H. Harnojoyo, S.Sos. (lahir 18 September 1967) merupakan Wali Kota Palembang sejak 10 September 2015. Sebelumnya ia bertugas sebagai Plt. Wali Kota Palembang, 9 Desember 2014 - 10 September 2015 [1][2]. menggantikan Romi Herton yang tetap berhalangan secara konstitusi karena terkait kasus suap Hakim Makamah Konstitusi untuk memenangkan pasangan Romi dan Harnojoyo sebagai wali kota Palembang 2013 lalu. Namanya juga tercatat sebagai sekretaris GEMATASTI (Gerakan Pemuda Tanjung Sakti) wilayah Kota Palembang

Harnojoyo
Wali Kota Palembang ke-12
Mulai menjabat
18 September 2018
PresidenJoko Widodo
GubernurAlex Noerdin
Hadi Prabowo (Pj.)
Herman Deru
WakilFitrianti Agustinda
Sebelum
Pendahulu
Akhmad Najib (Pj. Wali Kota)
Pengganti
Petahana
Sebelum
Masa jabatan
10 September 2015 – 21 Juli 2018
(Plt. Wali Kota sejak 9 Desember 2014)
PresidenJoko Widodo
GubernurAlex Noerdin
WakilFitrianti Agustinda
(sejak 31 Agustus 2016)
Sebelum
Pendahulu
Romi Herton
Pengganti
Harobin Mastofa (Plh. Wali Kota)
Wakil Wali Kota Palembang Ke-2
Masa jabatan
21 Juli 2013 – 10 September 2015
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
GubernurAlex Noerdin
Sebelum
Pendahulu
Romi Herton
Pengganti
Fitrianti Agustinda
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir18 September 1967 (umur 56)
Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat
KebangsaanIndonesia
Partai politik Partai Demokrat (2002-sekarang)
Suami/istriHj. Selviana, S.Kom.
PekerjaanPengusaha
Politikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Hidup

Di Desa Sindang Panjang Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat Sumatra Selatan, pada tanggal 18 September 1967[3] lahirlah Harnojoyo kecil, buah hati pasangan H.Sapril dan Hj.Ruhinah. Mereka tinggal di sebuah rumah yang letaknya tidak jauh dari kawasan gunung dempo nan sejuk, hidup mereka cukup sederhana jauh dari kemewahan.

Sikap rendah hati dan tolong menolong telah ia tunjukan saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), saat hari minggu Harnojoyo kecil sering di ajak gotong royong oleh neneknya bersama cucu-cucu yang lain untuk bersih-bersih lingkungan di tempat tinggalnya, selain itu ia juga sering diajak merumput di kebun kopi milik neneknya dan ketika selesai pekerjaan kebiasaan neneknya sering berbagi sama cucu-cucunya, justru Harno kecil tidak pernah mau mengambil upah atau pemberian dari neneknya karena baginya hal tersebut merupakan bagian dari tanggung jawabnya untuk membantu orang tua.

Saat usianya menginjak belasan tahun, kerja keras dan tak kenal lelah telah terlihat dari dirinya, usai lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia memutuskan untuk merantau ke wilayah Lampung guna melanjutkan pendidikannya. SMA YP UNILA Lampung menjadi pilihan dalam memulai suasana baru dalam menempuh pendidikannya, ia sadar bahwa pendidikanlah yang nanti mampu membekalinya untuk hidup mandiri. Tidak hanya itu, ketika lulus SMA ia bertekad kembali melanjutkan pendidikannya ketingkat Universitas, dengan segala keterbatasan ekonomi Harnojoyo Muda mulai berpikir untuk mencari penghasilan tambahan agar dapat meringankan beban orang tuanya, hingga ia memutuskan untuk bekerja di PT. Bank BALI Lampung.

Harnojoyo muda semakin fokus untuk bekerja, pasang surut banyak ia lalui, bahkan ketika pulang kerja (malam hari) ia manfaatkan untuk menjadi sopir taxi di hotel Marcopolo, bahkan ketika hari libur ia juga manfaatkan untuk bekerja, sebagai kernet angkot pun pernah ia jalani, namun pekerjaan sampingan itu tidaklah mengurangi prestasinya di Bank Bali. Semua pekerjaan ia lakukan dengan penuh optimis dalam mewujudkan cita-cita, baginya dalam pekerjaan harus serius dan ikhlas karena bekerja merupakan bagian dari ibadah kepada sang pencipta.

Berbekal sebuah keyakinan dan pengalaman yang dirasakannya dijadikan sebuah semangat untuk menggapai cita-cita agar kelak ia dapat membanggakan keluarganya, menempuh pendidikan di Fakultas Sosial dan Politik Jurusan Administrasi Negara di Universitas Bandar Lampung (UBL) menjadi dasar baginya agar kelak dapat berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat.

