Institut Seni Indonesia Yogyakarta

universitas di Indonesia
Revisi sejak 11 Mei 2021 10.17 oleh Bdn0903 (bicara | kontrib) (edit infobox)

Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau yang disingkat ISI Yogyakarta (Hanacaraka: ꦆꦤ꧀ꦱ꧀ꦠꦶꦠꦸꦠ꧀​ꦱꦼꦤꦶ​ꦆꦤ꧀ꦢꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪ​ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, Institut Seni Indonésia Ngayogyakarta) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Yogyakarta, Indonesia.[1] ISI Yogyakarta dibentuk atas dasar Keputusan Presiden RI No. 39/1984 tanggal 30 Mei 1984 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tanggal 23 Juli 1984. Walaupun usianya sebagai institut masih tergolong muda, namun perguruan-perguruan yang merupakan komponen pembentukan ISI Yogyakarta sudah lama ada dan telah menunjukkan kiprahnya dalam perkembangan seni di Indonesia. ISI telah banyak meluluskan seniman-seniman dan profesional yang tersebar dalam berbagai fungsi, profesi dan keahlian, baik di dalam maupun di luar negeri[2]. Prof. Drs. But Muchtar adalah salah satu rektor ISI yang karyanya sampai sekarang dapat dilihat di depan gedung DPR/MPR RI, di Senayan, Jakarta.

Institut Seni Indonesia, Yogyakarta
bahasa Latin: Institutum Indonesia de Ars: Yogyakarta

Lambang ISI Yogyakarta
Institut Seni Indonesia

 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi
JenisPerguruan Tinggi Negeri
Didirikan30 Mei 1984
RektorProf.Dr. M. Agus Burhan, M.Hum
Staf akademik
329 (2020)
Staf administrasi
143
Jumlah mahasiswa5,591 (2020)
Sarjana5,259 (2019/2020)
Magister280 (2019/2020)
Doktor51 (2019/2020)
Lokasi
Kec. Sewon, Kab. Bantul
, ,
7.8517° S, 110.3565° E
KampusUrban, (18 ha)
WarnaBiru muda  
MaskotSarasvatī सरस्वती
Situs webwww.isi.ac.id
Berkas:Logo ISI Yogyakarta.png
ISI JOGJA Logo
ISI Yogyakarta
Berkas:Entranceisijogja.jpg
Gerbang Masuk ISI Yogyakarta

Latar belakang

Kampus ISI Yogyakarta terletak di Jalan Parangtritis Km. 6, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Institut ini mengkhususkan pada pendidikan di bidang seni, yang terkelompok ke dalam tiga fakultas, yakni Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Fakultas Seni Media Rekam. Selain itu, ISI Yogyakarta juga telah membuka Program Pasca Sarjana yang memiliki program S2 dan S3 untuk konsentrasi jurusan Penciptaan Seni dan Pengkajian Seni. ISI Yogyakarta dibentuk berdasarkan penggabungan atas tiga pendidikan tinggi seni yang sudah ada sebelumnya yaitu yaitu Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia “ASRI”, Akademi Musik Indonesia “AMI”, dan Akademi Seni Tari Indonesia “ASTI”.[3][4]

AMI (Akademi Seni Musik Indonesia)

Akademi Musik Indonesia “AMI” komponen yang lain, lahir pada tahun 1961 berkembang dari Sekolah Musik Indonesia (SMIND) yang berdiri tahun 1952; dan Akademi Seni Tari Indonesia “ASTI” lahir pada tahun 1963; merupakan kelanjutan dari Konservatori Tari Indonesia (KONRI) yang lahir agak jauh di belakang, yaitu pada tahun 1961.

ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia)

Sama halnya dengan ASRI, berdirinya AMI dan ASTI adalah juga karena dorongan yang kuat dari para pecinta seni budaya Indonesia untuk mengmbangkan apa yang dimilikinya. Walaupun jauh sebelum itu pendidikan seni secara tradisional sudah ada, tetapi untuk meningkatkan baik secara vertikal maupun horisontal diperlukan lembaga-lembaga pendidikan seni yang formal dan modern.

