Bioma

iklim
Revisi sejak 25 Desember 2020 14.06 oleh UcokMN (bicara | kontrib) (Menambahkan teks)

Bioma adalah wilayah yang memiliki sifat geografis atau iklim yang sama yang meliputi komunitas tumbuhan, hewan, organisme tanah, bakteri, dan virus.[1][2] Ruang lingkup bioma mencakup beberapa ekosistem dengan elemen regional yang besar dan berbeda dari biosfer. Suatu bioma ditandai oleh adanya komunitas tumbuhan dan hewan yang khas.[3] Di Bumi, bioma dapat dikelompokkan menjadi tujuh jenis bioma utama, yaitu hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, hutan gugur, tundra, dan taiga. Vegetasi yang terjadi di tiap lingkungan memiliki keunikannya masing-masing. Keunikan vegetasi tumbuhan merupakan bentuk adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan pertumbuhan yang unik.[4]

Jenis

Bioma gurun

Bioma gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia, dan Asia Barat. Ciri-ciri utama dari bioma gurun yaitu curah hujan yang sangat rendah dan penguapan air lebih cepat dibandingkan presipitasi. Curah hujan hanya mampu mencapai 25 cm per tahun. Selain itu, kelembapan udara sangat rendah dan suhu siang hari dan malam hari memiliki perbedaan yang sangat tinggi. Suhu lingkungan pada siang hari dapat mencapai 40oC dan suhu malam hari dapat mencapai 0oC. Sifat tanah pada bioma gurun tidak mampu menyimpan air sehingga sangat tandus.[5]

Di dalam bioma gurun, umumnya tumbuhan bersifat xerofit dan mampu melakukan adaptasi dengan daerah kering. Sedangakn ciri fauna dari bioma gurun adalah binatang berukuran besar. Jenis hewan pada bioma gurun yang aktif sepanjang waktu hanya yang mampu menyimpan cadangan air, misalnya unta. Sedangkan binatang pengerat, reptil, dan seranggga hanya aktif pada pagi hari dan bersembunyi di lubang pada siang hari karena panas terik matahari.[6]

Tumbuhan yang hidup di gurun memiliki duri dan tidak berdaun. Tumbuhan xerofit memiliki permukaan luas yang lebih kecil dari volumenya yang menyebabkan ukuran sel mengecil dan dinding sel menebal. Selain itu, sistem jaringan pembuluh dan stomata bertambah rapat serta jumlah jaringan tiang bertambah, sementara jaringan spons berkurang. Tanaman xerofit juga memiliki akar yang panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam. Tanaman ang timbuh di gurun termasuk tanaman sukulen yang daunnya sering ditutup oleh rambut dan jaringan organnya mampu penyimpan air. Pengecilan ukuran daun merupakan bentuk adaptasi dari tempat yang tandus. Daun yang kecil menyebabkan kecepatan transpirasi menurun sehingga air dalam jaringan spon dapat disimpan lebih lama.[7]

Bioma padang rumput

Bioma padang rumput mencakup daerah tropis sampai dengan daerah yang memiliki iklim sedang. Jenis bioma padang rumput dapat ditemukan di Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, dan Australia. Bioma padang rumput memiliki curah hujannya yang berkisar antara 25–50 cm per tahun. Sedangkan di beberapa daerah lainnya, curah hujannya dapat mencapai 100 cm per tahun. Penurunan tingkatan curah hujan terjadi secara tidak teratur sehingga porositas dan drainase kurang baik. Dampak dari ketidakteraturan curah hujan ini ialah tumbuh-tumbuhan sulit untuk menyerap air.[6]

Pada padang rumput hampir tidak ditemukan pepohonan. Bioma padang rumput hanya terdiri dari tumbuhan terna dan rumput. Tanaman yang tumbuh di bioma adang rumput tumbuh dengan bergantung pada kelembapan. Di padang rumput, vegetasi yang paling banyak ditemukan adalah rerumputan. Di daerah padang rumput yang basah, ukuran rumput yang hidup dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan kacang Sorghastrum. Di daerah padang rumput yang kering, ukuran rumput sangat pendek, misalnya rumput Grama biru dan rumput kerbau. Ketinggian rerumutan dipengaruhi sepenuhnya oleh jumlah curah hujan secara berbanding lurus.[8]

