Taman Mini Indonesia Indah

taman di Indonesia
(Dialihkan dari Taman Mini)

Taman Mini Indonesia Indah (disingkat TMII; sebelumnya Taman Mini "Indonesia Indah" dengan tanda kutip) merupakan suatu taman hiburan bertemakan kebudayaan Indonesia di Jakarta Timur, DKI Jakarta, yang memiliki area seluas kurang lebih 147 hektare[1] atau 1,47 kilometer persegi. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya yang juga menjadi tempat pertunjukkan multimedia show bernama Tirta Cerita, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater Keong Emas dan Teater Tanah Airku, berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di Jakarta.[2]

Taman Mini Indonesia Indah
Teater Keong Mas yang menjadi ikon dari TMII
SloganJelajah Cerita Indonesia
LokasiJakarta Timur, Indonesia
Koordinat6°18′06″S 106°53′47″E / 6.301763°S 106.896390°E / -6.301763; 106.896390
TemaWisata budaya Indonesia
PemilikInJourney (InJourney Destination Management)
Dibuka20 April 1975; 49 tahun lalu (20 April 1975)
Luas area147 ha (360 ekar)
Wahana
PertunjukanTirta Cerita
Situs webtamanmini.com/taman_jelajah_indonesia/
StatusBeroperasi
Taman Mini Indonesia Indah pada sebuah perangko

Sejarah

sunting
 
Tampak atas Danau Archipelago yang menggambarkan kepulauan Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Ide pembuatan miniatur Indonesia ini bangkit setelah Ibu Negara mendengarkan dan menghayati isi pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan umum DPR GR Tahun 1971. Selain itu, beliau juga sering menyertai Presiden mengunjungi negara-negara sahabat dan melihat objek-objek wisata di luar negeri. Sehingga bangkit gagasan untuk membangun taman rekreasi yang menggambarkan keindahan dan keberagaman Indonesia. Melalui taman rekreasi ini, diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.[2][3] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare.[3] Aslinya topografi TMII agak berbukit karena merupakan danau raksasa yang dikeringkan, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lanskap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.[2]

Sejak pertama kali dibuka, kepemilikan dan pengelolaan TMII berada di bawah Yayasan Harapan Kita, milik keluarga Presiden Soeharto. Per April 2021, kepemilikan TMII diambil alih oleh Kementerian Sekretariat Negara RI.[1][4] Sejak bulan Juli 2021, Kemensetneg menyerahkan kepemilikan TMII kepada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, anak usaha dari perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pariwisata, yakni InJourney.[butuh rujukan]

Pada Januari 2022, TMII mulai direvitalisasi sebagai bentuk persiapan untuk mendukung penyelenggaraan rangkaian acara pendukung KTT G20 Bali 2022 di Jakarta.[5] Meskipun demikian, TMII masih dibuka untuk umum, hingga akhirnya ditutup sementara pada 17 Mei 2022.[6]

Revitalisasi TMII mengangkat konsep "Indonesia Opera", yang didesain oleh tim Urban+. Fokus dari konsep tersebut adalah mengembalikan konsep awal TMII sebagai sinopsis dari kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, dengan melakukan penataan ulang kawasan, agar sesuai dengan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, pengunjung dapat langsung merasakan kemajemukan budaya Indonesia begitu masuk ke dalam TMII.[5] Konsep Indonesia Opera juga memiliki desain yang ramah lingkungan, yaitu terdiri dari 70% ruang hijau dan 30% bangunan — sesuai konsep awal di tahun 1972, sehingga ruang hijau diperluas.[7]

Selain perluasan ruang hijau, TMII telah dibuat menjadi sebuah kawasan rendah emisi, dimana pengunjung sudah tidak dapat mengelilingi kawasan TMII menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi. Sebagai gantinya, pengunjung dapat menggunakan angkutan bebas emisi yang tersedia di dalam kawasan, seperti kereta gantung, Tram Mover Garuda Kencana, dan layanan angkutan keliling (angling).[8]

TMII mulai dibuka untuk umum secara bertahap pada akhir tahun 2022, dan pada tanggal 31 Desember 2022, TMII dipilih sebagai tempat perayaan pergantian tahun tersebut.[butuh rujukan] Pada tanggal 1 September 2023, revitalisasi TMII diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.[9] Revitalisasi tersebut telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun, dengan anggaran tambahan dari InJourney sebesar Rp 200 miliar.[7]

Bagian

sunting

Anjungan Daerah

sunting
 
Tari Jaipongan di Anjungan Jawa Barat TMII.
 
