Marissa Haque

pemeran perempuan asal Indonesia (1962-2024)

Templat:Infobox artis indonesia Marissa Grace Haque (lahir 15 Oktober 1962) adalah seorang Aktris senior, sutradara Film dan TV, produser film dan TV, Konsultan Hukum, Dosen Tamu diberbagai universitas negeri dan swasta, Guru Pendidikan Khusus Tunarungu, dan Politikus terkenal Indonesia. Dia menikah dengan Penyanyi Rock Indonesia, Pencipta Lagu, Pengembang Perumahan (Land Developer), dan Politisi dari PAN (Partai Amanat Nasional) Ikang Fawzi (Ahmad Zulficar Fawzi), dan dikaruniai dua orang anak perempuan. Ia adalah kakak kandung dari Soraya Haque, seorang Produser Program TV dan Presenter terkenal Indonesia. Juga Shahnaz Haque, Duta ILO (International Labor Organizations) sebuah badan independen dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia, seorang presenter dan juga penyiar radio terkenal Indonesia.

Karier politiknya langsung melesat ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan terpilih sebagai anggota DPR-RI pada tahun 2004. Sebagai pendatang baru dikancah perpolitikan Indonesia, Marissa Haque yang saat itu masih bersekolah di Ohio, Amerika Serikat berhasil muncul kepermukaan jagad politik Indonesia. Keberhasilan mendulang suara Marissa diwilayah ini sangat signifikan. Sebagai kader baru partai banteng bermoncong putih tersebut, Marissa berhasil mendapatkan suara terbanyak ke 5 di daerah pemilihan Jabar 2 (Kabupaten Bandung) melebihi jumlah suara yang berhasil diperoleh Taufik Kiemas suami dari mantan Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri. Suara terbanyak pertama sampai dengan ke empat diperoleh oleh para politisi senior dari partai Golkar semisal Paskah Suzeta, Ade Komaruddin, Ferry Mursidanbaldan, dan sebagainya.

Marissa yang tidak pernah meninggalkan PDIP, pada awal januari 2007 kemudian dipecat keanggotaannya oleh Megawati Soekarnoputri karena ia menolak keputusan yang telah ditetapkan partainya yaitu mendukung Ratu Atut Chosiyah , SE binti Prof. Dr. Tb. Chasan Sochib menjadi Calon Gubernur Banten 2007 - 2012. Pertimabngan matang Marissa saat itu adalah karena ia tidak mau mendukung calon yang diduga bermasalah berat dengan kasus pidana korupsi di Banten sesuai dengan laporan berturut-turut BPK tahun 2005 dan 2006, sekaligus juga mendapatkan ijazah aspal (asli tapi palsu) S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur, Kalimalang, Jakarta Timur. Ia menegaskan bahwa tanggung jawabnya hanyalah kepada Allah SWT semata. Marissa tidak takut kepada manusia manapun juga yang sekedar mengancamnya dengan mencabut kedudukan dikursi empuk DPR RI dan yang mengajaknya berkolaborasi dalam kejahatan atas nama rakyat.

Marissa lalu mendapatkan momentum tepat disaat koalisi PPP dan PAN melalui kuasa ahli political marketing mereka Saiful Mujani, PhD dari LSI (Lembaga Survey Indonesia) memintanya resmi untuk mendampingi H. Triana Syam’un seorang pengusaha kaya mitra Grup Bakrie and Brothers untuk menjadi Calon Wakil Gubernur. Disaat itu keyakinan Saiful Mujani, PPP dan PAN Banten sangat tinggi begitu hasil simulasi yang mereka peroleh menunjukkan capaian angka signifikan atas kemungkinan dimenangkannya Pilkada Banten 2006 tersebut oleh Marissa Haque dan siapapun pasangan yang akan menjadi pendampingnya.

