Multimeter

Revisi sejak 25 Januari 2021 21.39 oleh Arsalam Xinthink (bicara | kontrib) (Menambah teks dan referensi)

Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik.[1] Sebutan lain untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan dari satuan Ampere, Volt, dan Ohm.[2] Selain itu, multimeter juga disebut dengan nama multitester.[3] Multimeter terbagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Perbedaan antara multimeter analog dan multimeter digital terletak pada tingkat ketelitian nilai pengukuran yang diperoleh. Multimeter dapat digunakan untuk pengukuran listrik arus searah maupun pengukuran listrik arus bolak-balik.[4]

Multimeter digital

Prinsip kerja

Kumparan putar

Mulitmeter dapat bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar magnet permanen. Pada alat ukur kumparan putar, besaran listrik diubah menjadi gaya gerak pada jarum penunjuk. Prinsip kerja multimeter dengan kumparan putar hanya dapat digunakan pada pengukuran besaran listrik arus searah. Pengubahan besaran listrik menjadi gerakan jarum dilakukan melalui sistem induksi elektromagnetik.[5]

Desain

Multimeter memiliki panel yang terdiri dari jarum penunjuk, skala pengukuran, dan sekrup pengaturan jarum. Jarum petunjuk digunakan sebagai pengarah nilai besaran yang terukur. Skala pengukuran digunakan untuk pembacaan dan perhitungan hasil pengukuran. Skala dibagi berdasarkan jenis besaran listrik yang akan diukur, meliputi skala tegangan, skala arus dan skala resistor. Sedangkan sekrup pengaturan jarum berfungsi sebagai pengatur kedudukan jarum penunjuk. Pengaturan dilakukan dengan memutar sekrup ke arah kiri atau ke arah kanan dengan menggunakan obeng dengan mata datar.[6]

Jenis

Multimeter analog

Multimeter analog adalah multimeter yang menggunakan jarum petunjuk dan skala pengukuran. Prinsip kerja multimeter analog beradasarkan pada kumparan yang terhubung dan tersambung dengan jarum penunjuk. Letak kumparan berada di antara kutub magnet. Pengukuran besaran listrik dengan menggunakan multimeter analog memberikan pembacaan yang tidak stabil karena mengikuti perubahan tegangan listrik yang terjadi setiap saat.[7] Syarat penggunaan multimeter analog ialah jarum penunjuk angka dalam keadaan nol (0) pada layar panel. Posisi jarum ini dipersyaratkan pada saat, kedua probe pada multimeter dihubungkan dan sakelar selektor telah diatur.[8] Jenis pengukuran yang dapat dilakukan oleh multimeter analog sangat beragam. Multimeter analoogdapat digunakan untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, hambatan listrik dan kapasitansi.[9] Komponen multimeter analog juga menggunakan komponen aktif elektronika yang berfungsi sebagai penguat. Jenis multimeter analog yang menggunakan komponen aktif elektronika disebut multimeter elektronik analog.[10]

Multimeter digital

Multimeter digital akan menghasilkan pembacaan berupa angka. Multimeter digital digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti tegangan, kuat arus, dan hambatan listrik. Akurasi pengukuran dengan multimeter digital sangat tinggi. Angka yang ditampilkan sebagai hasil pengukuran dapat memiliki beberapa angka desimal. Kekurangan dari multimeter digital yaitu nilai pengukuran tegangan yang tidak stabil. Cara pemakaian dari multimeter digital sama dengan multimeter analog, hanya saja penggunaan multimeter digital lebih praktis.[11]

Cara pakai

Jarum penunjuk pada multimeter harus diperiksa terlebih dahulu sebelum multimeter digunakan. Posisi jarum penunjuk harus sejajar dengan angka 0 pada nilai yang tertera pada layar pengukuran. Sekrup penyetelan jarum petunjuk harus diputar dengan menggunakan obeng mata datar jika penunjukan jarum tidak tepat di posisi 0.[12] Pengecekan angka 0 hanya dilakukan sesekali sebab pengecekan secara terus-menerus dapat mengakibatkan hubungan pendek di dalam bagian-bagian penyusun dari multimeter.[13] Kondisi multimeter harus dipastikan dalam keadaan standar pemakaian. Standar ini sesuai dengan jenis dan merek dari multimeter. Hasil pengukuran harus sesuai dengan nilai sebenarnya dari besaran listrik yang diukur.[7]