Rumah Gadang di Anjungan Sumatera Barat
 
Provinsi di Indonesia yang memiliki anjungan di TMII:
  Anjungan asli, berdasarkan jumlah provinsi pada saat TMII dibuka (1975)
  Anjungan baru, dibangun setelah periode pemekaran dan pembentukan provinsi-provinsi baru
  Provinsi yang belum memiliki anjungan di TMII

Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 34 provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus, dan berbagai cenderamata.

Sejak tahun 1975 hingga tahun 2000 rancangan asli TMII terdiri atas anjungan rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia, termasuk Timor Timur. Akan tetapi setelah Timor Leste merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 2002, status anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur. Selain itu karena Indonesia terdiri atas 33 provinsi (pada tahun 2004), anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat telah dibangun di sudut Timur Laut TMII, walaupun ukuran dan luas anjungan provinsi baru ini jauh lebih kecil dari anjungan provinsi yang telah dibangun sebelumnya.

Bangunan Keagamaan

sunting

Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia. Bangunan-bangunan keagamaan terdapat di TMII antara lain Masjid Pangeran Diponegoro, Gereja Katolik Santa Catharina, Gereja Protestan Haleluya, Pura Penataran Agung Kertabhumi, Vihara Arya Dwipa Arama, Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa, dan Klenteng Konghucu Kong Miao.

Wahana Rekreasi

sunting
 
Istana Anak-anak Indonesia

Di TMII juga terdapat beberapa wahana rekreasi, yaitu Istana Anak-anak Indonesia, Contemporary Art Gallery, Kereta Gantung, Perahu Angsa Danau Arsipel Indonesia (tutup permanen sejak renovasi TMII pada 2022), Taman Among Putro, Panggung Budaya, Desa Wisata, Taman Legenda Keong Mas, Menara Pandang Saudjana, dan Tirta Cerita Multimedia Show.

  • Contemporary Art Gallery (CAG) adalah sebuah galeri seni kontemporer yang terletak di dekat Museum Indonesia. Tujuan dibuatnya CAG adalah untuk melengkapi karya seni tradisional yang sudah ada di TMII dengan karya seni kontemporer modern. Di dalam gedung ini juga terdapat toko cenderamata (merchandise) resmi dari TMII.[10] Bangunan CAG sebelumnya digunakan sebagai kantor pengelola kawasan TMII.
  • Danau Archipelago terletak di tengah-tengah kawasan TMII yang memiliki pulau-pulau buatan berukuran kecil yang merupakan miniatur menyerupai gugusan kepulauan Indonesia jika dilihat dari atas. Setiap miniatur pulau dihiasi dengan lampu LED warni-warni pada sisi terluarnya. Di danau ini juga terdapat air mancur menari.
    • Tirta Cerita adalah pertunjukan multimedia yang berlokasi di danau archipelago. Pertunjukan tersebut dibuat oleh Sembilan Matahari, Endora Fountain, dan Albeta Sukses Mandiri bekerja sama dengan The Baldy’s Family dan Ronald Steven. Kisah pertunjukan ini menceritakan potongan-potongan cerita rakyat terkenal Indonesia yang dibalut dengan aransemen musik, air mancur menari, layar proyeksi air, dan penampilan 300 drone LED yang membawa pengunjung ke pertunjukan air mancur musikal modern. Kolaborasi antara seni dan teknologi yang tampak apik ini dapat disaksikan dari sebuah amfiteater didepan anjungan Provinsi D.I. Yogyakarta, setiap malam (kecuali pertunjukan drone yang hanya ditampilkan di hari Sabtu dan Minggu) mulai pukul 18.30.[11]
  • Menara Pandang Saudjana adalah sebuah menara observasi yang terletak di sebelah barat danau archipelago. Menara yang dibangun selama revitalisasi TMII pada tahunan 2022 ini, memberikan pemandangan danau archipelago yang lebih luas kepada pengunjung.[12]
 
Kubah Taman Burung.