Akhirnya, dalam Pilkada Banten 2006 yang lalu, resmi di didukung PKS dan PSI Marissa sebagai kandidat Wakil Gubernur berjodoh mendampingi Dr. H. Zulkiflimansyah, SE, MSc seorang pakar Ekonomi Makro lulusan Stratchclyde University, Inggris. Langkah pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ini dianggap bertentangan dengan kebijakan resmi PDIP. Surat izin resmi Marissa kepada Megawati Soekarnoputri dan Taufik Kiemas suaminya, serta sebagian besar elit partai PDI Perjuangan menolak rencana Marissa tersebut. Panda Nababan dan Pramono Anung dimotori oleh Tjahjo Kumolo kemudian secara resmi menyatakan kepada seluruh media di Indonesia bahwa jika Marissa tetap pada pendiriannya, maka ia akan diberhentikan sebagai kader PDI Perjuangan maupun keanggotaannya di DPRI RI. Disaat yang bersamaan secara resmi pula Panda Nababan dari Fraksi PDI Perjuangan kemudian mengumumkan dukungan penuh partai kepada seorang kader murni Partai Golkar Penjabat Gubernur Banten (Plt / Pelaksana Tugas / Care Taker) Provinsi Banten bernama Ratu Atut Chosiyah, SE.

Maka secara resmi, semenjak 5 Januari 2007, Marissa bukan lagi sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan. Marissa tidak berpartai selama hampir setahun. Jika pada akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan 1 dari 7 partai yang melamarnya didalam setahun itu, Marissa mengatakan bahwa ia meminta pada Allah SWT untuk membantunya memilih partai untuknya bergabung sampai meninggal dunia. Pasca 40 hari berpuasa, jawaban diperolehnya ketika sebuah dering telepon mengahmpirinya dari Ustad Sa’adun seorang anggota DPR RI rekannya dari Fraksi PPP.

Karenanya Marissa mengatakan, bahwa ia merasa ada ketetapan hati didalam melangkah menuju masa depan bersama PPP. Karena Alalh SWT memberikan PPP untuknya sebagai kendaraan membela rakyat Indonesia. Posisi Marissa dari Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI digantikan oleh Wila Chandrawila Supriadi yang berasal dari Dapil (Daerah Pemilihan) yang sama di Jabar 2 (Kabupaten Bandung) namun dari urutan caleg (calon legislatif) dari nomor urut 7. Diwilayah Jabar 2 pada Pemilihan Legislatif 2004, Marissa berhasil memperoleh suara terbanyak ke 5 setalah 4 orang kader senior dari Partai Golkar. Perolehan suara Marissa pada Pemilihan Legislatif 2004 berada jauh diatas perolehan suara suami Megawati Soekarnoputri yaitu Taufik Kiemas yang berangkat dengan nomor urut 1 dari Jabar 2. Marissa bertarung dengan nomor urut 2 dari Jabar 2 (Kabupaten Bandung) tersebut. Dibawah Marissa terdapat beberapa nama senior aktivis PDI Perjuangan lainnya semisal Jend TNI (Purn) Adang Ruchiatna smpai dengan urutan ke 7 Wila Chandrawila Supriadi.

Perolehan suara terbanyak Marissa menyumbangkan keberhasilan kepada Taufik Kiemas suami Megawati Soekarnoputri, sehingga keduanya pada 2004 berhasil menembus kursi DPR RI di Senayan. Walau pada Pilkada Banten 2006 yang lalu Marissa telah dikalahkan secara tidak jujur, sampai dengan hari ini ia belum menyatakan menyerah. Ia masih berjuang untuk menjujurkan keadilan serta membingkai politik dengan hukum, atas seluruh kejanggalan kejahatan (banalisasi) pada Pilkada Banten 2006 lalu. Sampai dengan hari ini, Marissa masih dengan rajin menjalani ke 3 buah gugatannya di 3 peradilan Indonesia. Marissa sedang menguji ulang keabsahan formil dan materil seluruh UU Pilkada yang ada, dan iapun tidak bersedia mengikuti ’dugaan’ jebakan UU yang diberikan oleh pemerintah selama ini. Ia menyakini, bahwa setiap sengketa Pilkada tidak sekedar terkait dengan jumlah suara semata. Marissa menemukan 3 macam bentuk kejahatan baru Pilkada diseluruh Indonesia yang ternyata memiliki desain pola kejahatan politik hukum yang sama. Dan pola sebaran yang additemukannya terjadi merata dihampir seluruh wilayah lain Indonesia. Semisal keruwetan sengketa Pilkada Sulawesi selatan, Pilkada Maluku Utara, Pikada Kalimantan Timur, dll.

