Kereta api Argo Bromo Anggrek
Kereta api Argo Bromo Anggrek, juga disebut Argo Anggrek, merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan luxury yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani rute Surabaya Pasarturi–Gambir dan sebaliknya. Kereta api yang diluncurkan pada 24 September 1997 ini merupakan salah satu kereta api unggulan karena pernah beroperasi menggunakan rangkaian kereta berbogie CL243 bolsterless (K9) pada awal pengoperasiannya.
KA ARGO BROMO ANGGREK
Surabaya Pasarturi - Gambir (PP)
| |||||
Informasi umum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api antarkota | ||||
Status | Beroperasi | ||||
Pendahulu | Suryajaya (1994–1995) JS950 Argo Bromo (1995–awal 2000-an) | ||||
Mulai beroperasi | 24 September 1997 | ||||
Operator saat ini | Kereta Api Indonesia | ||||
Lintas pelayanan | |||||
Stasiun awal | Surabaya Pasarturi | ||||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. | ||||
Stasiun akhir | Gambir | ||||
Jarak tempuh | 720 km | ||||
Waktu tempuh rerata | 8 jam 42 menit hingga 8 jam 44 menit | ||||
Frekuensi perjalanan | Dua kali pergi pulang sehari | ||||
Jenis rel | Rel berat | ||||
Pelayanan penumpang | |||||
Kelas | Eksekutif dan luxury | ||||
Pengaturan tempat duduk |
| ||||
Fasilitas restorasi | Ada | ||||
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks dengan blinds dan lapisan laminasi isolator panas | ||||
Fasilitas hiburan | Ada | ||||
Fasilitas lain | Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, dan peredam suara | ||||
Teknis sarana dan prasarana | |||||
Lebar sepur | 1.067 mm | ||||
Kecepatan operasional | 80 s.d. 110 km/jam | ||||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||||
Nomor pada jadwal | 1-4 | ||||
|
Kereta api ini menempuh jarak sejauh 725 km dalam waktu sekitar 8 jam 42 menit.
Asal usul nama
Nama "Bromo" diambil dari sebuah gunung berapi yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, Gunung Bromo, yang dikenal akan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungan sehingga kawasan Gunung Bromo menjadi salah satu tujuan wisata utama turis dalam negeri maupun mancanegara. Sedangkan nama "Anggrek" digunakan untuk menandai adanya jenama turunan dari produk sebelumnya.
Sejarah
Awal pengoperasian kereta api
Kereta api JS950 Argo Bromo (1995–2000-an)
Sejarah kereta api berkelajuan tinggi di Indonesia diawali dengan peluncuran kereta api JS950 Argo Bromo yang diresmikan oleh Presiden Indonesia saat itu, Soeharto, pada 31 Juli 1995, bertepatan dengan Hari Teknologi Nasional—nama "JS950" berarti "kereta api lintas Jakarta–Surabaya menempuh waktu 9 jam, diluncurkan pada peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia".[1][2]
Kereta api Argo Bromo sempat beroperasi secara bersamaan dengan kereta api Argo Bromo Anggrek di lintas yang sama sebelum berhenti beroperasi pada awal 2000-an karena kebijakan rasionalisasi yang dilakukan oleh PT KA. Sejak pengoperasian kereta api JS950 Argo Bromo dihentikan, rangkaian keretanya dialihkan untuk pengoperasian kereta api Bima.
Kereta api JS852 Argo Bromo Anggrek (1997–sekarang)
Menggunakan rangkaian kereta berbogie K9
Pada 24 September 1997, Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan kereta api Argo Bromo Anggrek, beroperasi menggunakan rangkaian kereta yang dilengkapi bogie CL243 bolsterless (K9)—bogie yang dikembangkan bersama Alstom menggunakan suspensi udara sehingga dapat melaju hingga 120 km/jam dengan sedikit guncangan.
Kereta api ini pernah melayani kelas super eksekutif (KZ), dilengkapi fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa, yaitu adanya komputer dan kursi yang lebih nyaman, namun layanan kelas tersebut kini dihapus.
Rangkaian kereta ini juga sempat mengalami pemugaran ulang di INKA sekitar tahun 2000-an akhir dan mengubah warna bagian luar dari merah muda menjadi ungu, meskipun tidak mengalami proses perbaikan ulang secara keseluruhan.
