Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang (Sunda: ᮊᮘ᮪. ᮕᮔ᮪ᮓᮦᮌᮣᮔ᮪, Latin: Kab. Pandéglang), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Ibu kotanya adalah Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Indonesia di barat dan selatan. Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil. Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, di mana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini hampir punah. Suku aslinya adalah Suku Banten.
Kabupaten Pandeglang
Pandeglang Berkah | |
---|---|
Julukan: Kota Badak, Kota Berkah | |
Motto: BERKAH (Bersih, Elok, Ramah, Kuat, Aman, Hidup) | |
Koordinat: 6°18′33″S 106°06′17″E / 6.3092°S 106.1047°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Banten |
Tanggal berdiri | 1 April 1874[1] |
Ibu kota | Pandeglang |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Irna Narulita |
• Wakil Bupati | Tanto Warsono Arban |
Luas | |
• Total | 2.746,89 km2 (1,060,58 sq mi) |
Populasi (2021) | |
• Total | 253.672 |
• Kepadatan | 438,75/km2 (1,136,4/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,84% Kristen Protestan 0,10% Katolik 0,03% Buddha 0,03%[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0253 |
Pelat kendaraan | A |
Kode Kemendagri | 36.01 |
DAU | Rp.988.536.476.000 (2021) |
Fauna resmi | Badak bercula satu |
Situs web | www |
Pusat kota Kabupaten Pandeglang terletak di 4 Kecamatan yaitu Pandeglang, Karang Tanjung, Majasari, dan Kaduhejo. Selain itu pusat wisata pantai terdapat di Carita.
Terdapat 3 Gunung di Kabupaten Pandeglang yaitu Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung Aseupan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang. Sungai yang mengalir di antaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.[4]
Sejarah
Nama "Pandeglang" yang sekarang digunakan ini baik sebagai Ibu Kota Kabupaten maupun sebagai nama Kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain:
- Pandeglang yang berasal dari kata “Pandai Gelang” yang artinya orang tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda "Si Amuk" yang konon kabarnya pada Zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang Pandai (tukang besi) yang termasyur pandai.
Meriam Ki Amuk (samping)
- Sultan Banten yang memerintah pada waktu itu menyuruh tukang pandai besi di desa tersebut untuk membuat gelang meriam yang bernama si AMUK, karena di daerah lain tukang pandai besi tidak ada yang sanggup untuk membuatnya. Oleh karena pandai besi tersebut berhasil membuatnya maka daerah Kadupandak dan sekitarnya disebut orang Pandeglang yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu distrik di Kabupaten Serang;
Meriam Ki Amuk (depan)
- Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat ke mana-mana yaitu “Pandeglang sekarang”.
- Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.
Sunda Kelapa yang diganti namanya menjadi Jayakarta sebagian dimasukan ke dalam Wilayah Banten. Cirebon kekuasaannya diserahkan kepada anaknya bernama Pangeran Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Sedangkan Banten kekuasaannya diserahkan pada puteranya yang bernama Sultan Hasanudin (Tahun 1552-1570).
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pada tahun 1568 Banten memutuskan hubungan kerajaan dengan Demak. Pengganti Hasanudin ialah Maulana Yusuf dari tahun 1570-1580. Penggantinya Maulana Muhammad (Ratu Banten) sebagai Sultan Banten III Tahun 1580-1596. Pada Tahun 1596 muncul orang-orang Belanda di Daerah yang kemudian mendirikan VOC pada tahun 1602. Tahun 1618 Belanda berselisih dengan Banten 1612 berdiri Batavia oleh Jan Pieterszoon Coen. Sultan Banten ke IV ialah Sultan Tirtayasa pada tahun 1651-1682. Pada tahun 1680 Sultan Ageng Tirtayasa berselisih dengan Sultan Haji yang minta bantuan pada Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia pada tahun 1692. Pada tahun 1750 timbul perebutan kekuasaan pada waktu Sultan Arifin (Sultan ke VI) Alim Ulama pada waktu itu mengangkat Ratu Bagus Buang. Keadaan ini oleh Belanda dianggap berbahaya, maka diangkatlah Pangeran Gusti sebagai penggantinya. Kenyataannya bukan mereda tetapi Kiyai Tapa dan Ratu Buang mengadakan perlawanan dan pengacauan di Daerah Bogor dan Priangan. Ketika zaman Deandels nasib Banten sama dengan nasib kerajaan lainnya di Pulau Jawa. Tahun 1809 Sultan Banten yang baru yaitu Sultan Muhamad harus menyerahkan Daerah Lampung kepada Batavia. Oleh karena itu Sultan Muhamad memindahkan Ibu Kota Kesultanan Banten ke Pandeglang.