Di TMII juga terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia. Sepuluh taman tersebut adalah Taman Anggrek, Taman Apotek Hidup, Taman Kaktus, Taman Melati, Taman Bunga Keong Mas (kini menjadi Taman Legenda Keong Mas), Dunia Air Tawar dan Serangga, Taman Bekisar, Taman Burung, dan Taman Budaya Tionghoa Indonesia

Museum

sunting
 
Museum Purna Bhakti Pertiwi adalah sebuah museum yang atapnya berbentuk tumpeng.
 
Museum Indonesia yang berarsitektur Bali.

Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat beberapa museum di TMII, antara lain Museum Indonesia, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Prangko, Museum Pusaka, Museum Transportasi, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Penerangan, Museum Asmat, Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptil, Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu, Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Museum Minyak dan Gas Bumi, Museum Timor Timur, Museum Hakka Indonesia, Museum Bayt Al-Quran dan Istiqlal, Museum Batik, dan Sky World TMII.

Teater

sunting
  • Teater IMAX Keong Emas – Teater ini adalah teater dengan layar berukuran raksasa yang jauh lebih besar daripada layar bioskop ukuran normal. Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film bertemakan lingkungan dan kebudayaan Nusantara sampai film-film box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater IMAX. Film IMAX yang diputar antara lain Indonesia Indah II, Force of Nature, T-Rex, Blue Planet, Arabia, Journey to Mecca, dll. Teater IMAX Keong Mas merupakan bioskop IMAX pertama dan satu-satunya di Indonesia hingga awal tahun 2010-an, sebelum dibukanya sebuah Bioskop IMAX di Gandaria City, Jakarta Selatan. Beberapa film box office yang pernah diputar di sini di antaranya adalah:
  • Teater Tanah Airku

Perpustakaan

sunting

Taman Mini Indonesia Indah juga memiliki perpustakaan dengan fasilitas yang cukup baik. Di sini terdapat ruang koleksi dan ruang baca. Katalog online juga dapat diakses melalui internet. Lokasi perpustakaan ini terdapat di dekat kantor pengelola Taman Mini Indonesia Indah.

Transportasi di dalam kawasan TMII

sunting
 
Salah satu armada mikrobus listrik untuk angkutan keliling pengunjung bersiap untuk menaikan dan mengantarkan pengunujung ke penjuru TMII

Taman Mini Indonesia Indah memiliki beberapa transportasi pengunjung yang salah satunya juga berperan sebagai wahana rekreasi. Transportasi tersebut meliputi:

  • Kereta Gantung, yang memiliki tiga stasiun, yakni:
    • Stasiun A, terletak di dekat Teater IMAX Keong Emas, Sasana Kriya, dan Klenteng Konghucu Kong Miao
    • Stasiun B, terletak di dekat Istana Anak-Anak Indonesia, Anjungan Papua, dan Museum Timor Timur, Taman Burung, dan Science Center
    • Stasiun C, terletak di dekat gedung parkir, Museum Indonesia, dan Panggung Candi Bentar
  • Angkutan Keliling atau angling – Layanan ini menggunakan armada kendaraan mikrobus bertenaga listrik, yang menjangkau seluruh kawasan TMII dan pengunjung yang ingin menaiki layanan angling harus menunggunya di halte bus yang ada di seluruh kawasan. Layanan ini memiliki dua koridor yang berbeda, yakni:[13]
    • Koridor Utara, yang berhenti di halte: Gerbang TIC - Anjungan Aceh - Anjungan Terpadu - Taman Burung - Community Center - Museum Penerangan - Anjungan Jambi
    • Koridor Selatan, yang berhenti di halte: Gerbang TIC - Anjungan Jawa Timur - Anjungan Sulawesi Tenggara - Taman Burung - PP IPTEK - Museum Migas - Museum Transportasi - Fresh Water Aquarium - Taman Legenda Keong Mas
  • Tram Mover Garuda Kencana adalah sistem kereta penggerak orang (people mover) yang dibangun dengan jalur layang dan kini menggunakan tenaga listrik. Sebelumnya, sistem ini menggunakan kereta bertenaga angin (aeromovel).