Perbaikan ulang rangkaian kereta berbogie K9
Dalam pengoperasiannya, kereta api ini sering anjlok karena bogie K9 dikenal sensitif terhadap kondisi rel di Indonesia, terutama terhadap belokan. Selain itu, waktu dinas rangkaian kereta ini terlalu lama dengan jeda istirahat di stasiun tujuan sangat terbatas, serta jumlahnya terbatas. Karena sering mengalami kecelakaan, Departemen Perhubungan Indonesia memberi perintah kepada PT KA untuk menarik seluruh rangkaian kereta ini mulai Desember 2010,[3] sementara kereta api Argo Bromo Anggrek beroperasi menggunakan rangkaian kereta hasil penyehatan oleh Balai Yasa Manggarai. Rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek pernah dipakai untuk pengoperasian kereta api Argo Muria, Argo Lawu, dan Argo Sindoro.
Setelah Kereta Api Indonesia melakukan penarikan rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek, INKA melakukan perbaikan, terutama pada bogie kereta—bogie K9 diubah menjadi K9 Re-Engineering (RE)[4]. Selain itu, INKA juga melakukan perbaikan bagian luar dan dalam kereta (untuk perbaikan bagian luar juga dilakukan bersama dengan Balai Yasa Gubeng), perbaikan toilet menjadi toilet ramah lingkungan, serta menambahkan kotak penampungan karena limbah kotoran saat itu dibuang langsung ke rel.[5]
Pada 2015, beberapa rangkaian kereta ini dilakukan pemeliharaan akhir (PA) di Balai Yasa Surabaya Gubeng. Terdapat penurunan mutu sarana setelah dilakukan perbaikan, seperti mengubah pintu geser otomatis menjadi pintu geser manual dan mengubah sandaran kaki. Meskipun demikian, beberapa kereta yang tidak diperbaiki ulang di INKA hingga kini masih dilengkapi pintu geser otomatis.
Pada pertengahan 2016, sepuluh kereta kelas eksekutif tersebut telah diperbaiki ulang baik bagian luar maupun dalam sehingga menyerupai kereta eksekutif buatan INKA keluaran 2016. Selain itu, beberapa perubahan mulai tampak setelah dilakukan perbaikan, seperti tirai jendela diubah tirai blind serta sandaran kaki pegas yang bisa dilipat.
Pengoperasian kereta api mulai 2018–sekarang
Kereta api Argo Bromo Anggrek melayani kelas luxury sejak 12 Juni 2018.[6][7]
Rangkaian kereta kelas eksekutif baja nirkarat buatan INKA mulai dipakai untuk pengoperasian kereta api ini pada 2019, sementara rangkaian kereta buatan tahun 1997 dan 2001 dialihkan ke Depo Kereta Semarang Poncol (SMC) untuk pengoperasian kereta api Argo Sindoro dan Argo Muria.
Pada akhir 2019 hingga 2020, kereta api ini dilakukan penambahan jumlah pemberhentian sehingga ia melayani penumpang di Stasiun Bojonegoro[8] dan Stasiun Pekalongan (jadwal malam).[9]
Insiden
Pada 27 Oktober 2003 pukul 12.05, kereta api Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir anjlok di km 38+420 petak Stasiun Karangjati dan Stasiun Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sebelumnya, keberangkatan kereta api ini dari Stasiun Surabaya Pasarturi terlambat karena adanya perbaikan pada kereta bagian belakang. Kejadian ini mengakibatkan 1 kereta dalam posisi miring, 4 kereta terguling, serta bogie pada salah satu kereta terlepas.[10]
Pada 19 Juni 2009, sebuah kereta pembangkit pada kereta api Argo Bromo Anggrek terbakar di Stasiun Cikampek. Kereta pembangkit pun dilepas dan dipadamkan di Stasiun Cikampek, sementara kereta api Argo Bromo Anggrek terpaksa dilanjutkan perjalanannya tanpa kereta pembangkit hingga Stasiun Cirebon.[11]. Kemungkinan ini terjadi akibat korsleting[12].
