Sulawesi dan Dependensinya
Celebes Belanda mengacu pada periode pemerintahan kolonial di pulau Sulawesi sebagai wilayah dagang Vereenigde Oostindische Compagnie sejak 1699[1] sampai awal 1800-an, kemudian menjadi bagian dari Hindia Belanda sampai 1945. Keberadaan Belanda di daerah ini diawali dengan perebutan Sulawesi dari Portugal dan berakhir dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Celebes sekarang disebut Sulawesi. Ibu kota Makassar sering ditulis Macassar, Makassar, Macaçar, Mancaçar, atau Goa, Gowa (tidak sama dengan Goa, ibu kota India Portugal).[2] Nama Ujung Pandang juga pernah digunakan.
Celebes Belanda Celebes (Sulawesi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1699–1945 | |||||||||
Status | Koloni | ||||||||
Ibu kota | Makassar | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Belanda, Melayu, Indonesia | ||||||||
Gubernur Makassar/Gubernur Celebes | |||||||||
Komandan | |||||||||
Era Sejarah | Imperialisme | ||||||||
• Penaklukan Kesultanan Makassar oleh Belanda | 1699 | ||||||||
1945 | |||||||||
Mata uang | Gulden Hindia Belanda | ||||||||
| |||||||||
Sejarah
Sulawesi sebelum masa pemerintahan Belanda merupakan bagian dari Kesultanan Gowa. Pada tahun 1660, armada kapal besar pimpinan Johan van Dam mengebom Makassar. Sejak 1667 sampai seterusnya, VOC berkantor di Fort Rotterdam di pelabuhan Makassar. Benteng ini didirikan tahun 1669.[3] Setelah empat bulan memaksa Sultan Hasanuddin untuk takluk, Perjanjian Bongaya ditandangani pada tanggal 18 November 1667 dan pemerintahan Belanda sah berdiri di daerah itu.[4] Celebes dan Dependensinya ("Celebes en Onderhoorigheden") adalah nama wilayah pemerintahan kolonial ini pada 1847-1924. Tahun 1925, daerah ini menjadi keresidenan Hindia Belanda dan dibagi menjadi beberapa bagian. Ibu kotanya adalah Makassar. Nama Makassar sebelumnya dipakai sebagai nama wilayah pemerintahan kolonial ini.[5][6]
Gubernur
- Johan Sautijn[7] (-1737)
- Adriaan Hendrik Smout (1737-)[8]
- Joan Gideon Loten (1744-1750)
- Roelof Blok
- Charles Christiaan Tromp[9]
- A.J. Quarles de Quarles
- Henri Nicolas Alfred Swart[10]
- J. Grudelbach[11]
- Jan David van Schelle (1821-1825)[12]
- Albert Cornells de Brauw (1855-1857)[13]
- Dirk Francois Schaap (1857-1859)[13]
- Johannis Antonius Bakkers (1865)[13]
- Willem Egbert Kroesen[13]
Pembagian Administratif
- Afdeeling Makassar[14]
- Onderafdeeling Makassar
- Onderafdeeling Pangkadjene
- Onderafdeeling Maros
- Afdeeling Soenggoeminasa
- Onderafdeeling Goa (Soenggoerminasa)
- Onderafdeeling Takalar
- Onderafdeeling Djeneponto
- Afdeeling Bonthain
- Onderafdeeling Bonthain
- Onderafdeeling Boeloekoemba
- Onderafdeeling Sindjai
- Onderafdeeling Saleijer (Benteng)
- Afdeeling Bone
- Onderafdeeling Bone (Watampone)
- Onderafdeeling Noord-Bone (Pampanoea)
- Onderafdeeling Bone
- Onderafdeeling Zuid-Bone (Mare)
- Onderafdeeling Wadjo (Singkang)
- Onderafdeeling Soppeng (Watangsoppeng)
- Afdeeling Pare-Pare
- Onderafdeeling Pare-pare
- Onderafdeeling Pinrang
- Onderafdeeling Sidenreng-Rappang (Rappang)
- Onderafdeeling Enrekang
- Onderafdeeling Barroe (Soempang Binangae)
- Afdeeling Mandar
- Onderafdeeling Madjene
- Onderafdeeling Balangnipasche & Binoeangpasche Benedenlanden
- Onderafdeeling Mamoedjoe
- Onderafdeeling Boven-Binoeang & Pitoe Oelana Salo (Mamasa)
- Afdeeling Loewoe (Palopo)
- Onderafdeeling Palopo
- Onderafdeeling Rante-Pao
- Onderafdeeling Makale
- Onderafdeeling Masamba
- Onderafdeeling Malili
- Onderafdeeling Kolaka
- Afdeeling Boeton & Laiwoei (Baoebaoe)
- Onderafdeeling Boeton (Baoebaoe)
- Onderafdeeling Moena (Raha)
- Onderafdeeling Toekang Besi-elianden
- Onderafdeeling Kendari
Lihat pula
Referensi
- ^ http://www-laep.ced.berkeley.edu/~xingliu/caverlee/MappingIslam/JavaTestRun/data/muslim_expansion_points3.dbf
- ^ http://www.zum.de/whkmla/region/seasia/xmakassar.html
- ^ D. F. Lach, E. J. Van Kley, Asia in the Making of Europe, Volume III: A Century of Advance. Book 3: Southeast Asia. University of Chicago Press, 1993. ISBN 0-226-46754-6
- ^ D. G. E. Hall, A history of South-East Asia. St Martin's Press, New York, 1981. ISBN 0-333-24164-9
- ^ Martinus Nijhoff en E.J. Brill, Encyclopædie van Nederlandsch-Indië. 's-Gravenhage en Leiden, 1917-1939
- ^ Cribb, Robert, Historical Atlas of Indonesia. Richmond Surrey: Curzon Press, 2000. ISBN 0-7007-0985-1
- ^ H. Hägerdal, Hindu rulers, Muslim subjects: Lombok and Bali in the seventeenth and eighteenth centuries. White Lotus Press, 2001. ISBN 974-7534-11-8
- ^ W. Cummings, Makassar Annals. University of Hawaii Press, 2011. ISBN 90-6718-366-0
- ^ A. J. P. Raat, The Life of Governor Joan Gideon Loten (1710 - 1789). A Personal History of a Dutch Virtuoso. Verloren, 2010. ISBN 90-8704-151-9
- ^ http://www.defensie.nl%2Fnimh%2Fcollecties%2Fdocumentatie%2Fcollectie_nederlands_indie%2F&ei=oIkeT_PVLIPi4QTC_uG9Dw&usg=AFQjCNFnoH8Ncy0vxLjA2bBUg1BvqaZeOw&sig2=-0muz-SfYF8TWI3tQTLYPQ
- ^ B. F. Matthes, Boeginesch Heldendicht Op Daeng Kalaboe, Waarin Onder Andere De Dood Van Den Ambtenaar T. Baron Collot D' Escury ... Bezongen Worden: (door Abdoe-r-rasjied.). Nabu Press, 2011. ISBN 1-245-03226-7.
- ^ E. L. Poelinggomangm, Trade policy of the colonial government in Makassar in the 19th century. KPG, 2002. ISBN 979-9023-81-5
- ^ a b c d K. Sutherland, Jaarboekje Celebes. 1864
- ^ Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië, Part 2. 1931.