Bolang-baling

variasi makanan khas Indonesia
Revisi sejak 24 Februari 2021 02.20 oleh Squidsushi (bicara | kontrib) (Deskripsi, etimologi dan penambahan beberapa referensi.)


Deskripsi

Bolang-baling adalah sebutan yang umum dipakai di Jawa Tengah terutama Semarang untuk roti goreng berbentuk kubus atau balok, dengan kulit luar renyah berwarna cokelat muda dan diberi taburan gula atau wijen, dan bagian dalam kosong dan mengembang, sehingga tampak seperti bantal kecil. Bentuknya yang seperti bantal membuat kue ini disebut "kue bantal" di daerah Jakarta. Di Semarang, bolang-baling selalu dijual bersama-sama dengan cakwe dan untir-untir di gerobak kaki lima.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; referensi tanpa nama harus memiliki isi[1]

Di Banyumas, kue bolang-baling disebut dengan nama galundeng.[2]

Meskipun sering disebut sebagai kue, sebenarnya bolang-baling adalah sejenis roti yang proses pematangannya dengan cara digoreng.

Etimologi

Sejarah dan asal-usul nama bolang-baling belum diputuskan. Hipotesis pertama, bolang-baling sama dengan kue bantal dan kue bantal dipercaya sebagai adaptasi lokal dari ham chim peng yang dibawa oleh keturunan Tionghoa di Jawa Tengah. Ada yang menduga, proses menggoreng "bolak-balik" beberapa kali supaya adonan mendapatkan panas yang merata dari minyak agar mengembang, berubah menjadi "bolang-baling". [1]

Hipotesis lain, bolang-baling adalah adaptasi dari oliebollen (bentuk jamak dari oliebol) pada masa kolonial Belanda. Pemerintah kolonial Belanda menyisipkan pasar malam pada perayaan Sekaten dan mempersilakan penjual oliebol untuk memperkenalkan kue khas Belanda ini pada penduduk Indonesia saat itu. Susahnya pengucapan kata "oliebollen" bagi lidah orang Jawa membuat oliebollen bergeser menjadi "bolang-baling". Oliebol dan bolang-baling memiliki kemiripan dalam bahan-bahan yang dipakai dan cara pembuatan. Seiring dengan waktu dan bersamaan dengan hilangnya pemakaian bahasa Belanda di Indonesia, hilang pula nama "oliebollen" dari ingatan orang. Yang tersisa hanyalah nama yang sudah berubah sesuai lidah lokal, yaitu "bolang-baling." [3]

Versi Nama

Di daerah Bandung, kue ini disebut dengan odading yang kabarnya adalah kesalahan dengar dari "Oh, dat ding," yaitu Bahasa Belanda untuk "Oh, benda (yang) itu." [4][5] Odading sempat diviralkan oleh Ade Londok saat mempromosikan video berjudul Odading Mang Oleh.[6]

Berikut beragam versi nama:

Sementara di beberapa daerah lain seperti Nganjuk dan Boyolali, kue galundeng adalah nama lain untuk "onde-onde ketawa", yang mana teksturnya lebih merujuk ke kue daripada roti.

Selain ham chim peng, bolang-baling memiliki kemiripan dengan kue Taiwan Shuangbaotai, dari penggunaan 2 lembar adonan roti yang ditumpuk dan taburan wijen manis di salah satu sisi kue.

Referensi

  1. ^ a b "Kue Bolang Baling dan Cakwe, Menu Sarapan Praktis di Semarang". Cendana News. 2020-11-14. Diakses tanggal 2021-02-23. 
  2. ^ wisatafoodhunter (2017-11-13). "Galundeng khas Banyumas". THE FOOD HUNTER (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-23. 
  3. ^ tomi (2021-01-01). "Hubungan antara kue Bolang-baling, Galundeng, Odading dan Oliebollen". KRJogja. Diakses tanggal 2021-02-24. 
  4. ^ "Makin diburu Setelah Viral, Ini asal-usul Kue Odading". Urbanasia. Diakses tanggal 2020-10-03. 
  5. ^ "Asal-usul Nama Kuih Odading Berawal dari Celetukan Orang Belanda". Kompas.com. 2020-09-20. Diakses tanggal 2020-10-03. 
  6. ^ Kautsar, Nurul Diva (17 September 2020). "Mengenal Ade Londok, Pria di Balik Video Viral Odading Kini Jadi Duta Kuliner Jabar". Merdeka. Diakses tanggal 5 Oktober 2020. 
  7. ^ a b c d e f https://food.detik.com/info-kuliner/d-5178029/daftar-nama-lain-odading-di-indonesia-bolang-baling-hingga-kue-bohong (dalam bahasa Indonesia)