Sayidiman Suryohadiprojo
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprodjo[1] (21 September 1927 – 16 Januari 2021) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi militer dan diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1974, Duta Besar Indonesia untuk Jepang dari tahun 1979 sampai tahun 1983, dan Duta Besar Indonesia untuk Afrika dari tahun 1992 sampai dengan 1995. Sedangkan di luar lingkungan TNI ia menjabat sebagai Gubernur Lemhannas.[2]
Sayidiman Suryohadiprojo | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Bojonegoro, Jawa Timur, Hindia Belanda | 21 September 1927
Meninggal | 16 Januari 2021 RSPAD, Jakarta Pusat | (umur 93)
Almamater | Militarie Akademie (1948) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1948—1982 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri |
Sunting kotak info • L • B |
Salah satu lulusan terbaik Akademi Militer Yogyakarta tahun 1948 ini dikenal memiliki pengalaman, pengetahuan, dan perhatian yang luas atas berbagai bidang, khususnya dalam bidang militer, politik, dan diplomasi. Semua ini berkat kiprah dan penugasan yang pernah diembannya sejak berusia muda, mulai dari ikut berjuang dalam Perang Kemerdekaan, mengikuti berbagai operasi mengatasi masalah-masalah keamanan dalam negeri, seperti Darul Islam, PRRI/Permesta, dan G30S/PKI, hingga penugasan di luar bidang militer. Saat ini ia menjabat Ketua Ikatan Keluarga Akademi Militer Jogjakarta.
Kehidupan awal
Sayidiman lahir pada 21 September 1927 di Bojonegoro, Jawa Timur, dari pasangan Bawadiman Kartohadiprodjo dan Umi Untari Kartohadiprodjo.[3] Ayah Sayidiman yang menjabat sebagai Bupati Pasuruan dari tahun 1932 sampai 1933,[4] meninggal saat Sayidiman berusia enam tahun.[5] Seperti kebanyakan orang Jawa pada masa itu, Sayidiman dilahirkan dengan nama yang mononim.[6] Anak keenam dari tujuh bersaudara dalam keluarga Muslim, ia memiliki dua saudara laki-laki bernama Soediman Kartohadiprodjo dan Soekarmen Koesoemohadiprodjo serta empat saudara perempuan bernama Soelasikin, Soelasbawiati, Soelasbawiatini, dan Soelasmiarti.[7]
Sayidiman memulai pendidikannya di Europeesche Lagere School (Sekolah Dasar Eropa) pada tahun 1932 dan lulus dari sekolah tersebut pada tahun 1939. Ia melanjutkan studinya di Hogere Burgerschool (Sekolah Sipil Tinggi) dari tahun 1939 hingga 1942, Taman Dewasa dari tahun 1942 hingga 1942, dan Sekolah Menengah Tinggi (AMS B Yogyakarta) dari tahun 1943 sampai 1945.[8]
Karier
Pada masa itu Karier dan Dinas kemiliterannya sendiri sudah diawali sejak masa Taruna 1945 dalam rangka Perjuangan Kemerdekaaan, Selepas Kelulusan Taruna kemudian dilanjutkan dengan bertugas di Divisi Siliwangi di Jawa Barat, mulai dari sebagai Komandan Peleton hingga menjadi Komandan Batalyon Infantri, sebelum akhirnya ditempatkan di lingkungan pendidikan sebagai Komandan Resimen Taruna Jurusan Teknik Akademi Militer Nasional (AMN)(1960). Perjalanan kariernya kemudian terus meningkat dengan menjadi Perwira Staf Umum di Markas Besar Angkatan Darat (1963), Pangdam XIV/Hasanuddin di Makassar (1968), Ketua Gabungan III/Personel Hankam (1970), dan akhirnya Wakil KSAD (1973). Hanya sebentar menjadi orang kedua di AD, setahun kemudian kembali beralih tugas dengan menjabat sebagai Gubernur Lemhanas (1974-1978). Pada masa itu, perhatiannya terhadap perkembangan dunia olahraga nasional ternyata membuatnya terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) (1976) dan merangkap sebagai Ketua KONI Pusat Bidang Daerah (1977), sebelum akhirnya bertugas menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang (1979). Dan pada tanggal 21 September 1982 mendapatkan Surat Keputusan Pensiun dari anggota TNI yang kemudian dalam menjalankan tugas sebagai Purnawirawan dalam fungsi Kekaryaan.