Pada 2 Oktober 2010 sekitar pukul 03.00, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta api Senja Utama Semarang di Stasiun Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah yang mengakibatkan dua kereta mengalami kerusakan parah. Selain itu, kejadian ini mengakibatkan 36 penumpang tewas dan 26 mengalami luka parah.[13] Dari hasil investigasi INSTRAN, kesalahan pada kecelakaan tersebut terletak pada masinis kereta api Argo Bromo Anggrek (tertidur sebelum kecelakaan) dan petugas pengatur perjalanan kereta api—tidak memerintahkan masinis kereta api Senja Utama Semarang untuk berhenti di jalur 1.[14]
Pada 16 Desember 2010 sekitar pukul 10.00, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak pelajar di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang mengakibatkan tiga korban tewas.[15]
Pada 16 November 2012, kereta api Argo Bromo Anggrek anjlok di dekat Stasiun Bulakamba. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun perjalanan kereta api di jalur utara terhambat sehingga beberapa perjalanan kereta dialihkan menuju jalur Cirebon-Prupuk.
Pada 9 Maret 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak truk bermuatan pasir pada perlintasan tanpa palang pintu di Weleri, Kendal yang mengakibatkan korban terjebak dalam truk dan terseret sejauh 50 m. Sopir truk mengalami luka benturan di kepala sehingga tewas setelah kejadian.[16]
Pada 11 November 2015, kereta api Argo Bromo Anggrek anjlok setelah menabrak truk di perlintasan liar antara Stasiun Pegaden Baru dan Cipunegara, Kabupaten Subang. Karena masinis sudah melakukan pengereman sehingga tidak terjadi kerusakan pada kereta, namun lokomotif mengalami kerusakan di bagian depan samping dan lampu kabutnya. Selain itu, arus lalu lintas kereta api terhambat akibat truk melintang menghalangi kedua rel.[17]
Pada 20 Mei 2017 pukul 10.30, kereta api Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir menabrak mobil pada perlintasan tak berpalang pintu di sekitar Stasiun Sedadi, Grobogan yang mengakibatkan bagian luar depan lokomotif terbakar dan mobil terseret hingga emplasemen Stasiun Sedadi. Sebanyak empat orang di mobil tewas, sementara perjalanan kereta api Argo Bromo Anggrek terhambat karena menunggu lokomotif penolong datang dari Depo Lokomotif Semarang Poncol.[18]
Pada 21 Mei 2017 pukul 21.52, kereta api Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir menabrak mobil bak terbuka pada perlintasan di Randublatung, Blora. Lokomotif yang juga merupakan bekas dari kecelakaan kereta api Bogowonto pun mengalami kerusakan di bagian depan. Tidak ada korban jiwa, tetapi pengemudi mobil tersebut kabur, serta kereta api melanjutkan perjalanan 2 menit hingga Stasiun Semarang Tawang untuk pergantian lokomotif.[19]
Data teknis
Lintas pelayanan | Surabaya Pasarturi – Gambir pp. | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Susunan rangkaian kereta | ||||||||||||
Kereta nomor | Kereta bagasi (B) | 1 | 1 | 2 | 3 | 4 | Kereta makan (M1) | 5 | 6 | 7 | 8 | Kereta pembangkit (P) |
Keterangan | Kereta penumpang kelas Luxury (K1) | Kereta penumpang kelas eksekutif (K1) | Kereta penumpang kelas eksekutif (K1) | |||||||||
Catatan : Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu |
Stasiun pemberhentian
Provinsi | Kota/Kabupaten | Stasiun[20] | Keterangan | Status |
---|---|---|---|---|
Jawa Timur | Surabaya | Surabaya Pasarturi | Stasiun ujung, terintegrasi dengan kereta api ekonomi lokal dan KRD | ★ |
Bojonegoro | Bojonegoro | Terletak di Jalan Raya Nasional dan dilalui bus antarkota Terintegrasi dengan kereta api ekonomi lokal |
■ | |
Jawa Tengah | Semarang | Semarang Tawang | ■ | |
Pekalongan | Pekalongan | Terletak di tepi Jalan Raya Nasional Pantura | ■ | |
Jawa Barat | Cirebon | Cirebon (Kejaksan) | ■ | |
DKI Jakarta | Jakarta Timur | Jatinegara | Merupakan stasiun pemberhentian KRL, juga merupakan stasiun transit menuju Klender, Cakung, dan Bekasi (dengan KRL Blue Line) Hanya diperuntukkan untuk perjalanan arah Gambir, sedangkan ke arah Surabaya jarang diberhentikan kecuali dalam keadaan mendesak atau mengalami gangguan operasi |
▲ |
Jakarta Pusat | Gambir | Stasiun ujung, dikhususkan untuk kereta api non-KRL dan bukan merupakan stasiun pemberhentian KRL. KRL jarang diberhentikan kecuali dalam keadaan mendesak atau mengalami gangguan operasi | ★ |
Legenda
★ | Stasiun ujung (terminus) |
■ | Berhenti untuk semua arah |
▲ | Berhenti hanya untuk arah Gambir (satu arah) |
Galeri
Referensi
- ^ Hendroprijono, Moch S (July 31, 1995). "Presiden Soeharto Resmikan Sore Ini. KA Argo Bromo dan Argo Gede". Kompas. PT Kompas Media Nusantara.