Kegunaan

Dalam teknik listrik, multimeter digunakan untuk mengukur besaran arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik. Pengukuran dilakukan dalam keadaan arus searah maupun arus bolak-balik. Selain itu, multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur nilai dan kualitas kerja dari induktor, kapasitor, dioda, dan transistor. Multimeter juga dapat digunakan untuk menguji hubungan pendek listrik atau hubungan normal pada rangkaian listrik.[7]

Penyetelan ulang komponen motor

Mulitmeter banyak digunakan dalam pengukuran listrik selama kegiatan pembersihan motor bensin. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran arus listrik pada baterai, koil, kabel tegangan tinggi, dan kunci kontak. Jenis multimeter yang digunakan ialah multimeter analog dengan tingkat presisi yang tinggi.[14]

Percobaan di laboratorium

Multimeter digunakan pada laboratorium kimia yang meneliti unsur golongan utama tingkat ke-VII. Percobaan kimia dilakukan dengan mengandalkan peralatan yang terbuat dari logam dan peralatan listrik.[15] Di dalam laboratorium, multimeter disimpan pada ruang alat. Tempat penyimpanan multimeter berupa laci atau lemari khusus yang tertutup dan dapat dibuka secara mudah. Selain itu, lingkungan di dekat penyimpanan selalu bersih dan kering serta diletakkan pada posisi yang serenjang.[16]

Pemeliharaan

Pemeliharaan multimeter diawali dengan tindakan pencegahan dari kerusakan akibat kesalahan pemakaian. Petunjuk dan peringatan pemakaian harus diketahui sebelum multimeter digunakan. Petunjuk pemakaian berisi informasi teknis mengenai data pengukuran, persiapan pemakaian, teknik pengoperasian dan cara-cara pemeliharaan yang benar.[17]

Referensi

  1. ^ Siswanto, J., Susantini, E., dan Jatmiko, B. (2018). Fisika Dasar, Seri: Listrik Arus Searah dan Kemagnetan. Semarang: UPGRIS Press. hlm. 80. ISBN 978-602-5784-14-9. 
  2. ^ Ponto 2018, hlm. 77.
  3. ^ Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2011, hlm. 29.
  4. ^ Faradiba (2020). Metode Pengukuran Fisika (PDF). Jakarta: Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia. hlm. 42. 
  5. ^ Setiyo 2017, hlm. 33-34.
  6. ^ Supriatin, Nurtanto, dan Fawaid 2019, hlm. 16.
  7. ^ a b c Ponto 2018, hlm. 147.
  8. ^ Ponto 2018, hlm. 148.
  9. ^ Setiyo 2017, hlm. 44.
  10. ^ Setiyo 2017, hlm. 45.
  11. ^ Ponto 2018, hlm. 149.
  12. ^ Supriatin, Nurtanto, dan Fawaid 2019, hlm. 31.
  13. ^ Supriatin, Nurtanto, dan Fawaid 2019, hlm. 32.
  14. ^ Supriatin, Nurtanto, dan Fawaid 2019, hlm. 17.
  15. ^ Kancono 2010, hlm. 58.
  16. ^ Kancono 2010, hlm. 50.
  17. ^ Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2011, hlm. 30.

Daftar pustaka

  1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2011). Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Fisika. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 
  2. Kancono (2010). Manajemen Laboratorium IPA (PDF). Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP Unib. ISBN 978-602-8043-16-8. 
  3. Ponto, Hantje (2018). Dasar Teknik Listrik (PDF). Sleman: Deepublish. ISBN 978-623-7022-93-0. 
  4. Supriatin, Nurtanto, dan Fawaid (2019). Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Kompetensi Tune-up Motor Bensin (PDF). Tangerang: Media Edukasi Indonesia. ISBN 978-623-91052-9-7. 

Lihat pula