Najis hukmi

Revisi sejak 30 April 2021 21.45 oleh Faishol19 (bicara | kontrib) (perbaikan kesalahan pengetikan)

Najis hukmi merupakan najis yang tidak terlihat namun diyakini kewujudannya.[1]

Bagi orang yang terkena najis hukmi dapat menghalangi sahnya orang tersebut dalam beribadah

Macam-macam najis ada 3 yaitu: najis ringan atau yang disebut najis mukhaffafah, najis pertengahan atau yang disebut dengan najis mutawassithoh dan najis berat atau yang disebut dengan najis mugholladzoh.

Adapun najis mutawassitoh terbagi lagi menjadi 2 macam, yaitu: najis hukmi atau yang disebut dengan najis hukmiyyah dan najis ain atau yang disebut dengan najis ainiyyah. Dengan demikian, najis hukmi termasuk dalam kategori najis mutawassithoh.[2]

Dalam ajaran Islam najis hukmi adalah kotoran yang menempel di badan sehingga menghalangi sahnya beribadah.[1] Najis hukmi dapat juga dikatakan sebagai najis yang tidak mempunyai zhad (tubuh) hal itu dapat diketahui karena ada rasa dan baunya contohnya hadats.[1] Percikkan najis hukmi juga tergolong kedalam najis.[3] Menurut ajaran Islam Cara membersihkannya jika terkena badan maka hendaklah dibasuh tempat yang terkena percikkan najis tersebut.[3] Jika terkena kain atau pakaian maka pakaian atau kain tersebut harus dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu.[3] Kain atau pakaain yang terkena najis hukmi jika dibiarkan kering maka pakaian tersebut tidak bisa dipakai untuk beribadah sebelum dibersihkan terlebih dahulu.[3] Najis hukmi berbeda dengan najis hakiki yang bentuknya konkret.[3] Menurut ajaran Islam najis hukmi merupakan najis yang di mana kondisi seseorang tidak dalam keadaan suci menurut syara'.[3]

Referensi

  1. ^ a b c Muhamad Fanani.2007.Syair qawa'id al-Islam.23
  2. ^ Macam-macam Najis
  3. ^ a b c d e f Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat (Indonesia).2008.Syllabus Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri.153