Suku Lampung

kelompok etnik pribumi yang berasal dari Lampung
Revisi sejak 26 Maret 2021 01.50 oleh Sejambak (bicara | kontrib) (Lihat Pula: Penambahan Konten Pengawasan)

Suku/Etnis Lampung yang biasa disebut (Ulun Lampung) secara tradisional geografis merupakan salah satu rumpun dari masyarakat melayu yang berdiam di pulau Sumatera bagian paling selatan. Yakni seluruh provinsi Lampung, sebagian provinsi Sumatra Selatan bagian selatan dan tengah seperti daerah Martapura, Muaradua di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di Kabupaten Ogan Komering Ilir, juga didaerah Merpas Nasal Kaur di sebelah selatan Bengkulu, serta didaerah Cikoneng di pantai barat Banten. Suku Lampung juga memiliki sub-suku yaitu Suku Komering dan Suku Daya di Sumatra Selatan.

Suku Lampung

Ulun Lampung
Pengantin dari suku Lampung. Kedua Mempelai merupakan Pengantin dari Suku Lampung Marga Bunga Mayang Sungkay. Siger adalah Mahkota Wanita Pengantin Suku Lampung yang sangat umum digunakan.
Daerah dengan populasi signifikan
Lampung2.028.190
Jawa Barat92.862
Banten64.803
Jakarta45.215
Sumatra Selatan44.983
Bahasa
Bahasa Lampung
Agama
Islam
Kelompok etnik terkait
Suku Palembang
Suku Melayu
Suku Komering

Sejarah

Sebagaimana asal-usul masyarakat etnis Indonesia yang lain. Etnis Lampung merupakan bagian dari bangsa Austronesia yang leluhurnya diperkirakan berasal dari kepulauan Formosa yang bermigrasi ke Kepulauan Filipina, Sulawesi, Kalimantan dan kemudian berakhir di Selatan Sumatera. Dalam studi bahasa yang pernah dilakukan, Etnis Lampung memiliki akar kesamaan bahasa dengan masyarakat tradisional Puyuma di kepulauan Formosa.

Beberapa catatan sejarah dari Tiongkok menuliskan, bahwa pada abad ke VII masyarakat telah membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang disebut To-Lang Po-Hwang, To berarti orang dan Lang-Po-Hwang adalah Lampung. Menunjukan bukti bahwa telah datang kenegeri Tiongkok, utusan dari masyarakat Lampung pada abad ke VII.

Dalam kronik Taiping Huanyu Ji yang ditulis oleh Yue-Shi dari abad ke X, lebih jelas lagi disebutkan nama-nama negeri di kawasan Nan-hai (Laut Selatan), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut satu kali. Tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini telah mengirim utusan ke negeri Tiongkok pada tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466.

Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang, Lampung. Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Tulangbawang, meskipun anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Tiongkok.

Adat-istiadat

Masyarakat Adat Lampung terdiri atas dua sistem Pemerintahan Adat yakni Masyarakat Adat Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir) dan Masyarakat Adat Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman). Dengan penjelasan sebagai berikut:

Masyarakat Adat Lampung Saibatin

Masyarakat Adat Saibatin sering kali juga dinamakan Masyarakat Adat Lampung Peminggir (Pesisir). Karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung. Beberapa kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan adat Saibatin antara lain: Bandar Lima Way Lima, Bandar Enom Semaka, Paksi Pak Sekala Brak, Melinting Tiyuh Pitu, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Pitu Kepuhyangan Komering, Telu Marga Ranau dan Cikoneng Pak Pekon

Masyarakat adat Lampung Punyimbang

Masyarakat Adat Lampung Punyimbang atau yang sering kali juga dinamakan Masyarakat Adat Lampung Pepadun berdiam didaerah pedalaman Lampung. Beberapa kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan adat Punyimbang antara lain : Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulangbawang, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay

Falsafah Hidup Ulun Lampung

Falsafah Hidup Ulun Lampung termaktub dalam kitab Kuntara Raja Niti, yaitu:

  • Piil-Pesenggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri)
  • Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya)
  • Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu)
  • Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis)
  • Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya)

Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam adi-adi (pantun):

Tandani ulun Lampung, wat piil-pusanggiri
Mulia heno sehitung, wat liom ghega dighi
Juluk-adok gham pegung, nemui-nyimah muaghi
Nengah-nyampugh mak ngungkung, sakai-Sambaian gawi.