Pada awal tahun 1973 sidang antara para pimpinan STSRI “ASRI”, AMI, ASTI dan beberapa akademi kesenian lainnya dengan pejabat-pejabat dari Departeman Pedidikan dan Kebudayaan, sepakat untuk membentuk suatu lembaga pendidikan tinggi seni yang lebih luas cakupannya dan lebih besar kewenangannya baik di bidang seni maupun dari segi ketentuan-ketentuan pendidikan tinggi.

ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia)

ASRI berdiri atas dasar surat Keputusan Menteri PP dan K no. 32/Kebud., tanggal 15 Desember 1949. Peresmiannya dilakukan pada tanggal 15 Januari 1950 oleh Menteri PP dan K saat itu, S. Mangunsarkoro. Perubahan status terjadi pada tanggal 4 November 1968, yaitu menjadi Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI), lewat SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0100/1968. Dengan nama baru STSRI itu, sebutan ASRI tidak dihilangkan karena dimanfaatkan sebagai brand name yang telah familiair dengan masyarakat yaitu STSRI "ASRI".

Pada tahun 1969, dipelopori oleh Soedarso Sp, MA, mengganti sistem kenaikan tingkat atau studi tahunan dengan sistem semester dan studi terpimpin dalam Satuan Kredit Semester (SKS). STSRI “ASRI” menjadi pelopor dalam pemakaian sistem ini. Tentu saja sistem ini dimaksudkan mendorong tradisi dan etos belajar mahasiswa untuk menjadi lebih disiplin, karena untuk mencapai derajat sarjana diperlukan target capaian yang berbobot ilmiah pula. Dan, sebutan Fakultas Seni Rupa merupakan nomenklatur terakhir menyusul berdirinya Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang secara resmi dibentuk melalui SK Presiden RI, No. 39/1984, tanggal 30 Mei 1984.

Fakultas dan Program Studi

1. Fakultas Seni Pertunjukan

  • Program Studi S1 Musik
  • Program Studi S1 Pendidikan Musik
  • Program Studi S1 Penciptaan Musik
  • Program Studi D4 Penyajian Musik
  • Program Studi S1 Etnomusikologi
  • Program Studi S1 Teater
  • Program Studi S1 Tari
  • Program Studi S1 Karawitan
  • Program Studi S1 Pedalangan
  • Program Studi S1 Pendidikan Seni Pertunjukan

2. Fakultas Seni Rupa

  • Program Studi S1 Seni Murni
  • Program Studi S1 Kriya
  • Program Studi S1 Desain Interior
  • Program Studi S1 Desain Produk
  • Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual
  • Program Studi D3 Batik dan Fashion
  • Program Studi S1 Tata Kelola Seni

3. Fakultas Seni Media Rekam

  • Program Studi S1 Fotografi
  • Program Studi S1 Televisi dan Film
  • Program Studi D3 Animasi

4. Program Pasca Sarjana

  • Magister Penciptaan & Pengkajian Seni (S-2)
  • Magister Tata Kelola Seni (S-2)
  • Doktor Penciptaan & Pengkajian Seni (S-3)

Rencana pengubahan nama institusi

Pemerintah berencana mengubah Institus Seni Indonesia menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) serta Sekolah Tinggi Seni terus bergulir. Institus seni itu meliputi Aceh, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Keempat ISBI baru ini diharapkan dapat lebih mengembangkan seni budaya khas daerah setempat. Saat ini ada lima institut seni di Indonesia yaitu ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Bali, ISI Padang Panjang, dan Institut Kesenian Jakarta, serta satu Sekolah Tinggi Seni di Bandung. Semua ISI akan diperluas tugasnya. Jika sebelumnya hanya berfokus pada kesenian, nantinya akan diperluas dengan kebudayaan yang terkait dengan kesenian tersebut.