Bioma Sabana

Bioma sabana merupakan padang rumput yang terletak di iklim tropis dan sub-tropis. Selain itu, bioma sabana juga berbentuk hutan dengan beragam tanaman semak, pohon tunggal atau pohon kanopi. Bioma sabana termasuk kawasan lahan terbuka yang ditandai dengan iklim kering, semi kering atau semi-lembap.[9]

Vegetasi sabana akan berubah menjadi semak belukar apabila pembentukannya mengarah ke daerah yang intensitas hujannyamakin rendah. Sebaliknya, vegetasinya akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang intensitas hujannyamakin tinggi.Beberapa jenis vegetasi yang sering ditemukan di sabana,diantaranya: a) tumbuhan berkayu, misalnya Acacia nilotica Lam.(Mimosaceae), Cryptostegia grandilora R. Br. (Apocynaceae),Prosopis spp., Lantana sp., dan Opuntia spp., b) tumbuhan herba,misalnya Chloris sp., Cenchrus ciliaris L. (Poacea), Sporoboluspyramidalis P.Beauv., Parthenium hysterophorus L. (Asteraceae),dan Stylosanthes spp., dan c) berbagai spesies Legum.[10]

Bioma es laut

Bioma es laut merupakan bioma yang terletak di dalam es laut atau di atas air laut beku yang mengapung. Pembentukan biomas es laut merupakan hasil interaksi semua organisme laut dari lautan kutub.[11]

Bioma hutan tropis

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang selalu menerima guyuran hujan sepanjang tahun dengan curah hujan yang tinggi. Hutan tropis terletak di wilayah tropis dalam garis lintang 23,5oLU hingga 23,5oLS. Curah hujan pada hutan tropis dapat mencapai 2000 mm per tahun. Vegetasi tumbuhan di dalam hutan tropis lembab memiliki daun yang lebar dan pohon tinggi yang rapat sehingga terdapat kanopi. Jarak antarpohon sangat dekat dan pohon-pohon memiliki diameter yang lebar sehingga sinar matahari tidak menembus sampai ke lantai hutan. Suasana hutan tropis cukup gelap dan terasa lembab. Hutan tropis menjadi penghasil dari 40% oksigen yang ada di bumi. Selain itu, hutan tropis merupakan penyimpan cadangan karbon dunia.[12]

Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh di hutan tropis yang lembab. Pertumbuhan tanaman didukung oleh sinar matahari yang cukup, air, dan curah hujan yang cukup. Ketinggian pohon-pohon utama di hutan tropis mencapai ketinggian 20–40 meter. Daun pohon selalu hijau, lebar dan lebat. Hutan tropis lembab menjadi habitat bagi sebagian besar flora dan fauna di dunia. Keanekaragaman hayati dan keberagaman fauna di dalam hutan tropis sangat tinggi. Jenis binatang yang umumnya hidup di hutan tropis yaitu mamalia, reptil, burung, amfibi, dan serangga.[13] Di Bumi terdapat tiga zona utama dari hutan tropis yaitu zona Amerika Selatan, zona Asia Tenggara, dan Zona Afrika. Zona Amerika Selatan terbentang dari Veracruz, Karibia, bagian selatan sungai Orinoko dan Basin Amazon, Andes, Ekuador, dan Peru. Zona Asia Tenggara meliputi Indochina, Myanmar, Papua Nugini, barat daya India dan Queensland. Zona Afrika melingkupi Basin Zaire sebagai pusatnya, sedangkan bagian terluarnya mencakup Dahomey hingga ke Sierra Leone (batas selatan) dan Madagaskar (batas barat).[14]

Bioma hutan gugur

Ciri khas bioma hutan gugur yaitu tumbuhannya memiliki daun yang meranggas sewaktu musim dingin. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili. Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut. a. Curah hujan merata sepanjang tahun, yakni berkisar 75 – 100 cm/tahun. b. Bioma ini memiliki 4 musim, yakni musim panas, musim dingin, musim gugur, dan musim semi. c. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Musim panas pada bioma hutan gugur menerima energi radiasi matahari yang cukup tinggi. Demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembapan. Kondisi ini mengakibatkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, namun cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya.[15]

Konsumen yang ada di daerah ini yaitu burung, serangga, bajing, dan racoon (hewan sebangsa luwak/musang). Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang dan suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, cokelat, lalu akhirnya gugur sehingga musim itu disebut musim gugur. Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosintesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Ketika menjelang musim panas, suhu menjadi naik, salju mencair, dan tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.[16]

