Liang Bua
}} Liang Bua merupakan sebuah situs pemukiman di zaman prasejarah yang terletak di Dusun Rampasasa, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Trnggara Timur[1]. Menurut kebahasaan, kata liang memiliki arti "gua" dan bua berarti "sejuk"/"dingin", yang diambil dari bahasa Manggarai. Ukuran Liang Bua mencapai 50 meter untuk panjang, 40 meter untuk lebar, dan 25 meter untuk tinggi[2].
Situs Liang Bua | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
Cagar budaya Indonesia | |
Peringkat | Nasional |
Kategori | Situs |
No. Regnas | CB.1513 |
Lokasi keberadaan | Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur |
No. SK | SK Menteri No.180/M/2018 |
Tanggal SK | 9 Juli 2018 |
Pemilik | Kabupaten Manggarai |
Pengelola | Kabupaten Manggarai |
Koordinat | 8°32′22″S 120°24′58″E / 8.5393487°S 120.4161758°E |
Lokasi situs Liang Bua di Rahong Utara, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. | |
Para arkeolog memulai proyek penggalian pada tahun 1930, tepatnya pada masa kolonial Belanda. Theodor L. Verhoeven, seorang misionaris merangkap arkeolog berkebangsaan Belanda, pada tahun 1950-an sampai 1960-an menunjukkan potensi arkeologi dan paleontologi.[3] Petunjuk ini ditindaklanjuti oleh Puslit Arkenas hingga kini. Hasil penelitian yang dilakukan para arkeolog menyebutkan bahwa usia Liang Bua mencapai 190.000 tahun[2]. Di zaman dahulu diperkirakan Liang Bua mempunyai fungsi sebagai hunian manusia prasejarah dimulai dari zaman Batu (Paleotikum), zaman Batu Madya (Mesolitikum), zaman Batu Muda (Nesolitikum), hingga zaman Logam Awal (Paleometalikum)[2]. Kini, Liang Bua mempunyai fungsi sebagai tempat penelitian oleh para arkeolog baik dari dalam negeri maupun luar negeri[2].
Penemuan yang menarik dari gua ini adalah tengkorak kuno dari manusia Flores (Homo floresiensis)[2]. Di kedalaman enam meter, tengkorak ini berbentuk manusia pendek dengan tinggi badan 100 cm dan berat 25 kilogram, yang berasal dari 18.000 tahun yang lalu. Selain itu, di kedalaman 10,7 meter terdapat penemuan rangka binatang seperti kadal, kura-kura, dan gajah purba[2].
Rujukan dan catatan kaki
- ^ "Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-01-02.
- ^ a b c d e f "Liang Bua Ruteng, Gua Purbakala yang Menyimpan Sejarah". pesona indonesia. Diakses tanggal 2020-01-02.
- ^ For Verhoeven, see: Knepper, Gert M. (2019): Floresmens - Het leven van Theo Verhoeven, missionaris en archeoloog, ISBN 978-9-46-3892476 (Boekscout, Soest, The Netherlands) (= Verhoeven's biography, in Dutch)