Sekembalinya dari tugas di Negeri Matahari Terbit tersebut, ia kemudian diangkat menjadi Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi dalam bidang Hankam (1983) serta Komisaris Utama PT Perkebunan (PTP) XXIV/XXV di Jawa Timur (1984-1994). Ketika berdiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada tahun 1990, ia dipercaya menjadi Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat (1990-1995) dan Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI Pusat (1995-2000). Begitupun ketika Indonesia menjadi Ketua Gerakan Non Blok (GNB) (1992-1995), ia juga ditunjuk sebagai Dutabesar Keliling RI untuk Wilayah Afrika. Selain itu, menjadi Penasihat Presiden RI Urusan Ketahanan Nasional, Anggota MPR-RI (1993-1998), Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, dan Anggota Dewan Pendidikan Tinggi (1993). Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (WANTIMPUS) Legiun Veteran Republik Indonesia masa jabatan 2012-2017 dan Ketua Dewan Pengawas IKAM.
Selama berkarier sebagai seorang prajurit TNI, aneka pendidikan militer pernah diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. Antara lain, Kursus Persiapan Hogere Krijgsschool, Company Officers Course, Infantry School di AS, Kursus Pendidikan Guru Militer, Bandung, Kursus Perwira Lanjutan Dua Infanteri, Bandung, Sprachenschule der Bundeswehr, Jerman, Fuehrungs Akademie der Bundeswehr, Jerman, dan International Defense Management, Naval Postgraduate School, AS.
Pengalaman lainnya, ia pun pernah bertugas menjadi dosen di berbagai lembaga pendidikan seperti SESKO AD, SESKO AL, SESKO ABRI, Lemhanas, Institut Bankir Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu, Akademi Militer Nasional Jurusan Teknik, Kursus Perwira Lanjutan AD, Sekolah Deplu (Sesparlu, Sesdilu), serta Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia untuk Program Ketahanan Nasional dan Program Studi Jepang.
Keluarga
Sayidiman Suryohadiprojo merupakan anak ke 11 dari 12 bersaudara, 7 diantaranya mencapai usia dewasa: Soediman Kartohadiprodjo, Soelasikin (meninggal usia 16 tahun), Drs Soekarmen Koesoemohadiprodjo, Soelasbawiati (Ny. Djundjunan Kusumahardja), Soelasbawiatini (Ny Oetarman), Sayidiman Suryohadiprodjo, Soelasmiarti (Ny. Tobing).
Sayidiman Suryohadiprojo menikah pada tanggal 6 Juli 1958 dengan Sri Suharyati Djatioetomo, Puteri Brigjen (Pol.) R. Djatioetomo. Dari pernikahan tersebut lahir 5 orang anak, yaitu berturut-turut Adwin Haryanto pada Mei 1959 di Surabaya (wafat karena sakit pada tahun 2014), Laksmi Adriyani pada Oktober 1960 di Bandung, Umi Riyanti pada Mei 1962 di Bandung (wafat karena sakit pada tahun 2006), Adri Sarosa pada Oktober 1963 di Bandung dan Diana Lestari pada Juli 1972 di Jakarta. Semua anak menikah, Adwin Haryanto dengan R.R Daisy Soedianto, Laksmi Adriyani dengan Ari Utomo, Umi Riyanti dengan Bob Hernoto, Adri Sarosa dengan Lily Camelia Anwar, dan Diana Lestari dengan Sutan Simandjuntak. Pernikahan anak-anak telah melahirkan 8 orang cucu (4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) dan 2 orang cicit (1 orang Perempuan dan 1 laki-laki). Akan tetapi pada sejak tahun 1976 Sri Suharyati sakit berkepanjangan dan wafat pada 1 Juni 1994. Setelah itu Sayidiman pada 6 Januari 1996 menikah lagi dengan Harpini Winastuti Kadarisman, SH.