Hutan gugur memiliki jenis pohon yang relatif sedikit (10 - 20) dan tidak terlalu rapat. Sebagian besar tumbuhannya berdaun lebar, dan mengalami perubahan warna daun menjadi merah keemasan pada musim gugur, selanjutnya menggugurkan daunnya pada musim dingin. Contohnya adalah pohon oak, hickory, maple, poplar, dan sycamore.[17] Vegetasi hutan gugur terdiri atas lima zone. Zone pertama, merupakan kanopi hutan dengan pohon-pohon yang relatif tinggi (60-100 m), yang terdiri atas: oak, beech, maple, chestnut, hickory, elm, basswood, linden walnut, dan sweet gum. Zone kedua, adalah pepohonan yang kecil dan sapling, lebih toleran terhadap kondisi teduh, terdiri atas pohon-pohon usia muda dengan ukuran yang pendek.. Zone ketiga merupakan zone semak, terdiri atas laurel gunung, rhododendrons, azaleas, and huckleberries. Zone keempat adalah zone herba, terdiri atas bunga-bunga liar, lumut dan pakis. Zone kelima, disebut sebagai Ground zone, terdiri atas lichen dan lumut.[18]

Bioma hutan taiga

Bioma ini umumnya terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada. Ciri-ciri bioma hutan taiga adalah sebagai berikut. a. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi. Ketika musim panas suhu begitu tinggi, dan pada musim dingin suhu menjadi sangat rendah. b. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung hingga 6 bulan. c. Flora khasnya yaitu pohon berdaun jarum/pohon konifer. Contoh dari pohon konifer yaitu pinus merkusi (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga adalah rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominannya pohon-pohon konifer sehingga nyaris seragam, dan hutannya disebut dengan hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun meskipun pada musim dingin dengan suhu sangat rendah.[19] d. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi ke daerah tropis jika musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mamalia kecil lainnya berhibernasi pada saat musim dingin.[20]

Taiga termasuk miskin jenis vegetasi, karena kondisinya yang relatif ekstrem, sehingga hanya sedikit jenis tumbuhan yang dapat hidup di lingkungan tersebut. Semak dan tumbuhan basah relatif sedikit. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas jenis konifer, sehingga sering disebut sebagai hutan konifer. Konifer umumnya memiliki tajuk yang mengerucut (sedikit percabangan di bagian atas dan percabangan di bagian bawah melebar ke arah sampan). Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah cemara, aspen, alder, birch, juniper dan spruce.[21]

Bioma tundra

Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga memiliki iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak. Vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil. Ciri-ciri dari bioma ini adalah sebagai berikut. a. Mendapat sedikit energi radiasi matahari sehingga musim dingin sangat panjang, yang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap. b. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, dan pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan. c. Fauna khas bioma tundra adalah musko x (bison berhulu tebal) dan reindeer/caribou (rusa kutub).[20]

Tundra dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu tundra arktik dan tundra alpine, lingkungan tundra ditandai dengan iklim, flora dan fauna yang berbeda. Tundra Arktik merupakan bioma termuda di dunia, terletak di sekitar Kutub Utara, dan meluas ke arah selatan, ke hutan konifer dari taiga. Tundra alpine terletak di atas pegunungan dengan tingkat ketinggian yang relatif tinggi dan dingin di seluruh dunia, salah satunya di Puncak Jaya Wijaya (Papua). Tanah di tundra alpine telah terkuras dan tanpa nutrisi, sehingga sangat sulit bagi pohon untuk ditanam di daerah ini.[22]

Di daerah tundra tidak ada pohon yang tinggi. Kalau ada pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Tumbuhan yang banyak terdapat di daerah ini adalah lumut, terutama spagnum dan lichenes (lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang menyolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek. Ada beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di daerah tundra, di antaranya: 1) pada daerah yang berawa ditumbuhi rumput teki, rumput kapas, dan gundukan gambut, 2) pada daerah cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula, 3) pada daerah yang agak kering ditumbuhi lumut, teki-tekian, tumbuhan Ericeceae, dan beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar, dan 4) pada lereng-lereng batu terdapat lumut kerak dan alga.[22]

