Transportasi rel di Indonesia

tinjauan umum mengenai transportasi berbasis jalan rel di Indonesia
Revisi sejak 18 November 2020 07.10 oleh Tangguh Arya (bicara | kontrib) (Pandangan sejarah: Perbaikan kesalahan ketik)

Sebagian besar dari transportasi rel di Indonesia terdapat di pulau Jawa. Di pulau ini terdapat dua jalur utama yang terbentang sepanjang pulau ini serta beberapa jalur kecil. PT Kereta Api Indonesia adalah perusahaan milik negara yang menjalankan usaha kereta api di Indonesia. Selain itu terdapat juga kereta komuter yang terdapat di daerah sekitar Jakarta dan Surabaya.

Kereta Parahyangan memasuki stasiun Gambir.

Daerah lain yang memiliki jalur kereta api adalah dua bagian di Sumatra. Satu terletak di sekitar Medan dan yang lain terdapat di daerah selatan pulau Sumatra.

Pandangan sejarah

Sebelum 1949

 
Medan, Juni 1950

Selama zaman kolonial Belanda transportasi rel di Indonesia terutama di Pulau Jawa dijalankan oleh pemerintah Belanda, Jerman dan Inggris. Rel kereta api yang pertama dibangun di bagian selatan pulau Jawa oleh Nederlandse Indische Spoorwegen Maatschappij (NISM) (Perusahaan Rel Kereta Api Belanda) pada sekitar tahun 1860.

Jalur kereta api pendek (narrow gauge) dibangun karena membutuhkan biaya yang rendah dan lebih menguntungkan. Rel kereta api ini panjangnya tiga kaki kali enam inci dan menjadi standar di pulau Jawa. Decauville atau rel yang panjangnya dua kaki dibangun sepanjang pabrik gula dan lokomotifnya menggunakan tenaga uap.

Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1864 di Semarang (Kemijen-Tanggung yang berjarak 26 km), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.

Selama penjajahan Jepang sekitar perang dunia dunia, beberapa bagian rel dipindahkan ke Manchuria, untuk memenuhi pasokan kebutuhan Tentara Kwantung disana.

Perkembangan Jalur Kereta Api di Indonesia 1876-1925

Sejak tahun 1876 hingga 1925 telah dibangun jalur rel sebagi berikut [1]

Jalur Pertama 1876

  • Kemijen - Tanggung 26 km (Semarang)

Posisi hingga Tahun 1888

Posisi hingga Tahun 1899

Posisi hingga Tahun 1913

Posisi hingga Tahun 1925

Posisi hingga Tahun 1940

Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.

Kereta Listrik di Indonesia tahun 1925

 
KRL seri 5000 - 5816F eks-Tōkyō Metro Tōzai Line
Berkas:Kereta api indonesia.jpg
Kereta api Argo Wilis melintas di daerah Yogyakarta

Kereta listrik baru dikenal pada tahun 1916 di Amerika Serikat (Milwaukee - Chicago) dan di Indonesia baru dimulai tahun 1921 untuk jalur Batavia/Jakarta - Bogor bahkan sampai Sukabumi. Kemudian direncanakan Jatinegara - Pasar Senen - Tanjung Priok; Tanjung Priok - Jakarta Kota; Kota - Pasar Senan; dan Jakarta Kota - Manggarai - Jatinegara. Selanjutnya Manggarai - Bogor.

Berbagai Lokomotif Uap di Indonesia

Di Indonesia pernah ada lokomotif uap dari berbagai jenis, antara lain:

  • Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol
  • Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham
  • Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester
  • Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester
  • Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D52 Krupp Leipzig

Di Indonesia tidak ada lokomotif super besar sepert Big Boy, Challenger, atau Northern. Namun ada lokomotif bergigi di Ambarawa dan Sumatra Barat,

Kereta Api pada Rel Bergigi di Sumatra Barat dan Ambarawa

Di Indonesia pernah beroperasi kereta api pada rel bergigi di Sumatra Barat dan Ambarawa, yatiu beroperasi di daerah pegunungan dengan kemiringan lintas rel sebesar 6% (lintas kereta umumnya hanya sampai 1% saja). Kini kereta api tersebut masih dioperasikan untuk kepentingan pariwisata di Sumatra Barat dan Ambarawa.

Depo Lokomotif Uap di Madiun

Pada mulanya depo lokomotif uap ada di beberapa stasiun seperti Manggarai Jakarta, Bandung, Purwokerto, Kutoarjo, Pengok (Yogyakarta), Madiun, dan Gubeng (Surabaya), namun sejak pemerintah mengimpor lokomotif diesel, maka Madiun telah ditetapkan menjadi depo lokomotif uap. Sekarang lokasi di Madiun dipakai untuk PT. Industri Kereta Api (PT. INKA).

1949 - Sekarang

Kereta api Indonesia masih menggunakan tenaga uap air hingga saat setelah kemerdekaan. Pada sekitar tahun 1980 banyak kereta api uap yang ditinggalkan menjadi barang museum di Museum Kereta Api Ambarawa atau digunakan di pabrik gula.

Rel kereta api milik perusahaan privat Belanda atau asing lainnya akhirnya dinasionalisasi pada tahun 1971.

Saat ini pemerintah Indonesia mengumumkan rencana baru untuk membangun Rel Kereta Api Trans-Sulawesi pada tahun 2004. Rel kereta api ini direncanakan akan terbentang sepanjang pulau Sulawesi, dimulai dari jarak sepanjang 150 km antara Makassar dan Pare-pare.

Kereta Api Uap terakhir di Indonesia

Pada tahun 1955 Indonesia mengimpor lokomotif uap yang terakhir yaitu model D dari pabrik Krupp Jerman. Lokomotif ini sangat kuat dan dipakai di berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun batu bara. Setelah beroperasi 40 tahun, maka berakhirlah pada tahun 1995 pengoperasian lokomotif uap ini.

Museum Kereta Api

Bagi generasi muda atau para penggemar kereta api uap, yang tidak sempat melihat sendiri pada masa jaya kereta uap tersebut antara tahun-tahun 1875 hingga setelah sekitar tahun 1955, dapat melihat berbagai kereta api uap masa lalu di museum kereta api di seluruh dunia, dan di Indonesia dapat dilihat di Museum Kereta Api Ambarawa, di Museum Kereta Taman Mini Jakarta, atau di Museum Kereta Api Sawahlunto Sumatra Barat.

Infrastruktur

Rel kereta dan kereta api

Pada tahun 2000 sampai sekarang terdapat 6.456 km rel kereta api di Indonesia yang masih aktif. Dan 100 km diantaranya sudah dielektrifikasi untuk daerah Jakarta - Bogor - Tangerang - Bekasi - Serpong. Dan pada tahun 2012 sedang dilaksanakan pembangunan jalur ganda atau double track di seluruh Pulau Jawa.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ GEDENKBOEK, Staatsspoor en Tremwegen in Nederlandsch Indie 1875-1925