Kegiatan lain Marissa adalah menjadi Duta Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) yang populasinya tinggal 50-60 ekor diderah Ujung Kulon, Pandeglang, Provinsi Banten. Ia sangat aktif menyebarluaskan informasi pelestarian badak cula satu ini bersama lembaga dunia WWF. Dari kegiatan penyelamatan badak itu, ia kemudian mempelajari seluk-beluk ilmu hukum dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di PSL-IPB, Bogor. Pada bulan Oktober 2008 ini, Marissa berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian pendidikan S3 nya dan mendapatkan gelar Doktor.

Bersama alumni IPB lainnya dan beberapa wartawan Lingkungan Hidup Marissa kemudian turut mendirikan Yayasan Daun yang bergerak didalam hal menyuarakan pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian hidup dalam konsep sustainable development (pembangunan berkelanjutan). Marissa juga tercatat sebagai mahasiswi Pasca Sarjana FEB (Fakultas Ekonomi-Bisnis) – UGM (universitas Gajah Mada), Jakarta-Yogyakarta. Bersama Ikang Fawzi suaminya yang mengambil bidang berbeda Startegic Management, Marissa mengambil jurusan Human Resource and Organizations. Lebih jauh, Marissa adalah alumni Fakultas Linguistik Terapan Bahasa Inggris Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta. Ia adalah seorang speech therpist (ahli kewicaraan) dengan kekhususan anak-anak tunarungu. Sebuah universitas di Jakarta mengajaknya membimbing para tunarungu dengan metode the American Sign Language. Dan lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta dengan jurusan Perdata.

Beberapa jaringan radio di Jakarta dan Kota bandung juga telah meminta Marissa untuk memiliki program siaran. Bila benar terjadi, maka Marissa akan menjadi orang kedua yang bergerak diruang siaran radio setelah adik bungsunya Shahnaz yang alumni Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, UI (Universitas Indonesia) berhasil terlebih dahulu terkenal di Radio Delta dalam program Indonesia Siesta berpusat di Jakarta dengan luas jaringan seluruh Indonesia

Keluarga

Menikah dengan Drs. Ahmad Zulfikar Fawzi (Ikang Fawzi) dan dianugerahi dua orang putri, yaitu Isabella Muliawati Fawzi (Bella) dan Marsha Chikita Fawzi (Kiki)

   Pendidikan Ikang Fawzi
   # S2, Magister Management dari, Universitas Gajah Mada, FE-B (Fakultas Ekonomi & Bisnis),  jurusan: Strategic Management, status: sedang kuliah. 
   # S1, Universitas Indonesia, FISIP (Fakultas Ilmu Sosial & Politik), jurusan: Business, status: LULUS 
   # SMUN 3, Jakarta, status: LULUS 

   Pendidikan anak-anak
   # Isabella Muliawati Fawzi (Bella), Semester 7 di UI (Universitas Indonesia), jurusan: Sastra Inggris 
   # Marsha Chikita Fawzi (Kiki), Trimester 5 di MMU (Malaysian Multimedia University) milik DR. Mahathir Mohammad, jurusan: Design Graphics


Pendidikan

Profesi

Aktris, model, politikus, sutradara dan penulis skenario film. Ia juga aktif menulis di media dan sebagai pengacara non-ligitasi, Direktur Utama PT SAI (Saya Anak Indonesia) Films, Direktur Eksekutif e-Gov Institute di Jakarta dan Surabaya, juru bicara dari Ristra Beauty Clinic and Cosmetics, Duta Lingkungan Hidup dari KLH, Duta WWF untuk Badak Cula Satu, dan Duta KB Mandiri dari BKKBN.