Bahasa Lampung

Artikel Utama : Bahasa Lampung

Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung yang berada di Provinsi Lampung, selatan Sumatera Selatan, selatan Bengkulu dan pantai barat Banten. Berdasarkan pemetaan bahasa. Bahasa Lampung memiliki Dua Sub-Dialek yaitu Sub-Dialek A dan Sub-Dialek O yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sub-Dialek A (api) dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain: Paksi Pak Sekala Brak, Bandar Enom Semaka, Bandar Lima Way Lima, Melinting Tiyuh Pitu, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Pitu Kepuhyangan Komering, Telu Marga Ranau, Cikoneng Pak Pekon, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay

Sementara Sub-Dialek O (nyow) dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain : Abung Siwo Mego dan Mego Pak Tulangbawang

Aksara Lampung

Artikel Utama : Aksara Lampung

Aksara lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.

Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

Marga Lampung

Artikel Lengkap : Marga Lampung

Masyarakat Lampung terdiri atas 14 kemargaan besar yang menghimpun kepaksian, kemargaan, kebuwayan, puhyang dan tiyuh. Kemargaan besar tersebut antara lain:

Terdiri atas beberapa marga antara lain:

  • Marga Padang Ratu
  • Marga Suoh
  • Marga Way Kerap
  • Marga Semuong

Terdiri atas tujuh tiyuh antara lain

  • Tiyuh Meringgai
  • Tiyuh Tebing
  • Tanjung Aji
  • Tiyuh Wano
  • Tiyuh Nibung
  • Tiyuh Pempen
  • Tiyuh Negaraagung

Marga Lima Way Handak

Terdiri atas empat paksi antara lain:

  • Paksi Bejalan Di Way
  • Paksi Nyerupa
  • Paksi Belunguh
  • Paksi Pernong

Silsilah dari Kebesaran Kerajaan Adat Kepaksian Sekala Brak

Di dalam sejarah Kepaksian Sekala Brak dalam rentang waktu yang sangat panjang bersumber dari Tambo paksi. surat persidangan RAAD marga yang ditandatangani oleh GEZEN DE RESIDEN VAN BENKOELEN, Desecretaris, Raad marga de Voorzitter yang menyebutkan 3 (tiga marga 18 Februari 1931, 3 (tiga) Marga tersebut berdiri sekitar pada tahun 1776 Masehi. Peta Marga indeeling residentie Lampung 1 : 750.000 catetan mengenai marga-marga Lampung Staat Drukkerij 1930 dan telah diperkuat oleh dewan perwatin LMAL Provinsi Lampung tahun 2005. Dengan fase jenjang sebagai berikut :