Bioma mangrove

Hutan mangrove umumnya banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan pada bioma ini adalah pohon mangrove (Rhizophora sp) sehingga nama lainnya adalah hutan mangrove. Selain pohon mangrove juga ditemukan pohon kayu api (avicennia) dan pohon bogem (bruguiera). Ciri-ciri dari bioma ini adalah sebagai berikut. a. Memiliki kadar garam air dan tanah yang tinggi. b. Kadar oksigen air dan tanah yang rendah. c. Saat air pasang maka lingkungannya menjadi banjir, dan ketika air surut maka lingkungannya pun becek dan berlumpur.[20]

Kondisi kadar garam yang tinggi menyebabkan tumbuhan mangrove ini sulit untuk menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air. Situasi ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut, tumbuhan mangrove mempunyai dedaunan yang tebal dan kaku. Daun ini berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar. Untuk menyesuaikan diri dengan kadar oksigen rendah, tumbuhan mangrove memiliki akar napas yang berfungsi menyerap oksigen langsung dari udara.[23]

Hutan Bakau memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu api (Avicinea) dan Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). Terdapat di daerah tropik dan subtropik pada zona pasang surut di tempat landai pada pantai.[24]

Bioma hutan lumut

Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di pemukaan tanah dan bebatuan, namun lumut pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi, pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hutan ini hampir selalu hujan karena memiliki kelembapan yang tinggi dan suhu rendah sehingga menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.[15]

Bioma hutan musim

hutan musim. Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim adalah pohon-pohonnya yang tahan dari kekeringan dan juga termasuk tumbuhan tropofit. Tumbuhan tropofit adalah tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah, pada saat musim kemarau (kering) dan daunnya meranggas. Sebaliknya, tumbuhan tropofit ini saat musim hujan memiliki daun yang lebat.[25] Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan misalnya hutan jati dan hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan fauna yang banyak ditemukan adalah harimau, rusa, dan babi hutan.[26]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ The World's Biomes, Retrieved August 19, 2008, from University of California Museum of Paleontology
  2. ^ Youle, Merry; Haynes, Matthew; Rohwer, Forest (2012). Scratching the Surface of Biology’s Dark Matter. In: G. Witzany (Ed). Viruses: Essential Agents of Life. Dortrecht, Springer, pp. 61-81.
  3. ^ Aldrian dan Sucahyono S. 2013, hlm. 16.
  4. ^ Jayadi 2015, hlm. 106.
  5. ^ Zid dan Hardi 2018, hlm. 4-5.
  6. ^ a b Zid dan Hardi 2018, hlm. 5.
  7. ^ Jayadi 2015, hlm. 113.
  8. ^ Jayadi 2015, hlm. 111.
  9. ^ Aldrian dan Sucahyono S. 2013, hlm. 137.
  10. ^ Jayadi 2015, hlm. 110.
  11. ^ Aldrian dan Sucahyono S. 2013, hlm. 138.
  12. ^ Subagiyo, dkk. 2019, hlm. 1.
  13. ^ Subagiyo, dkk. 2019, hlm. 1-2.
  14. ^ Jayadi 2015, hlm. 106-107.
  15. ^ a b Zid dan Hardi 2018, hlm. 8.
  16. ^ Zid dan Hardi 2018, hlm. 8-9.
  17. ^ Jayadi 2015, hlm. 115.
  18. ^ Jayadi 2015, hlm. 115-116.
  19. ^ Zid dan Hardi 2018, hlm. 9.
  20. ^ a b c Zid dan Hardi 2018, hlm. 10.
  21. ^ Jayadi 2015, hlm. 117.
  22. ^ a b Jayadi 2015, hlm. 119.
  23. ^ Zid dan Hardi 2018, hlm. 10-11.
  24. ^ Subagiyo, dkk. 2019, hlm. 46.
  25. ^ Zid dan Hardi 2018, hlm. 7.
  26. ^ Zid dan Hardi 2018, hlm. 7-8.

Daftar pustaka

  1. Aldrian, E., dan Sucahyono S., D. (2013). Kamus Istilah Perubahan Iklim (PDF). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 
  2. Jayadi, Edi Muhammad (2015). Ekologi Tumbuhan (PDF). Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. ISBN 978-602-74071-0-7. 
  3. Subagiyo, dkk. (2019). Literasi Hutan Tropis Lembab dan Lingkungannya (PDF). Samarinda: Mulawarman University Press. ISBN 978-623-7480-16-7. 
  4. Zid, M., dan Hardi, O. S. (2018). Biogeografi (PDF). Jakarta Timur: PT Bumi Aksara. ISBN 978-602-444-470-9.