Senandika
Senandika atau solilokui adalah wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang diperlukan pembaca atau pendengar.[1]
Senandika adalah jenis monolog, tetapi bukan sebuah aside: monolog adalah pidato di mana satu karakter membahas karakter lain, atau penonton; atau pidato yang diarahkan sendiri; sedangkan aside adalah komentar (biasanya pendek) oleh satu karakter kepada penonton, meskipun selama bermain itu mungkin terlihat seperti karakter yang menyapa dirinya sendiri.
Senandika sering digunakan dalam drama, tetapi tidak lagi populer ketika drama bergeser ke aliran realisme di akhir abad ke-18. Tetapi saat ini, dengan pembatasan anggaran di teater, mereka menjadi populer lagi.
Contoh-contoh yang baik dalam sastra dapat dilihat dalam kata-kata karakter Iago, yang memiliki peran utama dalam drama terkenal Shakespeare, Othello.
Contoh-contoh bentuk senandika sekarang ditemukan dalam sitkom Lizzie McGuire dan drama politik House of Cards.
Contoh senandika:
5 Menit 37 Detik
Oleh: Zikri Azka
Aku tak tahu bagaimana dan seperti apa keadaanmu kini, sudah terlalu lama kita dipersulit keadaan untuk bisa berbagi kabar, dan kuharap rasa kita tak bernasib serupa. Sebab degupku masih tetap sama seperti saat pertama kali aku meyakini bahwa aku mencintaimu.
Cinta memang selalu merahasiakan kisahnya, serahasia perkenalanku denganmu yang tak pernah kita sangka akan sampai sejauh ini. Aku mengenalmu lebih dari sekadar tahu, dan kau pun begitu.
Mungkin kau masih ingat, saat pertama aku memberanikan diri duduk di sampingmu. Aku menyapamu, mengulurkan tangan kepadamu, sedang wajahku menghadap ke arah lain. Aku tahu, saat itu kau tersenyum dengan tingkahku. Tapi entahlah, aku bahagia dengan itu. Mengetahui kau tersenyum karena aku salah tingkah, aku sudah sangat bahagia, apalagi jika benar bisa membuatmu tersenyum dalam keadaan sadarku. Ah, saat itu perasaanku mulai bersayap, andai bisa kau lihat. Dan mungkin kau juga ingat, saat itu, kita duduk berdua selama hampir 5 menit 37 detik. Aku tahu itu karena saat di dekatmu, mataku tak beralih sedikit pun dari arlojiku semenjak aku menyapa dan mengulur tangan padamu. 5 menit 37 detik itu kita lalui dengan mendengar deru napasku yang tak teratur, juga rasa tak biasa yang mungkin saat itu kau belum menyadari. 5 menit 37 detik tanpa ada suara yang terlisan dari bibir, tapi hatiku berteriak bahagia. Amat sangat.
"Suatu saat, kau akan tahu, bahwa semenjak aku menyapamu, aku sudah jatuh dan cinta padamu".
Ah, Kasihku
Lombok, 8 Juni 2020
Asal kata
Senandika kemungkinan berasal dari kata se- yang berati satu (diri sendiri) dan ngandika[2] (bahasa Jawa) atau andika[3] (bahasa Kawi/Sansekerta) yang artinya bercerita, bertutur.
Catatan kaki
- ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2019-01-13.
- ^ "SEAlang Library Javanese Lexicography". sealang.net. Diakses tanggal 2019-01-16.
- ^ Purwadi dan Eko Priyo Purnomo. 2008. Kamus Sansekerta Indonesia. BudayaJawa.com. Hal. 6. [1]