  1. Waktu/masa Kerajaan Sekala Brak Kuno dari jauh sebelum 3 Sya'ban - 322 SH Sampai 8 Dzul Hijjah 184 Hijriyah.
  2. Waktu/masa Kepaksian Sekala Brak berdiri dari 29 Rajab 688 Hijriyah Berdirinya Empat Kepaksian atau yang disebut Kepaksian Sekala Brak adalah Kerajaan yang Berlandaskan Nilai-Nilai Agama Islam. Titik Pusat Kebesaran Hanibung.
  3. Waktu/masa Paksi Buay Pernong dari 8 Robbi'ul awwal 1190 Hijriyah pada masai ini berdirinya marga-marga yang pertama. Marga Marga Suoh, Marga Batu Brak (Buay Kenyangan), Marga Kenali. Titik Pusat Kebesaran Hanibung.
  4. Paksi Pak sekala Brak (Paksi Buay Kenyangan) di Paksi Buay Pernong dari 7 Jumadal Akhirah 1239 Hijriyah Berdirinya marga-marga yang kedua Pada masa terjadi Traktat London tukar guling kekuasaan Inggeris dan Belanda, saat Pemerintahaan Colonial Belanda menggantikan Inggeris untuk berkuasa di wilayah karesidenan Bengkulu termasuk wilayah pesisir krui . Marga Tenumbang, Ngambur, Way sindi, Punggawa Lima, Ngaras, Bengkunat, Belimbing, Pungung Tampak, Pugung Bandar, Pugung Malaya. Titik Pusat Kebesaran Hanibung dan Istana Gedung Dalom Batu Brak.
  5. Waktu/masa Paksi Buay Kenyangan di Paksi Buay Pernong pada sekitar tahun 1930 Marga-marga di bentuk kembali oleh pemerintahan Cononial Belanda, sumber dari peta marga-marga indeeling residen Lampung 1 : 750.000mengenai marga-marga lampung Dr. J.w van Royen/Controleur pada BB Staat Drukkerij 1930. Melinting Peminggir 5 Marga, Teluk Peminggir 5 Marga, Pubian (Federasi Fubian telu suku) 6 Marga Pemanggilan peminggir 12 Marga, Abung (Federasi Abung siwo mego) 12 Marga, Rebang semendo 3 marga, Jelma doya (Federasi Buay lima Way Kanan) 9 Buay dan 1 Marga, Melinting 3 Marga, Tulang Bawang (Federasi mego pak tulang bawang) 2 Buay dan 4 Marga, Buay Kenyangan 9 Marga, Buay Belunguh 4 Marga, Buay Bejalan di Way 4 Marga, Buay Nyerupa 3 Marga Catetan : Marga pasar krui berdiri sendiri dibawah kemargaan bengkulu. Marga, Buay Kenyangan Titik Pusat Kebesaran Istana Gedung Dalom Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak, Kepaksian nyerupa Sukau Balik Bukit, Kepaksian Bejalan Diway Kembahang Batu Brak, Kepaksian Belunguh Kenali Belalau.

Saat ini Kepaksian sekala brak agar lebih terkenal luas menjadi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, Sedangkan untuk di Kepaksian Pernong penambahan kata Adat, sebagai Simbol Komitmen bahwa Kepaksian Pernong Sekala Brak Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian di Istana Gedung Dalom Kepaksian Pernong Sekala Brak sebagian besar para pejuang yang dimakamkan dimakam pahlawan, Jakarta, Lampung dan Sumatra Selatan, Karena itulah Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian Pernong lebih berkomitmen menggunakan istilah Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak, Sebuah Struktur Organisasi dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkomitmen tentang keberadaan NKRI sebagai payung dari pada bangsa Indonesia dan Sekala Brak Adalah bagian dari pada Pilar-Pilar Penguat Kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)[1].

Terdiri atas enam belas marga antara lain:

  • Marga Pugung Malaya
  • Marga Pugung Penengahan
  • Marga Pugung Tampak
  • Marga Tenumbang
  • Marga Ulu Krui
  • Marga Pasar Krui
  • Marga Bandar Krui
  • Marga Ngambur
  • Marga Way Napal
  • Marga Ngaras
  • Marga Way Napal
  • Marga Laay
  • Marga Bengkunat
  • Marga Belimbing
  • Marga Way Sindi
  • Marga Pedada
  • Marga Pulau Pisang

Terdiri atas lima buway antara lain:

  • Buway Pemuka
  • Bahuga
  • Semenguk
  • Baradatu
  • Barasakti

Terdiri atas tiga suku antara lain:

  • Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat
  • Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus
  • Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi

Terdiri atas sembilan buway antara lain:

  • Buway Nunyai
  • Buway Unyi
  • Buway Subing
  • Buway Uban
  • Buway Anak Tuha
  • Buway Kunang
  • Buway Beliyuk
  • Buway Selagai
  • Buway Nyerupa

Terdiri atas empat Puyang antara lain:

  • Puyang Umpu
  • Puyang Bulan
  • Puyang Aji
  • Puyang Tegamoan

Terdiri atas beberapa buway antara lain:

  • Buway Inder Gajah
  • Buway Selembasi
  • Buway Sereja
  • Buway Harayap
  • Buway Liwa
  • Buway Semenguk
  • Buway Dibintang

Cikoneng Pak Pekon

Sastra Lampung

Artikel Lengkap di Sastra Lampung

Tokoh Lampung

Artikel Utama: Daftar Tokoh Lampung

Referensi Lampung

  • Adat Istiadat Daerah Lampung. Hilman Hadikusuma dkk. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung. 1977
  • Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Hilman Hadikusuma. Bandar Madju Bandung. 1989

Lihat Pula