Selain menggunakan layanan transportasi di atas, pengunjung juga dapat menyewa skuter listrik, mobil golf, atau sepeda.[8]

Bagian yang sudah ditutup dan dibongkar

sunting
  • Kereta Wisata TMII - Jalur keretanya kini sudah dibongkar. Namun ada sisa sisa alat dari Kereta Wisatanya, yaitu Lokomotif TC1011 (dari Trem Cikampek) dan Lokomotif Hijau yang walaupun bentuknya seperti lokomotif uap, lokomotifnya menggunakan mesin diesel.
  • Snowbay Waterpark – Taman air dan kolam renang tersebut ditutup permanen dan dibongkar karena dianggap tidak selaras dengan semangat kebudayaan di TMII. Keberadaan Snowbay hanya menguntungkan kolam renang itu saja.[14] Kini lahan bekas Snowbay telah dijadikan sebagai gedung parkir.[8]
  • Museum Telekomunikasi – Sebelum revitalisasi dimulai, museum ini sudah tampak terbengkalai,[15] sehingga bangunan museum dibongkar dan diubah menjadi Plaza Gajah Mada.[16] Patung Gajah Mada yang menjadi ciri khas Museum Telekomunikasi tetap dipertahankan.
  • Museum Olahraga – Kini menjadi lahan parkir
  • Taman Ria Atmaja Park – Digantikan dengan Panggung Budaya
  • Teater Garuda – Teater ini pernah digunakan sebagai tempat perlombaan Kabaddi pada Pesta Olahraga Asia 2018. Teater Garuda dibongkar untuk pembangunan Panggung Budaya.
  • Teater 4D – Kini menjadi Menara Pandang Saudjana

Logo dan Maskot

sunting
Logo kedua TMII versi Seketariat Negara, digunakan dari tahun 2007 hingga 2023
Versi warna merah dari logo ketiga TMII versi InJourney, digunakan sejak 10 Agustus 2023

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Logo kedua TMII diperkenalkan pada tahun 2007, dengan slogan • pesona indonesia • dibawah tulisan "TMII". Pada 10 Agustus 2023, logo tersebut mengalami perubahan minor dengan corak warna baru yang datar, dan slogannya juga diubah menjadi "Taman Jelajah Indonesia" sejak kepemilikan berpindah ke InJourney melalui PT Taman Wisata Candi (InJourney Destination Management). Slogan tersebut tidak lama kemudian[per kapan?] diubah lagi menjadi "Jelajah Cerita Indonesia".

Maskot TMII berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.[17]

Akses transportasi

sunting

Kawasan TMII memiliki akses dari layanan LRT Jabodebek Lintas Cibubur di Stasiun TMII. Namun, letaknya sekitar 1.5 km dari pintu masuk utama. Pihak pengelola TMII menyediakan layanan bus antar-jemput (shuttle) gratis untuk mengangkut pengunjung dari dan menuju stasiun.[18]

TMII juga dapat dijangkau dengan layanan bus Transjakarta. Untuk layanan BRT, TMII dijangkau dengan koridor 9 (Pinang Ranti–Pluit), rute 9C (Pinang Ranti–Bundaran Senayan), dan rute 9N (Pinang Ranti–Simpang Cawang) di halte Makasar; namun, letak halte tersebut masih jauh dari pintu masuk utama TMII, yakni 1.8 km. Sebagai alternatif, Transjakarta menyediakan layanan pengumpan (feeder) dengan rute 7D (TMII–Tegal Parang) yang berakhiran (terminus) tepat di jalan pintu masuk utama kawasan. Selain itu, Transjakarta juga menyediakan layanan pengumpan Mikrotrans dengan rute JAK-36 (Cilangkap–Cililitan) dan JAK-108 (Kramat Jati–Bambu Apus).

