Bluebird

perusahaan asal Indonesia

Blue Bird merupakan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang transportasi dan bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972.

PT Blue Bird Tbk.
Publik IDX: BIRD[1]
IndustriTransportasi
Didirikan1972
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Noni Sri Ayati Purnomo (Presiden Direktur)
PendapatanRp 4,2 triliun (2018), Rp 4 triliun (2019) Penurunan
Rp 457 miliar (2018), Rp 314 miliar (2019) Penurunan
Karyawan
3.547 orang (2019)
Situs webwww.bluebirdgroup.com
Sebuah Taksi Bluebird

Perusahaan dikenal mengelola 4 jenis transportasi darat, yaitu taksi Blue Bird, bus Big Bird, taksi eksekutif Silver Bird dan penyewaan mobil Golden Bird.

Perjalanan perusahaan dimulai dari tahun 1972, dari sebuah bisnis taksi kecil yang dirintis oleh Mutiara Djokosoetono, istri Djokosoetono, seorang akademisi yang mendirikan cikal bakal PTIK, yaitu Akademi Polisi. Bisnis taksi yang kemudian berkembang ke dalam beberapa bisnis yang berkaitan dengan transportasi dan pariwisata yang kemudian dikenal sebagai Blue Bird Group.[2]

Pada tahun 2017, perusahaan menjalin kerja sama dengan Gojek dalam bentuk pemesanan melalui aplikasi Gojek, dimana sebelumnya sejak 2011, Blue Bird sudah meluncurkan aplikasi pemesanan taksi sendiri dan melakukan perubahan aplikasi pada tahun 2016.[3][4]

Kemudian, melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan, pada tahun 2020 Gojek melakukan pembelian terhadap 4,3% saham Blue Bird (senilai Rp 411 miliar) yang dilepas oleh Pusaka Citra Djokosoetono, perusahaan yang dimiliki keluarga Djokosoetono.

Perusahaan tercatat melakukan beberapa ekspansi, semisal dengan menggandeng Mitsubishi UFG Lease and Finance Co. Ltd dan Takari Kokoh Sejahtera untuk membuat balai lelang bernama Balai Lelang Caready dan melakukan akuisisi terhadap aset, merek dan kewajiban Cititrans dari Citra Tiara Global melalui anak usahanya yaitu Trans Antar Nusabird senilai Rp 115 miliar, dimana kedua ekspansi ini dilakukan pada tahun 2019.[5]

Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tahun 2014.

Manajemen

Referensi

Pranala luar