Karya Tulis
Buku-buku karyanya antara lain:
- Taktik dan Tehnik Infantri (karya terjemahan, 1954) [9]
- Masalah-Masalah Pertahanan Negara (1964) [10]
- Langkah-Langkah Perjuangan Kita (1970) [11]
- Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjuangan Hidup (1982) [12]
- Menghadapi Tantangan Masa Depan (1987) [13]
- Pancasila, Islam, dan ABRI (1992) [14]
- Membangun Peradaban Indonesia (1995) [15]
- Kepemimpinan ABRI (1996) [16]
- Mengabdi Negara Sebagai Prajurit (otobiografi, 1997) [17]
- Si vis pacem, para bellum, Membangun Pertahanan Negara Yang Modern dan Efektif (2005) [18]
- Rakyat Sejahtera Negara Kuat - Mewujudkan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 (2007) [19]
- Pengantar Ilmu Perang (2009) [20]
- Mengobarkan Kembali Api Pancasila (2014) [21]
- Sayidiman's Collected Writings - in English, Dutch & Deutsch (2014)
- Budaya Gotong Royong Dan Masa Depan Bangsa (2016)
- Masyarakat Pancasila (2019)
Tanda Kehormatan
Berbagai penghargaan yang diterimanya dari Pemerintah Republik Indonesia, yaitu:
- Bintang Mahaputra Utama [22]
- Bintang Dharma
- Bintang Gerilya
- Bintang Yudha Dharma Pratama
- Bintang Kartika Eka Paksi Kl. II dan Kl. III
- Bintang Jalasena Kl. III
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Kl. III
- Bintang Bhayangkara Pratama
- Bintang Sewindu
- Setia Lencana Kesetiaan (SL) 24 tahun
- SL. Perang Kemerdekaan I, SL. Perang Kemerdekaan II
- SL. GOM I, SL. GOM V, SL. GOM VI
- SL. Sapta Marga, SL. Dwidya Sistha, dan SL. Penegak
- The Order of the Rising Sun Gold and Silver Star [23]
Meninggal Dunia
Mantan Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprodjo meninggal dunia pada Sabtu 16 Januari 2021, pada usia 93 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebaroto, Jakarta Pusat. Kabar ini dibenarkan Mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen (Purn.) Kiki Syahnakri.[24]
Referensi
- ^ Perjuangan, Pengabdian dan Kesetiaan Seorang Prajurit: http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?page_id=2
- ^ Website Resmi Lemhannas RI - Gubernur Lemhannas 1965 - sekarang: http://www.lemhannas.go.id/id/content/view/20/32/ Diarsipkan 2009-02-28 di Wayback Machine.
- ^ "Deskripsi Tokoh Soediman Kartohadiprodjo". Indonesiana. 22 July 2019. Diakses tanggal 17 January 2021.
- ^ "R.T. KARTOHADIPRODJO †. Regent van Pasoeroean." De Sumatra post. 31 October 1933. Diakses tanggal 18 January 2021.
- ^ "Regent van Pasoeroean plotseling overleden". De locomotief. 18 October 1933. Diakses tanggal 19 January 2021.
- ^ Indonesian Army Bureau of History 1981, hlm. 600.
- ^ Indonesian Army Bureau of History 1981, hlm. 599.
- ^ General Elections Institution 1977, hlm. 246.
- ^ Diterbitkan oleh Pembimbing
- ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 261 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Balai Pustaka
- ^ Diterbitkan oleh Universitas Indonesia, 309 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Gramedia, ISBN 979-403-208-5, 88940150, 295 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1992, ISBN 979-416-154-3, 9789794161548, 240 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1995, 235 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Intermasa, ISBN 979-8960-00-9, 96942262, 456 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1997, ISBN 979-416-440-2, 9789794164402, 723 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Gramedia, 2005 ISBN 979-22-1501-8, 20705007, 342 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 2007, ISBN 978-979-3791-28-9, 2007448615, 413 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 2009, ISBN 978-979-3791-33-3, 2009326262, 176 halaman
- ^ Diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2014, ISBN 979-709-870-2, 9789797098704, 280 halaman
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia - Tanda Kehormatan: http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_tandajasa&cat=2&id=8&Itemid=43&limit=1&limitstart=9
- ^ Kedutaan Besar Jepang di Indonesia < 在インドネシア日本国大使館 >: http://www.id.emb-japan.go.jp/news12_08.html#1
- ^ "Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo Tutup Usia"
Pranala luar
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Brigjen TNI S.G. Purwanegara |
Pangdam Hasanuddin 1968–1970 |
Diteruskan oleh: Brigjen TNI Abdul Aziz |
Didahului oleh: Letjen TNI M. Jasin |
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1973–1974 |
Diteruskan oleh: Letjen TNI Wahono |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Letjen TNI A. Kosasih |
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional 1974–1978 |
Diteruskan oleh: Letjen TNI Sutopo Yuwono |
Jabatan lain | ||
Didahului oleh: Soegih Arto |
Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia 1974–1978 |
Diteruskan oleh: Bob Hasan |
Jabatan diplomatik | ||
Didahului oleh: A.J. Witono |
Duta Besar RI untuk Jepang 1979–1983 |
Diteruskan oleh: Wiyogo Atmodarminto |