Untuk akses jalan tol, TMII dapat dijangkau melalui Tol Lingkar Luar Jakarta di pintu keluar KM 34 (dari arah Cikunir), serta Jalan Tol Jagorawi di pintu keluar KM 05 (dari arah Bogor) dan KM 04 (dari arah Cawang).

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Sugiarto, Eddy Cahyono (7 April 2021). "Siaran Pers: Kemensetneg Perbaiki Tata Kelola TMII Agar Bermanfaat Optimal Bagi Negara". Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 16 January 2024. 
  2. ^ a b c "History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-31. Diakses tanggal 2011-01-31. 
  3. ^ a b Savitri, Devita (29 Desember 2022). "TMII: Sejarah, Revitalisasi hingga Jadi Tempat Perayaan Puncak Tahun Baru". detikedu. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  4. ^ Nugraheny, Dian Erika (7 April 2021). Meiliana, Diamanty, ed. "TMII Diambil Alih Negara Setelah 44 Tahun Dikelola Yayasan Milik Keluarga Soeharto". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  5. ^ a b Laksono, Muhdany Yusuf (2022-01-19). Alexander, Hilda B., ed. "Revitalisasi TMII Berkonsep Indonesia Opera, Dimulai Januari Ini". Kompas.com. Diakses tanggal 2023-12-21. 
  6. ^ Pradewo, Bintang (17 Mei 2022). "TMII Kembali Ditutup Untuk Revitalisasi". Jawa Pos. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  7. ^ a b Nugraheny, Dian Erika (1 September 2023). Rastika, Icha, ed. "Resmikan Revitalisasi TMII, Jokowi: Masyarakat Sekarang Bisa Nikmati Taman Mini yang Lebih Hijau". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  8. ^ a b c Intan, Putu (28 November 2022). "7 Perubahan TMII Pasca Revitalisasi". detikTravel. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  9. ^ Erwanti, Marlinda Oktavia (1 September 2023). "Jokowi Resmikan Revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah". detiknews. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  10. ^ Itsnaini, Faqihah Muharroroh (7 November 2023). Widyanti, Ni Nyoman Wira, ed. "Contemporary Art Gallery, Wisata Baru di TMII untuk Lihat Pameran Seni". Kompas.com. Diakses tanggal 4 Februari 2024. 
  11. ^ Putrinda, Maria Gabrielle (29 September 2023). "Tirta Cerita, Atraksi Baru di TMII Tampilkan Dongeng Nusantara di Layar Air". beritasatu.com. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  12. ^ Chaniago, Suci Wulandari Putri (23 Maret 2023). Tashandra, Nabila, ed. "Naik Menara Pandang Saujana, Bisa Lihat TMII dari Ketinggian". Kompas.com. Diakses tanggal 3 Februari 2024. 
  13. ^ Oktaviani, Tari (2023-04-28). "Rute Shuttle Bus Keliling di TMII". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  14. ^ Laksono, Muhdany Yusuf (2022-01-20). Alexander, Hilda B., ed. "Mengupas Rencana Revitalisasi TMII Jakarta, Snow Bay Dihilangkan". Kompas.com. Diakses tanggal 2023-12-21. 
  15. ^ Saputra, Ramadhan Rizki (20 Januari 2022). "Wajah Museum di TMII, Kian Terbengkalai Usai Diambil Alih Negara". CNN Indonesia. Diakses tanggal 21 Desember 2023. 
  16. ^ Adristy, Charisma (2022-01-26). "Revitalisasi TMII, Museum Telekomunikasi Dibongkar". Tempo. Diakses tanggal 2023-12-21. 
  17. ^ "Nitra, Maskot Taman Mini Indonesia Indah Jadi Idola Anak-Anak". iNews.ID. 2017-12-22. Diakses tanggal 2020-01-20. 
  18. ^ Diah, Femi (28 Desember 2023). "Cek, Cara ke Taman Mini Naik LRT, Gratis Shuttle Bus, lho". detikTravel. Diakses tanggal 9 Oktober 2024. 

Pranala luar

sunting