Kereta-kereta ini, yang akan ditarik oleh lokomotif kuat CC 203 dengan 2.150 tenaga kuda, akan menjalani Jakarta-Surabaya dalam waktu cuma 9 jam. Sementara Argo Gede akan beroperasi antara Bandung-Gambir PP dalam waktu 2 jam 20 menit. Nama awal proyek prestis ini adalah JS-950 untuk Argo Bromo, karena akan diluncurkan pada HUT Ke-50 RI dengan waktu tempuh 9 jam Jakarta-Surabaya, dan JB-250, Jakarta-Bandung 2 jam, bukannya Jakarta-Bandung 2 jam 20 menit.
- ^ "Argo Bromo Anggrek yang Membawa Petaka". 2010-10-02.
- ^ "PT KA Tarik Seluruh Argo Bromo Anggrek – VIVA". 2010-08-02. Diakses tanggal 2018-02-26.
- ^ A.S. Hartono. Buku Teknik Kendaraan Rel
- ^ "Segera Beroperasi, KA Ramah Lingkungan Kelas Komersil". Republika Online. 2011-04-26. Diakses tanggal 2019-03-24.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Menengok Fasilitas Mewah Kereta "Sleeper"..." KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-02-24.
- ^ Liputan6.com (2019-04-23). "Ramai Peminat, KAI Pesan 10 Rangkaian Kereta Sleeper Tambahan". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-02-24.
- ^ "KA Argo Bromo Anggrek Singgahi Stasiun Bojonegoro Mulai 15 Desember | Ekonomi". Bisnis.com. Diakses tanggal 2020-02-24.
- ^ Admin (2020-02-04). "Per 10 Februari 2020, KA Argo Bromo Anggrek Malam Berhenti di Stasiun Pekalongan". Radar Pekalongan Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-24.
- ^ Departemen Perhubungan Republik Indonesia (2003) "Anjlok KA 1 Argo Bromo Anggrek Di Km 38+420 Petak Jalan antara Stasiun Karangjati – Stasiun Gubug, Jawa Tengah"
- ^ Media, Kompas Cyber (2009-06-19). "Gerbong Pembangkit KA Argo Bromo Terbakar di Cikampek - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-05.
- ^ https://news.okezone.com/amp/2009/06/19/1/231038/korsleting-sebabkan-ka-argo-anggrek-terbakar
- ^ Argo Bromo Tabrak Senja Utama, 9 Tewas
- ^ Hasil Investigasi Kecelakaan KA Senja Utama Semarang
- ^ Argo Bromo Tabrak 4 Pelajar, 3 Tewas
- ^ KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Truk, Sopir Tewas
- ^ Okezone.com: Kecelakaan Kereta di Subang, Dua Jalur Tak Bisa Dilintasi
- ^ "Tabrakan Avanza-Argo Anggrek di Grobogan, 4 Meninggal". Tempo Nasional. Diakses tanggal 2017-05-20.
- ^ Suara.com. "KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Mobil di Blora". suara.com. Diakses tanggal 2017-05-21.
- ^ "Expose Gapeka 2021 Daop 8 Surabaya" (2021) PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Kereta Api Indonesia
- (Indonesia) KA Argo Bromo Anggrek Masuk Acara TV Jepang