CoronaVac
CoronaVac merupakan kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac.[1] Vaksin ini mengandung virus SARS-CoV-2 inaktif atau dimatikan.[2] Penelitian klinis Tahap III vaksin dimulai pada pertengahan 2020.[3] Saat ini, vaksin sedang diuji klinis Tahap III di Brasil, Chili, Indonesia, dan Turki.
Pada 23 Desember 2020, Institut Butantan Brasil mengatakan bahwa vaksin memiliki efektivitas lebih dari 50 persen pada uji klinis, tetapi perilisan data lengkap ditunda atas permintaan Sinovac. Aksi ini mengundang pertanyaan tentang transparansi terhadap vaksin karena ini merupakan ketiga kalinya penundaan terjadi.[4][5]
Secara terpisah pada 24 Desember, Turki merilis hasil uji klinis Tahap III dari analisis sementara 29 kasus yang menghasilkan tingkat efikasi sebesar 91,25 persen berdasarkan data 7.731 sukarelawan.[5][6]
Penelitian klinis
Pada uji klinis Tahap II yang diselesaikan pada Juli 2020, CoronaVac menunjukkan imunogenisitas dari dosis rendah 3μg menyebabkan serokonversi 92,4%.
Referensi
- ^ Sumartiningtyas, Holy Kartika Nurwigati. 2020. "CoronaVac, Vaksin Corona Sinovac Disebut Aman di Brasil". Kompas. Diakses 27 Des 2020.
- ^ Citradi, Tirta. 2020. "Gagal di Virus SARS, Ini Rahasia Dapur Vaksin Corona Sinovac". CNBC Indonesia. Diakses 27 Des 2020.
- ^ CNN Indonesia. 2020. "Detik-detik Uji Vaksin Covid-19 China di Bandung Hari Ini". CNN Indonesia. Diakses 27 Des 2020.
- ^ Franedya, Roy. 2020. "Vaksin Sinovac Disebut Ampuh Lawan Covid-19". CNBC Indonesia. Diakses 27 Des 2020.
- ^ a b BBC News. 2020. "Covid 19: Turki klaim vaksin Sinovac 91% efektif, pesanan pertama tiga juta dosis segera dikirim". BBC News. Diakses 27 Des 2020.
- ^ Aulia, Luki. 2020. "Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac di Turki Perlihatkan Efektivitas 91,25 Persen". Harian Kompas. Diakses 27 Des 2020.
 | Artikel bertopik kedokteran atau medis ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |