Riot Games

pengembang permainan video dari Amerika Serikat

Riot Games, Inc. adalah sebuah badan penyelenggara turnamen olahraga elektronik dan pengembang permainan video Amerika Serikat yang berbasis di Los Angeles bagian barat, California. Perusahaan tersebut dibentuk pada September 2006 oleh teman sekamar University of Southern California Brandon Beck dan Marc Merrill.

Riot Games, Inc.
Subsidier
IndustriIndustri permainan video
Didirikan31 Agustus 2006; 18 tahun lalu (2006-08-31) di Los Angeles, California, AS
Pendiri
  • Brandon Beck
  • Marc Merrill
Kantor pusat,
U.S.
Cabang
24 offices (2018)
Tokoh kunci
  • Brandon Beck (ketua)
  • Marc Merrill (wakil ketua)
  • Nicolo Laurent (ketua jabatan eksekutif)
  • Dylan Jadeja (ketua jabatan keuangan)
  • Scott Gelb (ketua jabatan operasi)
Produk
Karyawan
2,500 (2018)
IndukTencent (2011–sekarang)
Anak usahaRadiant Entertainment
Situs webriotgames.com

Sejarah

Penemu dari Riot Games, Brandon “Ryze” Beck dan Marc “Tryndamere” Merrill menjadi teman ketika menjadi teman sekamar di University of Southern California, dimana keduanya mempelajari bisnis dan memiliki ketertarikan pada video game.[1] Beck dan Merrill mempercayai bahwa teralu banyak pengembang video game yang melompat dari satu game ke game yang lain teralu cepat, dan memikirkan tentang video game yang berjudul Defense of the Ancients yang membuktikan bahwa video game dapat didukung dan dimonetisasi dalam jangka panjang.[1] Mereka juga mendapat inspirasi dari perancang video game Asia yang mengenakan biaya untuk keuntungan tambahan.

Beck dan Merrill mencari dana lewat keluarga dan investor malaikat, lalu berhasil mengumpulkan dana sebesar 1.5 juta dolar AS untuk meluncurkan perusahaan mereka. Riot Games didirikan pada September 2006 dan membuka sebuah kantor di sebuah toko mesin tua di bawah sebuah jembatan bernama Interstate 405 di Santa Monica, California. Orang pertama yang direkrut oleh Riot Games adalah Steve “Guinsoo” Feak, salah satu pengempang awal dari DotA Allstars, sebuah permainan yang dianggap sebagai fondasi dari aliran MOBA. Saat mereka menyempurnakan pembuatan awal League of Legends, mereka menawarkan para investor sebuah perusahaan video game yang berakar pada e-commerce. Merrill mengatakan bahwa mereka mendekati para penerbit yang bingung dengan kurangnya mode single-player dan model bisnis free-to-play. Setelah beberapa putaran pendanaan berjumlah 8 juta dolar AS, termasuk investasi oleh firma modal ventura Benchmark dan FirstMark Capital, serta perusahaan induk asal Tiongkok, Tencent, yang kemudian menjadi distributor dari League of Legends di Tiongkok.

Setelah 6 bulan pengujian beta, Riot Games kemudian merilis League of Legends sebagai game free-to-play pada 27 Oktober 2009. Perancang dan eksekutif game mereka berpartisipasi dalam forum online untuk membuat penyesuaian berdasarkan umpan balik dari para pemainnya. Pada 10 Mei 2010, Riot Games mengumumkan bahwa mereka akan mengambil alih distribusi dan operasi dari game mereka di Eropa; untuk melakukan hal tersebut, Riot Games memindahkan kantor pusat Eropa mereka yang sebelumnya berada di Brighton menjadi di Dublin. Pada Februari 2011, Tencent menginvestasikan 400 juta dolar AS untuk 93 persen saham Riot Games. Tencent membeli 7 persen sisanya pada 16 Desember 2015; harganya tidak disebutkan.

Di tahun 2012, untuk merespon toksisitas dan pelecehan di League of Legends, Riot Games meluncurkan sebuah “tim tingkah laku pemain” yang terdiri dari psikologis untuk melawan pelecehan pada game mereka. Taktik Riot Games untuk mengatasi masalah di League of Legends, termasuk sebuah fungsi obrolan opt-in antara pemain lawan, menginformasikan pemain yang dilarang tentang alasan larangannya, dan membuat sebuah pengadilan para pemain untuk mempertimbangkan larangan, menghasilkan penurunan laporan tingkah laku pelecehan sebanyak 30 persen. Kemanjuran dari hasil tersebut telah dipertanyakan oleh para pemain dan pers gaming. Pada 2013, League of Legends menjadi game PC yang paling banyak dimainkan di dunia. Dari 2014 hingga 2016, angka dari pemain aktif League of Legends bertambah dari 67 juta menjadi lebih dari 100 juta.

Riot Games direlokasi ke gedung baru di atas kampus seluas 8 hektar di West Los Angeles pada 2015. Pada Maret 2016, Riot Games mengakuisisi Radiant Entertainment, sebuah pengembang lain yang pada saat itu sedang mengerjakan Rising Thunder dan Stonehearth. Rising Thunder dibatalkan setelah akuisisi dilakukan, dan tim yang mengerjakan game tersebut dialokasikan untuk sebuah proyek baru. Pada 13 Oktober 2017, Beck dan Merrill mengumumkan bahwa mereka mengembalikan fokus mereka untuk mengembangkan game, bertujuan untuk menciptakan pengalaman baru bagi video game dan para pemain esports. Beck dan Merrill menyerahkan operasi sehari-hari dan keseluruhan manajemen tim League of Legends kepada tiga karyawan lama: Dylan Jadeja, Scott Gelb dan Nicolo Laurent, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO), Chief Technology Officer (CTO) dan presiden. Kemudian, Gelb dan Laurent masing-masing menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Chief Executive Officer (CEO), sementara Beck dan Merrill menjadi ketua Riot Games. Hingga May 2018, Riot Games telah mempekerjakan 2.500 orang, dan mengoperasikan 24 kantor di seluruh dunia.

Pada Oktober 2019, Riot Games mengumumkan beberapa game baru: sebuah versi dari League of Legends untuk perangkat seluler dan konsol yang berjudul League of Legends: Wild Rift, sebuah versi perangkat seluler dari mode Teamfight Tactics di League of Legends yang berdiri sendiri, dan permainan kartu koleksi digital berjudul Legends of Runeterra, dengan ketiganya dijadwalkan untuk peluncuran di tahun 2020. Perusahaan ini juga memperkenalkan beberapa game yang akan dirilis di masa depan – sebuah game tactical shooter berjudul Valorant (yang dinamakan dengan nama kode Project A), Project L, dan Project F – yang belum diberikan detail lengkapnya selain deskripsi dari aliran permainannya.

Pada Desember 2019, Riot Games mengumumkan Riot Forge, sebuah label penerbitan yang dipimpin oleh Leanne Loombe. Label tersebut bermitra dengan studio pengembangan game yang lebih kecil untuk pembuatan game League of Legends, dengan beberapa game jenis ini sedang dalam pengembangan. Dua game dari Riot Forge diumumkan di The Game Awards 2019, yaitu: Ruined King: A League of Legends Story oleh Airship Syndicate, dan Convergence: A League of Legends Story oleh Double Stallion Games. Divisi lain, Riot Tabletop, diumumkan pada Januari 2020, untuk memproduksi permainan meja; permainan mereka pertama berjudul Tellstones: King’s Gambit yang dirilis pada tahun 2020.

Riot mengakuisisi Hypixel Studios pada April 2020, yang telah mereka investasikan selama delapan belas bulan sebelumnya untuk membantu mereka mempublikasikan Hytale, sebuah game sandbox berbasis voxel. Lalu pada bulan yang sama, Riot mengumumkan rencananya untuk mendirikan sebuah kantor di Singapura pada akhir tahun itu. Riot Games Singapura bertujuan untuk mendukung game buatan Riot yang sudah ada dan akan berfokus utama pada pengembangan game-game baru dari perusahaan tersebut. Jason Bunge dipekerjakan sebagai Chief Marketing Officer dari Riot Games pada Oktober 2020.

Esports

Games

Kritik dan kontroversi

Tuduhan atas diskriminasi gender dan pelecehan seskual

Selama paruh pertama dari tahun 2018, Kotaku melakukan pembincangan dengan 28 mantan karyawan dan karyawan yang masih bekerja pada Riot Games. Beberapa orang dari mereka mengaku bahwa karyawan perempuan pada Riot telah didiskriminasi. Sebagai contoh, beberapa mencatat bahwa ide-ide yang berasal dari karyawan perempuan diabaikan sementara ide yang sama dari karyawan laki-laki dengan mudah diterima, dan beberapa karyawan wanita yang sudah siap menjabat untuk jabatan yang lebih senior, hanya ada untuk dilewati oleh karyawan pria baru. Karyawan-karyawan ini mendeskripsikan bahwa lingkungan kerja Riot sebagai “bro culture”. Tuduhan yang lain termasuk menerima foto-foto alat kelamin pria dari rekan kerja dan bos-bos, sebuah email yang mengspekulasikan tentang bagaimana rasanya melakukan penetrasi terhadap seorang karyawan wanita, dan sebuah daftar yang disebar antara anggota staf senior yang berisikan daftar karyawan perempuan yang ingin mereka tiduri. Kotaku berspekulasi bahwa ini datang dari sejarah Riot yang umumnya bergantung kepada pemain game akut baik dalam penjualan produk maupun mempekerjakan untuk pelatihan, yang menyebabkan perusahaan lebih menggungulkan karyawan laki-laki ketimbang yang wanita.

Beberapa karyawan Riot yang didekati oleh Kotaku menegaskan bahwa tuduhan ini tidak benar atau sudah ditangani; sebagai contoh, menurut kepala platform, Oksana Kubushyna, usaha untuk memperbaiki proses perekrutan untuk menjadi lebih beragam dan inklusif terhadap wanita yang sudah dimulai sembilan bulan sebelum artikel itu diterbitkan. Pimpinan komunikasi perusahaan dari Riot Games, Joe Hixson, mengatakan bahwa mereka sudah menganggap masalah itu penting dan tidak sejajar dengan nilai-nilai inti dari Riot. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa semua karyawan Riot harus bertanggung jawab atas lingkungan kerjanya.

Pada minggu berikutnya setelah artikel Kotaku tersebut diterbitkan, beberapa developer baik yang masih bekerja maupun yang sudah tidak, maju untuk menceritakan pengalaman mereka sendiri saat bekerja di Riot, yang termasuk klaim pelecehan seksual dan misgendering. Dalam sebuah pernyataan kepada Gamasutra, Hixson menunjukkan bahwa perusahannya mengambil tindakan atas cerita dan tanggapan yang beredar. Dia menguraikan bahwa, sehubungan dengan klaim perilaku buruk oleh eksekutif tingkat tinggi di Riot, senioritas seorang individu tidak akan berdampak pada proses kedisiplinan. Pada akhir tahun 2018, Riot mengungkapkan bahwa mereka sedang mengimplementasikan 7 “langkah awal” untuk mengubah budaya internal perusahaan sehubungan dengan masalah-masalah yang diangkat pada public, termasuk prioritas “Culture and Diversity & Inclusion Initiative”. Untuk membantu pengimplementasian ini, Riot mempekerjakan Frances X. Frei sebagai penasihat senior untuk keanekagaraman, kepemimpinan, dan strategi.

Sebagai bentuk respons terhadap artikel Kotaku, Riot menawarkan sesi di PAX West pada 2018 untuk calon pengembang video game dengan panel dan sesi tatap muka untuk meninjau resume; sesi hanya diterima untuk perempuan dan orang-orang non-biner. Anggota dari komunitas game Riot mengungkapkan kemarahan atas tidak memasukkan laki-laki ke dalamnya, sementara karyawan Riot membela keputusan tersebut diperlukan untuk memperbaiki sifat lingkungan pengembangan video game yang didominasi oleh laki-laki. Beberapa respon balik terhadap Riot termasuk pelecehan dan ancaman. Sebagai tanggapan, saat penembakan yang terjadi pada turnamen video game di Jacksonville, Florida pada Agustus 2018, Riot berencana untuk meningkatkan keamanan di acara yang akan datang. Dua karyawan dari Riot mencoba untuk menanggapi umpan balik dari acara PAX, yang berujung pada pemecatan kepada seorang dan seorang lagi pergi meninggalkan perusahaan tersebut, Riot menyatakan bahwa pengunduran diri ini terpisah dari Diversity Initiative mereka.

Pada Desember 2018, CEO dari Riot, Nicolo Laurent, mengirimkan sebuah surel kepada semua karyawannya yang menyatakan bahwa setelah dilakukannya penyeledikan internal perusahaan, COO mereka, Scott Gelb, ditangguhkan selama dua bulan tanpa bayaran atas kesalahan di tempat kerja dan akan mengambil kelas pelatihan sebelum dia kembali. Riot menyatakan kepada Kotaku bahwa masih ada kasus lain yang sedang mereka selidiki tetapi tidak melibatkan senior seperti Gelb, dan karenanya tidak akan membahas kasus-kasus ini secara terbuka. Pada Januari 2019, Riot memperbarui nilai-nilai perusahaan mereka pada situsnya, pertama kali semenjak 2012, untuk mencerminkan “bro culture” yang disebutkan dalam laporan Kotaku, dan pada 2019, mereka mempekerjakan Angela Roseboro sebagai kepala petugas keberagaman perusahaan untuk membantu meningkatkan budaya mereka.