Fesyen dan iklan (1979-sekarang)

Marissa pernah menjadi model untuk berbagai perusahaan nasional dan internasional, badan-badan pemerintah Indonesia. Hingga kini ia pernah tampil untuk lebih dari 150 produk perusahaan dan badan.

Film

Opera sabun

Produser

Iklan TV

dan sebagai sutradara film, penulis naskah dan produser untuk SAI (Saya Anak Indonesia) Film Productions

Video klip

Film dokumenter

Skenario film

  • Bali Enigma” 2003

Buku

Artikel dan esai

Di berbagai majalah, tabloid, koran, dengan topik ibu dan anak, keluarga dan masyarakat, agama, film, seni dan ilmu pengetahuan, perempuan dan politik di The Jakarta Post, Pikiran Rakyat Bandung, Wanita Indonesia, Femina, Noor

Grant

  • 2002, Federal Assistance Award (AS), untuk mengadakan program pertukaran dengan Indonesia, untuk membuat 7-10 film sepanjang 1 menit tentang “Teaching Tolerance” untuk iklan masyarakat, disiarkan di sejumlah televisi swasta dan umum pada awal 2003
  • 2001, OGS Scholarship dari Universias Ohio untuk memperoleh gelar MFA di Sekolah Film
  • 1997, Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (DEPNAKER RI), untuk membuat 27 film tentang TKW Indonesia di Arab Saudi
  • 1992, Indomobil Grant untuk membuat 12 opera sabun dengan sejumlah mobil baru produksi perusahaan ini
  • 1990, Dewan Pariwisata Sumatera Utara untuk membuat film di Medan dan Amsterdam, Belanda

Penghargaan

  • 1995, penghargaan Aktirs Terpopuler Kedua oleh Frank Small Associate Research Centre
  • 1994, “Salah Asoehan” sebagai produser dan penuluis skenario, memperoleh tiga penghargaan dalam Festival Sinetron Indonesia
  • 1993, penghargaan sebagai Aktris Terpopuler Indonesia ketiga oleh SCTV, Drama TV Terbaik, Sinematografi Terbaik, Pengarah Seni Terbaik. Juga dinominasikan untuk Sutradara Terbaik, Ilustrator Musik Terbaik, Editor Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik
  • 1992, “Perempuan Perempuan”, nominasi untuk seri drama terbaik dalam Festival Sinetron I
  • 1991, “Yang Tercinta”, nominasi untuk film terbaik dalam FFI
  • 1990, terpilih sebagai Aktris Terpopuler Indonesia Kedua oleh Majalah "Popular"
  • 1987, penghargaan sebagai “Aktris Terbaik” dalam film “Matahari Matahari” pada Festival Film Asia-Pasifik ke-62 di Taipei-Taiwan.
  • 1986, “Biarkan Bulan Itu”, nominiasi untuk Aktris Terbaik pada FFI
  • 1986, terpilih sebagai Aktris Terpopuler Indonesia kedua oleh Majalah "Gadis"
  • 1985, penghargaan “Aktris Pendukung Terbaik” dalam film “Tinggal Landas Buat Kekasih” di FFI 1985, nominasi sebagai “Aktirs Pendukung Terbaik” dalam film “Serpihan Mutiara Retak” di FFI
  • 1985, terpilih sebagai Aktris Terpopuler Indonesia kedua oleh Majalah "Gadis"
  • 1984, terpilih sebagai Aktris Terpopuler Indonesia kedua oleh Majalah "Gadis"
  • 1983, terpilih sebagai Aktris Terpopuler Indonesia kedua oleh Majalah "Gadis"
  • 1983, terpilih sebagai "Ratu Toyota Astra Motor” dari semua model di Asia Tenggara
  • 1982, terpilih sebagai Aktris Terpopuler Indonesia kedua oleh Majalah "Gadis"

Diskografi

Mitra luar negeri

  • Membantu RTL channel 4, Netherlands Television Network untuk meliput Pemilu di Jakarta, disiarkan langsung lewat Satelit Palapa, 1992

Organisasi

Templat:Kotak suksesi anggota DPR

Pranala luar