Genap berusia 27 Tahun, Harnojoyo memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis pujaannya yang berasal dari daerah yang sama, satu tahun setelah kelahiran anak pertama pada Tahun 1997 Harnojoyo diajak istri tercinta untuk hijrah ke Kota Palembang, ibu kota Provinsi di mana ia berasal.

Ketika di Kota Palembang, Harnojoyo tetap melanjutkan pekerjannya di Bank Bali cabang Palembang. Tidak lama kemudian pada tahun 1998 ia memutuskan untuk keluar dari Bank Bali yang saat itu sudah Sembilan tahun ia geluti. Berbekal pengalamannya yang ia jalani di dunia kerja tersebut, melihat peluang dalam berjualan ayam sangat menjajikan lalu ia memutuskan mencoba berbisnis, dengan restu keluarganya bisnis jualan ayam dirintis mulai dari nol, mulai dari jualan di pasar 16 Ilir Palembang sebagai pedagang ayam kaki lima, hingga menjadi “broker” ayam.

Saat sukses menjalani usahanya, ia pun berpikir untuk mengembangkan usahanya agar dapat bermanfaat bagi orang lain dengan melibatkan saudara dan sahabatnya usaha ayam yang dirintisnya dari nol tersebut mampu berhasil dan sampai saat ini masih di teruskan oleh adiknya. Untuk tetap mengembangkan usahanya hingga lebih besar lagi, Harnojoyo memutuskan terjun ke Dunia politik dengan maksud lebih banyak bergaul dan membangun relasi.

Karier politknya dimulai ketika dirinya masuk sebagai kader Partai Demokrat pada tahun 2003, Partai Demokrat dipilihnya karena dilatari atas kekagumannya pada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keseriusan dan militan sebagai kader, lalu ia dipercaya untuk menjadi ketua DPAC Partai Demokrat Kecamatan Ilir Barat I hingga maju sebagai Calon Legislatif dan akhirnya terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Palembang tahun 2004.

Tidak sampai disitu, karier politiknya kembali meroket saat ia dipercaya memimpin partai Demokrat Kota Palembang periode 2005-2010 dan kembali menjadi Anggota DPRD Kota Palembang pada Pemilihan Legislatif tahun 2009 lalu, berkat kepercayaan rekan-rekannya di Fraksi Demokrat dan Anggota DPRD fraksi lainnya, ia dipilih menjadi Ketua DPRD Kota Palembang periode 2009 – 2014, tidak lama kemudian pada musyawarah daerah Partai Demokrat Kota Palembang ia kembali dipercaya menjadi Ketua DPC Partai Demokrat Kota Palembang untuk kedua kalinya hingga sampai saat ini.

Saat itu sebagai Ketua DPRD dan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Palembang, Harnojoyo tergerak hatinya untuk berbuat lebih banyak lagi untuk Masyarakat, dirinya berkomitmen berjuang demi kesejahteraan Masyarakat Kota Palembang, hal ini didasari pada kecintaannya kepada Ibu Kota Sumatra Selatan tersebut. Dengan demikian Harnojoyo maju pada pemilukada Kota Palembang tahun 2013 sebagai Calon Wakil Wali kota dari Partai Demokrat berpasangan dengan Romi Herton sebagai Calon Wali kota dari Partai PDI Perjuangan hingga terpilih sebagai Wali kota dan Wakil Wali kota Palembang Periode 2013 – 2018.

Dimasa kepemimpinannya Kota Palembang sebagai Kota Metropolitan mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya ialah Adipura Kencana Tahun 2014, Kota Udara Terbersih 2015 hingga Kota layak huni dan lainnya. Harnojoyo juga bertekad dimasa kepemimpinannya dapat berkarya dan memberikan yang terbaik bagi Masyarakat Kota Palembang hingga dapat bermanfaat bagi generasi masa mendatang.

  1. Nama: H. Harnojoyo, S.Sos
  2. Istri: Hj. Selviana Harnojoyo, S.Kom

Anak:

  1. M Arnisto Boling PBM
  2. Revano Magreza PB
  3. Tri Ariska Mardalena
  4. Orang tua: Ayah: H. Syafril
  5. Ibu: Hj. Ruhinah
  6. Mertua: Ayah: Ir. H Amarsein Boling
  7. Ibu: Hj. Harlena

Organisasi:

  1. Ketua IKA TASTI
  2. Ketua DPAC Partai Demokrat Kecamatan Ilir Barat I
  3. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Palembang
  4. Sekertaris Tim Kampanye SBY-JK Kota Palembang
  5. Penasehat Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Palembang

Jabatan:

  1. Anggota DPRD Kota Palembang tahun 2004-2009
  2. Ketua DPRD Kota Palembang tahun 2009 – 2013
  3. Wakil Wali kota Palembang tahun 2013 – 2015
  4. Wali kota Palembang tahun 2015 – sekarang

Referensi