Setelah kira-kira tiga bulan berlalu dari cerita Kotaku, satu karyawan yang masih bekerja dan satu mantan karyawan Riot mengajukan gugatan terhadap perusahaan, menyatakan bahwa perusahaan tersebut terlibat dalam diskriminasi gender dalam kaitannya dengan gaji dan posisi mereka, dan bahwa perusahaan tersebut telah menciptakan tempat kerja yang "bermusuhan secara seksual". Gugatan tersebut berpuaya untuk mengkualifikasikannya sebagai gugatan class-action, dan ganti rugi yang akan didasarkan pada gaji yang belum dibayar, kerusakan, dan faktor lain yang akan ditentukan di persidangan. Tiga karyawan lainnya mengikuti dengan tuntutan hukum mereka sendiri terhadap Riot Games di bulan-bulan berikutnya. Riot Games berusaha agar dua gugatan dibatalkan pada April 2019, dengan alasan bahwa dua penggugat wanita dari gugatan ini, ketika dipekerjakan, telah menyetujui arbitrasi pihak ketiga daripada mengambil tindakan pengadilan. Secara internal, beberapa karyawan Riot mengancam akan keluar, sebuah gagasan yang telah ada sejak artikel Kotaku pertama, karena di samping paksaan untuk menggunakan arbitrasi, para karyawan ini merasa Riot belum meningkatkan transparansi prosesnya dan sebaliknya terus mempertahankan Gelb meskipun dia diskors.

Sebuah penyelesaian yang diusulkan dicapai dalam gugatan class-action pada Agustus 2019, yang akan mencakup setidaknya US$10 juta sebagai ganti rugi bagi perempuan yang telah dipekerjakan di Riot Games selama lima tahun sebelumnya. Perwakilan kelas mengindikasikan bahwa mereka pikir itu akan mengarah pada perubahan, sementara Riot mengatakan bahwa ada masalah lain yang tidak tercakup dalam gugatan, dan bahwa mereka juga bermaksud untuk menyelesaikan masalah yang tidak diakui.

Departemen Pekerjaan dan Perumahan yang Adil (DFEH) California telah menyelidiki klaim diskriminasi gender di Riot Games sejak Oktober 2018. Pada Juni 2019, DFEH mengumumkan bahwa Riot telah membantah memberikan mereka dokumen yang diminta dan sedang mengupayakan tindakan untuk memaksa mendapatkan dokumen-dokumen ini, meskipun Riot menanggapi dengan mengatakan bahwa mereka memenuhi semua permintaan DFEH. Atas kabar penyelesaian tersebut, Departemen mengajukan pengaduan ke pengadilan yang menyatakan bahwa mereka yakin penyelesaian tersebut terlalu rendah, memperkirakan bahwa gugatan berpotensi bernilai hingga US$400 juta. Divisi Penegakan Standar Tenaga Kerja negara bagian juga mengajukan pengaduan, percaya penyelesaian tersebut akan membebaskan Riot dari kewajiban tenaga kerja yang telah diangkat oleh gugatan tersebut. Kedua pengaduan tersebut mendesak pengadilan untuk menolak penyelesaian yang diusulkan. Riot menolak nilai DFEH yang lebih besar untuk gugatan tersebut, dan menolak tuduhan yang diajukan oleh DFEH bahwa mereka telah berkolusi dengan pengacara kelas untuk mengurangi jumlah yang akan mereka bayarkan melalui penyelesaian.

Sebagai hasil dari temuan negara bahwa persyaratan penyelesaian seharusnya dihargai lebih tinggi, kelompok tersebut menarik penyelesaian yang diusulkan sebesar US$10 juta dan mencabut penasihat hukum aslinya, membawa pengacara baru yang telah terlibat dalam tuntutan hukum sebelumnya terkait dengan Me Too Movement pada Februari 2020. Sebagai tanggapan, Riot mengatakan mereka menemukan angka US$10 juta "adil dan memadai dalam keadaan" setelah analisis, tetapi tetap berkomitmen untuk mencapai resolusi.

Riot dan Laurent digugat oleh mantan asisten Laurent pada Januari 2021 atas tuduhan diskriminasi seksual, termasuk bahasa yang tidak pantas dan penganiayaan tenaga kerja. Riot membuka penyelidikan oleh tiga anggota dewan direksi, termasuk Profesor Youngme Moon dari Harvard Business School, terhadap perilaku Laurent sebagai tanggapan atas gugatan tersebut. Mereka melaporkan pada Maret 2021 bahwa "Kami menyimpulkan bahwa tidak ada bukti bahwa Laurent melecehkan, mendiskriminasi, atau membalas dendam terhadap penggugat. Oleh karena itu, kami telah mencapai kesimpulan bahwa, saat ini ... tidak ada tindakan yang harus diambil terhadap Laurent.”

Alienware yang mensponsori acara esports League of Legends Riot, mengakhiri kemitraannya dengan Riot setahun lebih awal dari masa kontrak mereka pada Maret 2021 karena proses pengadilan yang sedang berlangsung atas tuduhan pelecehan seksual.

Proses pengadilan

Catatan

Referensi

  1. ^ a b Kollar, Phil (September 13, 2016). "The past, present and future of League of Legends studio Riot Games". Polygon. Archived from the original on June 12, 2018. Retrieved June 25, 2018.

Bacaan tambahan

Pranala luar