Untuk sementara, pemerintah baru akan mengubah empat ISI menjadi ISBI, yaitu ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Bali, dan ISI Padang Panjang. Keempat ISI milik pemerintah ini juga diserahi tugas membantu pembangunan ISBI baru. ISI Padang Panjang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan ISBI Aceh. ISI Yogyakarta melaksanakan pendirian ISBI Kalimantan. ISI Surakarta membangun ISBI Sulawesi. ISI Bali membangun ISBI Papua. Mereka masing-masing bertanggung jawab dalam menyusun kurikulum, program pengajaran, dan kebutuhan lain. Selain ISI, pemerintah juga berencana mengubah STSI Bandung dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menjadi ISBI.

Berbeda dengan ISI lainnya, IKJ adalah perguruan tinggi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Institut yang lebih mengembangkan seni urban ini didirikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sehingga pemerintah menyerahkan segala keputusan kepada Pemprov DKI Jakarta[5].

Fakultas Seni Pertunjukan

Musik

  1. Pencipta musik (Untuk film, seni pertunjukan)
  2. Penata musik (komposer/arranger)
  3. Pemain musik (orkestra, pop jazz resitalis, solois, musik kamar, ensambel, band, big band, marching band)
  4. Conductor
  5. Penyaji musik
  6. Penulis/ kritikus musik
  7. Peneliti musik
  8. Pendidik
  9. Pengusaha alat musik
  10. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ Hankam/ Pariwisata
  11. Pemilik sanggar musik
  12. Manajer/ event organizer seni pertunjukan musik

EtnomusikologI

  1. Pencipta musik etnik (untuk film, seni pertunjukan)
  2. Penata musik etnik (komposer/ arranger musik etnik)
  3. Pemain musik etnik
  4. Penyaji musik etnik
  5. Penulis/ kritikus musik etnik
  6. Peneliti musik etnik
  7. Pendidik musik etnik
  8. Pengusaha alat musik etnik
  9. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  10. Pemilik sanggar musik
  11. Manajer/ event organizer seni pertunjukan

Teater

  1. Penulis naskah
  2. Sutradara
  3. Pemain teater (kelompok, monolog)
  4. Penata artistik (tata panggung, lampu, dsb)
  5. Penulis/ kritikus teater
  6. Peneliti teater
  7. Pelatih/ guru teater
  8. Penata busana teater
  9. Penata wajah (makeup)
  10. Karyawan/expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  11. Pemilik sanggar teater
  12. Manajer/ event organizer seni pertunjukan

Tari

  1. Pencipta tari (koreografer)
  2. Pengkaji tari
  3. Penari
  4. Penulis/ kritikus tari
  5. Peneliti tari
  6. Penata busana pergelaran seni pertunjukan
  7. Perias
  8. Pendidik
  9. Pengusaha busana tari
  10. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  11. Pemilik sanggar tari/ pengelola
  12. Manajer/ event organizer seni pertunjukan
  13. Penata musik tari

Karawitan

  1. Pencipta karawitan (komposer)
  2. Pengkaji karawitan
  3. Penyaji karawitan
  4. Pemsin karawitan (pengrajin)
  5. Penulis/ kritikus karawitan
  6. Pendidik
  7. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  8. Pemilik sanggar karawitan
  9. Manajer/ event organizer seni pertunjukan
  10. Pengusaha gamelan

Pedalangan

  1. Penulis naskah pagelaran wayang
  2. Dalang pewayangan
  3. Pemain wayang orang dan teater
  4. Penata artistik (tata panggung seni pertunjukan tradisi dan kontemporer)
  5. Peneliti wayang/ budaya tradisi
  6. Pendidik
  7. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata
  8. Pemilik sanggar pedalangan
  9. Manajer/ event organizer seni pertunjukan

Fakultas Seni Rupa

S1 Seni Murni (Fine Art)

Program Studi S1 Seni Murni memiliki 3 minat pilihan yaitu Seni Lukis, Seni Patung dan Seni Grafis (Print Making). Mahasiswa yang menempuh pendidikan di Program Studi S1 Seni Murni berpeluang menjadi seniman yang berkarya mandiri dan menggelar karyanya melalui pameran seni, selain itu beberapa lulusan seni murni banyak pula yang memilih sebagai pekerja di bidang seni rupa seperti ilustrator, kurator, guru seni rupa, ASN di Kementrian Pendidikan & Kebudayaan atau di Kementrian Pariwisata, serta berwirausaha mandiri di bidang seni rupa.

