Tetralogi Fallot

Revisi sejak 5 Juli 2021 12.41 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: +{{Authority control}})

Tetralogi fallot adalah penyakit berupa kelainan jantung bawaan, terdiri dari kombinasi empat kelainan jantung (walaupun yang paling nyata ada tiga) yang disebabkan karena "sindrom bayi biru" (baby blue syndrome), dijabarkan pertama kali oleh Arthur Fallot (1850-1911), seorang dokter dari Prancis.[1][2] Penyakit ini berupa penyempitan katup pangkal pembuluh darah paru, kebocoran sekat dinding antara (ventrikel (bilik jantung), dextroposition (Inggris = penggeseran ke kanan) aorta, (sehingga sekaligus menerima darah arteri dan vena), serta hipertrofi (penggembungan) ventrikel kanan.[1] Dengan demikian, sebagian besar darah dari ventrikel kanan langsung mengalir ke aorta dan tidak menjalani sirkulasi paru, sehingga mengakibatkan warna biru pada wajah dan sebagian tubuh (sianosis) dengan kesulitan mengambil nafas.[1]

Tetralogi Fallot
Illustration of a heart suffering from tetralogy of Fallot
Informasi umum
SpesialisasiCardiac surgery, pediatri Sunting ini di Wikidata

Empat defek dari kelainan jantung tersebut, ialah:[3]

  1. Defek septum ventrikular[3]
  2. Defek stenosis pulmonal, yang dapat berupa infundibular, valvular, supravalvular, atau kombinasi, yang menyebabkan obstruksi aliran darah ke dalam arteri pulmonal.[3]
  3. Hipertrofi ventrikel kanan[3]; dan
  4. Berbagai derajat overriding aorta.[3]

Defek septum ventrikular rata-rata besar.[1] Pada anak dengan tetralogi fallot, diameter aortanya lebih besar dari normal, sedangkan arteri pulmonalnya lebih kecil dari normal.[1] Gagal janjung kongestif biasanya dikaitkan dengan defek yang mengakibatkan suatu pirau besar dari kiri ke kanan.[1]

Penderita tetralogi fallot menunjukkan gejala mengeluarkan lendir pada bibir dan mulut, kadang-kadang timbul batu darah (hemoptitis), sesak napas sehingga anak balita biasanya akan berjongkok untuk memulihkan tenaganya.[1] Jari penderita penyakit ini mengalami pembesaran bagian kuku (clubbing).[3] Penderita tersebut juga mengalami perlambatan pertumbuhan, kemungkinan komplikasi sangat tinggi, di antaranya trombosis darah otak, radang katup jantung, mudah terjadi pendarahan.[1] Anak demikian jarang mencapai usia remaja.[1] Penderita tetralogi fallot biasanya direncanakan untuk menjalani bedah jantung; namun, indikasi untuk koreksi total versus penanganan paliatif bergantung pada kebijakan ahli bedah dan pengalaman serta teknologi yang ada.[3]


Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3189-3190
  2. ^ Breitbart R, Fyler, D. Tetralogy of Fallot. In Nadas' Pediatric Cardiology, 2ed, Ed. Keane, Locke, & Fyler, Philadelphia: Saunders-Elsevier, 2006, hal. 559.
  3. ^ a b c d e f g (Indonesia)Cecily Lynn Betz & Linda A. Sowden., Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC, hal. 643 [1]