Bahasa Ogan
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Bahasa Melayu Ogan adalah bahasa yang dituturkan sebagian besar masyarakat yang terdapat di Kabupaten Ogan Ilir (Tanjungraja, Inderalaya, Pemulutan, Muara Kuang, Kuang Anyar, Rantau Panjang, Muare Penimbung, Tanjung Batu, Payaraman, Talang Aur, Meranjat), Ogan Komering Ilir (Pampangan, Tulung Selapan, Mesuji, Pedamaran), dan Ogan Komering Ulu (Baturaja, Pengandonan, Ulu Ogan, Muara Jaya, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Sinar Peninjauan, Lubuk Raja, Kedaton Peninjauan Raya), Muaraenim (Rambang, Lubai, Segayam, Tambangan Kelekar)
Bahasa Melayu Ogan
ꤷꥁꤼꤸ ꤸꥍꤾꤿꥈ ꥆꥋꤱꥐ/بهاس ملايو اوڬن | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||
Wilayah | Sumatra Selatan (Indonesia) | ||||
Penutur | 500.000 | ||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | ogn | ||||
Glottolog | ogan1237 [1] | ||||
IETF |
| ||||
Portal Bahasa | |||||
Bahasa Ogan yang dituturkan oleh sebagian masyarakat yang tinggal di pesisir atau tepian Sungai Ogan. Sungai Ogan berasal dari beberapa aliran kecil mata air dari Bukit Nanti bersatu menjadi satu aliran besar Sungai Ogan, yang pada akhirnya bermuara di sungai Musi Palembang Provinsi Sumatra Selatan. Bahasa Melayu Ogan yang dituturkan oleh masyarakat di tepian sungai Ogan dikenal salah satu subsuku dari Melayu yaitu suku Ogan. Batasan Suku Melayu Ogan dikenal adanya istilah, Ulu Ogan (daerah Kelumpang), Ogan Ulu (daerah Kecamatan Pengandonan), Ogan Baturaja (Kota Baturaja), dan Ogan Ilir (daerah Lubuk Batang dan Muara Kuang). Sangat banyak dusun kecil yang tersebar di sepanjang aliran sungai sebut saja seperti Muara Penimbung, Talang Aur, Air Itam, Sungai Pinang, Tanjung Raje dan lain-lain yang kesemua dusun ini memiliki bahasa dan logat bicara yang berbeda-beda
Bagi orang yang telah mengenal bahasa Ogan, mereka akan mengatakan bahwa bahasa Ogan mirip bahasa orang Malaysia walau tidak sama persis karena bahasa Ogan merupakan salah satu bahasa dari suku Melayu Ogan. Contoh logatnya "Nak kemane?", yang artinya "Anda hendak ke mana?".
Semakin ke hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Ogan, maka logat bahasa Ogan Akan terdengar keras, makin ke hilir makin halus dan agak terdengar berlagu. Hal ini senada dengan filosofi "daerah hulu sungai Ogan, tepian sungai Ogan agak kecil arus airnya deras berbatu dan berbukit, sedangkan daerah hilir tepian sungai Ogan lebar dan arus air tenang tidak berbatu."
Untuk daerah Ogan Ilir sebagian Bahasa Ogan yang digunakan menggunakan dialek e/e jakarte, sebagian e/e Malaysia, ada juga Bahasa Ogan dialek o yang terdapat di Kecamatan Tanjung Batu dan Payaraman. Sedangkan yang di Ogan Komering Ulu, hampir semua Bahasa Ogan yang digunakan memakai dialek e/e Malaysia, kecuali Kampung Suka Pindah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya menggunakan Bahasa Ogan dialek e/e Jakarta, untuk wilayah Kabupaten Muaraenim Bahasa Ogan Rambang, Lubai, Segayam menggunakan dialek e/e Malaysia. Berikut beberapa contohnya jika menggunakan Bahasa Ogan Ilir:
Kata "Rumah", jika memakai cara baca Bahasa Ogan:
«Humah»
Dan seperti {Dimana tempatnya?} «Dimana:Dimane» «Tempatnya:agokne» Jadi, dimane agokne?
Dan satu lagi Jika anda mendengar"Dak Tekinak/Tekelek"
Jika diartikan menggunakan bahasa Indonesia adalah: “Tidak kelihatan/terlihat”
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Ogan". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.