S1 Kriya (Craft)

Mahasiswa yang menempuh Program Studi S1 Kriya berpeluang untuk bekerja di industri craft memiliki ragam pilihan kerja seperti menjadi seniman, pengajar, desainer perhiasan, desainer fashion, desainer tekstil/batik, desainer aksesoris interior, dll. Dengan bekal kemampuan craftmanship yang tinggi serta pengetahuan seni tradisi yang kuat maka lulusan kriya banyak pula yang memilih menjadi pengusaha ekspor kerajinan serta ASN di Kementerian Perindustrian atau Kementerian Pariwisata.

S1 Desain Interior

Mahasiswa yang menempuh Program Studi Desain Interior berpeluang untuk menjadi Desainer pada biro konsultan Interior, Dekorasi dan Exhibition, Desainer pada industri Mebel dan Aksesoris Interior, Visual Merchandiser pada industri retail, Kontraktor pada industri interior, dekorasi dan exhibition, Pengusaha di bidang mebel dan aksesoris interior, Penulis di media/majalah interior, ASN di kementrian/lembaga yang berhubungan seperti Kementrian Pariwisata, Kementrian Perindustrian, Kementrian Kebudayaan, Badan Ekonomi Kreatif, dll

Desain Komunikasi Visual

  1. Peneliti/ pengkaji desain komunikasi visual
  2. Ahli periklanan
  3. Desainer grafis (environmental graphic), multimedia, grafis produk industri
  4. Desainer web
  5. Visual merchandiser
  6. Penulis desain komunikasi visual
  7. Pengusaha (wirausahawan) media cetak
  8. Creative director
  9. Art director
  10. Animator
  11. Audio visual designer
  12. Computer graphic design consultan
  13. Graphic design consultan
  14. Visual branding consultan
  15. Komikus
  16. Pendidik
  17. Ahli Tipografi
  18. Fotografer
  19. Illustrator
  20. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

D3 Batik & Fashion

  1. Pencipta batik
  2. Perancang busana batik
  3. Pengusaha garmen batik
  4. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Fakultas Seni Media Rekam

Fotografi

  1. Fotografer
  2. Wartawan fotografi
  3. Editor fotografi
  4. Seniman fotografi
  5. Pengusaha (wirausahawan) fotografi, media cetak
  6. Penata artistik fotografi
  7. Peneliti/ pengkaji fotografi
  8. Ahli/ pakar proses imaji (digital imaging)
  9. Konsultan fotografi pada lembaga Pemerintah dan nonpemerintah
  10. Pegawai Humas pada lembaga Pemerintah dan nonpemerintah
  11. Karyawan/ expert pada lembaga pendidikan dan kebudayaan/ pariwisata

Televisi dan Film

  1. Peneliti program televisi
  2. Kritikus program televisi
  3. Perancang program televisi (program design we)
  4. Produser program televisi dan film
  5. Pengarah acara/ sutradara televisi dan film
  6. Penulis skenario program televisi dan film
  7. Penata artistik program televisi dan film
  8. Penata videografi program televisi dan film
  9. Penata editing program televisi dan film
  10. Penata dan perekam suara program televisi dan film
  11. Kamerawan
  12. Pengusaha rumah produksi
  13. Instruktur produksi audiovisual

Animasi

  1. Seniman storyboard
  2. Pengatur/ perancang keyframe
  3. Pembuat animasi inbetween
  4. Perancang gerakan animasi
  5. Seniman animasi dua dan tiga dimensi
  6. Perancang tokoh/ karakter
  7. Seniman tekstur animasi
  8. Seniman animasi game
  9. Perancang game
  10. Penulis skenario game dan animasi
  11. Sutradara game dan animasi
  12. Seniman efek visual dan grafis animasi

Alumni

Lihat pula

Pranala luar

Referensi