dari limfoblas sumsum tulang dan satu-satunya sel yang matang di jaringan limfoid.
  7. Limfosit terdiri dari sel B, sel T dan sel NK, dan memiliki respons spesifik terhadap penjajah.
  8. Beberapa sel B, dikenal sebagai sel plasma, dan menghasilkan antibodi terhadap organisme yang menyerang, ini adalah kekebalan humoral.
  9. Sel B menghasilkan antibodi sebagai respons terhadap antigen pada sel asing.
  10. Sel B matang di sumsum tulang, sedangkan sel T matang di timus, dan secara fisik menyerang dan menghancurkan entitas yang menyerang dan sel yang sakit.
  11. Sel T juga mengeluarkan sinyal untuk berkomunikasi dengan sel darah putih lainnya sehingga membantu mengaktifkan respon imun.
  12. Sel B dan T membentuk sel-sel memori (tipe T dan tipe B), yaitu sel-sel yang telah terpapar psda patogen "ingat" bagaimana meresponsnya. Sel-sel ini hidup selama beberapa tahun.
  13. Sel NK dapat mengenali dan menghancurkan sel kanker dan sel yang terinfeksi virus.
  14. Produksi Monosit berasal dari monoblas di sumsum. Monosit berdiferensiasi menjadi Makrofag fagositosis besar yang memiliki nukleus besar dan sitoplasma yang melimpah.
  15. Makrofag mengeluarkan bahan kimia yang menarik leukosit ke tempat infeksi, dan mereka juga mengonsumsi sel-sel yang telah rusak.[7]

Perbedaan utama antara granulosit dan agranulosit adalah bahwa granulosit terdiri dari sitoplasma granula sedangkan agranulosit tidak terdiri dari sitoplasma granular.[8] Perbedaan dengan Granulosit:[9]

  1. Granulosit berkembang dari sumsum tulang merah sementara agranulosit berkembang dari jaringan limfoid myeloid.
  2. Granulosit terdiri dari eosinofil, basofil, dan neutrofil sedangkan limfosit dan monosit adalah dua jenis dari agranulosit
  3. Tidak seperti granulosit, agranulosit kekurangan butiran sitoplasma.
  4. Granulosit memiliki inti dengan lobus, sedangkan granulosit tidak memiliki inti lobus.
  5. Granulosit membentuk 60% sampai 70% dari total jumlah sel darah putih, sementara agranulosit membentuk 20% - 30% dari itu.

Leukosit dan monosit

Agranulosit memiliki dua jenis leukositagranuler yaitu limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih besar).[10]

Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Limfosit memiliki ukuran ada yang besar dan kecil. Limfosit mengambil sekitar 24% dari jumlah sel Agranulosit. Kelenjar timus dan jaringan limfoid menghasilkan limfosit oleh ileh sel-sel yang berasal dari sumsum tulang. Mereka memiliki gerakan Amoeboid terbatas. Waktu hidup sel-sel ini bervariasi dari beberapa hari hingga lebih dari sepuluh tahun. Limfosit berfungsi untuk membentuk Antibodi.[11][12]

Sel-sel ini memiliki peran penting dalam mekanisme pertahanan. Mereka memiliki tiga jenis sel. Mereka adalah tipe B dan tipe T, dan sel Natural Killer (NK; pembunuh alami). Kedua sel T dan B ini bertindak berdasarkan kekhususan zat asing seperti Mikroorganisme. Sebagai contoh memproduksi antibodi dan membunuh sel tumor dan menolak cangkok, mereka melindungi tubuh dari infeksi. Sel pembunuh alami juga bekerja pada tumor dan infeksi virus. Limfosit dapat dilihat pada jaringan dan organ limfoid sentral seperti amandel, kelenjar getah bening.[12]

Monosit adalah jenis sel darah putih terbesar dapat bergerak seperti amoeba dan memiliki inti yang bulat atau bulat panjang. Monosit diproduksi pada jaringan limpa dan bersifat fagosit.[11] Monosit berdiameter 12 - 20 mikrometer. Monosit dapat berpindah dari aliran datah ke jaringan. Di dalam jsringan, monosit membesar dan dan bersifat fagosit menjadi makrofah. Makrofag ini bersama neutrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif, dan berumur panjang. Berjumlah sekitar 20% - 30% dari jumlah sel darah putih. Tidak hanya terdapat dalam darah, tetapi juga dalam jaringan limfoid.[10] Fungsi utama dari monosit adalah melaksanakan fagositosis puing seluler dan partikel asing.[9]

Referensi

  1. ^ Purwanto, Edy (2009-02-01). "Korelasi Jumlah Netrofil, Limfosit, dan Monosit dengan Kadar Albumin Urin pada Pasien DM Tipe 2 dengan Mikroalbuminuria". Biomedika. 1 (1). doi:10.23917/biomedika.v1i1.287. ISSN 2541-2582. 
  2. ^ "Perbedaan Antara Granulosit dan Agranulosit". id.mort-sure.com. Diakses tanggal 2020-10-23. 
  3. ^ "Tabel Perbedaan Granulosit dan Agranulosit | Biologi | Sridianti.com". www.sridianti.com. Diakses tanggal 2020-10-23. 
  4. ^ a b "Tony Unandar: Sistem Pertahanan Non-Spesifik, Kata Pakar -Trobos Livestock.com". troboslivestock.com. Diakses tanggal 2020-10-24. 
  5. ^ "Perbedaan Granulosit dan Agranulosit – Perbedaan". perbedaan.budisma.net. Diakses tanggal 2020-10-23. 
  6. ^ Pettit, Michael J.; Beitinger, Thomas L. (1980-02-01). "Thermal Responses of the South American Lungfish, Lepidosiren paradoxa". Copeia. 1980 (1): 130. doi:10.2307/1444143. ISSN 0045-8511. 
  7. ^ "Perbedaan antara Granulosit dan Agranulosit – Hisham.id". hisham.id. Diakses tanggal 2020-10-24. 
  8. ^ "(PDF) Main Difference – Granulocytes vs Agranulocytes Stunning images of cells ­ AAT Bioquest Discover how scientists use immunofluorescence to capture beautiful cell images!". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24.  soft hyphen character di |title= pada posisi 80 (bantuan)
  9. ^ a b "Perbedaan Granulosit dan Agranulosit". perbedaannya.com. Diakses tanggal 2020-10-24. 
  10. ^ a b asjs14 (2013-01-15). "Granulosit dan Agranulosit pada Leukosit". ASJS (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-24. 
  11. ^ a b Hideyasu. "Leukosit bergranula dan Leukosit tidak bergranula". segalaserbaserbi. Diakses tanggal 2020-10-24. 
  12. ^ a b "Perbedaan Antara Limfosit dan Leukosit | 2020". id.bccrwp.org. Diakses tanggal 2020-10-24.