Burung unta

Spesies burung besar yang tidak bisa terbang
Revisi sejak 4 Februari 2021 21.33 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)
Burung unta
Rentang waktu: Pleistocene–present
Pleistocene hingga sekarang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Struthionidae

Vigors, 1825
Genus:
Struthio
Spesies:
S. camelus
Nama binomial
Struthio camelus

Burung unta merupakan burung terbesar yang masih hidup. Dengan ketinggian hingga 2,5 meter (8 kaki), ia cukup besar seukuran orang dewasa berbadan kecil menunggang mereka dan telah digunakan di sebagian Afrika Utara dan Arab sebagai hewan tunggangan perlombaan. Burung ini tidak dapat terbang dan termasuk dalam kumpulan primitif yang kurang dikenal, yaitu ratit (Palaeognaths). Nama ilmiahnya Struthio camelus.

Burung unta berasal dari sabana dan bagian gurun Afrika di utara dan selatan zona hutan khatulistiwa. Spesies yang terdapat di Timur Tengah, yakni S. c. syriacus, telah lenyap.

Burung unta dibudidayakan di berbagai tempat di dunia untuk diambil bulunya sebagai hiasan. Kulitnya dipakai untuk menghasilkan bahan tekstil dan dagingnya dijual secara komersial.[3]

Menurut kepercayaan rakyat, burung unta terkenal karena menyembunyikan kepala mereka di dalam tanah saat berhadapan dengan bahaya. Perilaku ini tidak pernah dicatat atau dilihat, walaupun burung unta diketahui merendahkan kepala dan leher mereka ke tanah untuk melindungkan diri bila predator mendekat. Apabila terancam, burung unta mampu membuat predatornya luka parah dengan tendangan dari kaki mereka yang kuat itu.

Anggota lain kelompok Palaeognaths termasuk burung rea, emu, kasuari serta burung terbesar yang diketahui tetapi sekarang lenyap, Aepyornis.

Ciri-ciri

Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip.

Burung ini dicirikan dengan leher dan kaki yang panjang, dan dapat berlari hingga kecepatan 70 km per jam[3] dan merupakan yang tercepat di antara burung lainnya.[4]

Burung unta terkenal dengan bersarang secara sosial, di mana beberapa ekor burung betina akan bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu malam. Telur burung unta adalah telur terbesar.

Budi daya burung unta

 
Aksesori dari bulu burung unta, Amsterdam, 1919

Artifak yang ditemukan di Afrika Selatan, berupa hiasan dan tempat minum dari cangkang telur menandakan bahwa setidaknya manusia telah mengenal burung unta sejak 60 ribu tahun yang lalu.[5] Di Jaman Romawi Kuno, burung unta diburu oleh para bangsawan untuk mendapatkan daging dan bulunya sebagai dekorasi. Perburuan terus berlanjut hingga abad ke 19 dan menjadikan burung unta hampir punah.[6]

Budi daya burung unta untuk bulunya dimulai pada abad ke 19 dan pertama kali dilakukan di Afrika Selatan. Peternak burung unta menangkap bayi burung unta dari alam liar, membesarkannya, dan memanen bulunya setiap tujuh atau delapan bulan.[7] Kulit dari burung unta dikatakan sebagai kulit dengan kualitas terbaik.[8] Rasa daging burung unta disebut mirip dengan daging sapi namun dengan kadar lemak dan kolesterol yang lebih rendah, dan kadar kalsium, protein, dan zat besi yang lebih tinggi. Daging burung unta mentah berwarna merah tua atau merah cherry.[9]

Referensi

  1. ^ BirdLife International (2012). "Struthio camelus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013. 
  2. ^ Brands, Sheila (14 August 2008). "Systema Naturae 2000 / Classification, Genus Struthio". Project: The Taxonomicon. Diakses tanggal 4 February 2009. 
  3. ^ a b Davies, S.J.J.F. (2003). "Birds I Tinamous and Ratites to Hoatzins". Dalam Hutchins, Michael. Grzimek's Animal Life Encyclopedia. 8 (edisi ke-2). Farmington Hills, MI: Gale Group. hlm. 99–101. ISBN 0-7876-5784-0. 
  4. ^ Doherty, James G. (March 1974). Natural History. The American Museum of Natural History.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ Texier, P. J.; Porraz, G.; Parkington, J.; Rigaud, J. P.; Poggenpoel, C.; Miller, C.; Tribolo, C.; Cartwright, C.; Coudenneau, A. (2010). "A Howiesons Poort tradition of engraving ostrich eggshell containers dated to 60,000 years ago at Diepkloof Rock Shelter, South Africa" (PDF). PNAS. 107 (14): 6180–6185. doi:10.1073/pnas.0913047107. PMC 2851956 . PMID 20194764. 
  6. ^ Davies, S. J. J. F.; Bertram, B. C. R. (2003). "Ostrich". Dalam Perrins, Christopher. Firefly Encyclopedia of Birds. Buffalo, NY: Firefly Books, Ltd. hlm. 34–37. ISBN 1-55297-777-3. 
  7. ^ "Africa—Cape of Good Hope, Ostrich Farm". World Digital Library. 1910–1920. Diakses tanggal 30 May 2013. 
  8. ^ Best, Brendan (2003). "Ostrich Facts | access". The New Zealand Ostrich Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-02-08. Diakses tanggal 2021-02-04. 
  9. ^ Canadian Ostrich Association (April 2008). "Cooking Tips".