Keresidenan Banten
Menurut Staatsblad Nederlands Indie No. 81 Tahun 1828 Keresidenan Banten dibagi menjadi 3 Kabupaten yaitu:
- Kabupaten Utara yaitu Kabupaten Serang;
- Kabupaten Selatan yaitu Kabupaten Lebak;
- Kabupaten Barat yaitu Kabupaten Caringin.
- Kabupaten Serang dibagi atas 11 Kewedanaan:
- 1. Kewedanaan Serang dibagi dalam Kecamatan Kalodian dan Cibening;
- 2. Kewedanaan Banten dibagi dalam Kecamatan Banten, Serang, Nejawang;
- 3. Kewedanaan Ciruas dibagi dalam Kecamatan Cilegon, Bojonegara;
- 4. Kewedanaan Cilegon dibagi dalam Kecamatan Terate, Cilegon, Bojonegara;
- 5. Kewedanaan Tanara dibagi dalam Kecamatan Tanara dan Pontang;
- 6. Kewedanaan Baros dibagi dalam Kecamatan Regas, Ander, Cicandi;
- 7. Kewedanaan Kolelet dibagi dalam Kecamatan Pandeglang dan Cadasari;
- 8. Kewedanaan Pandeglang dibagi dalam Kecamatan Pandeglang dan Cadasari;
- 9. Kewedanaan Ciomas dibagi dalam Kecamatan Ciomas Barat dan Ciomas Utara;
- 10. Kewedanaan Anyer tidak dibagi dalam Kecamatan-kecamatan;
Selanjutnya memperhatikan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 24 Nopember 1887 Np. 1/c tentang Batas Kota Serang dan Bagian Kota Pandeglang, Caringin dan Lebak Pasal 29, 31, 33, 67c dan 131 Reglement (STBL Van Nederlanch India Tahun 1925 No. 380 LN. 1924 No. 74 Pasal 1) maka ditunjuk Kewedanaan Pandeglang, Menes, Caringin dan Cibaliung.
Berdasarkan Surat Menteri Jajahan tanggal 13 dan 20 Nopember 1873 No. LAA.AZ.No. 34/209 dan 28/2165 menetapkan bahwa: Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer dan Serang dan Keresidenan Banten dihapuskan; Bupati mempunyai pembantu yaitu Mantri Kabupaten dengan gaji 50 gulden; Kepala Distrik mempunyai gelar Jabatan Wedana dan Onder Distrik mempunyai Gelar Jabatan Asisten Wedana; Berdasarkan Staatsblad 1874 No. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874, mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, di antaranya
- Kabupaten Pandeglang dibagi 9 Distrik atau Kewedanaan sebagai berikut:
- 1. Kewedanaan Pandeglang;
- 2. Kewedanaan Baros;
- 3. Kewedanaan Ciomas;
- 4. Kewedanaan Kolelet;
- 5. Kewedanaan Cimanuk;
- 6. Kewedanaan Caringin;
- 7. Kewedanaan Panimbang;
- 8. Kewedanaan Menes;
- 9. Kewedanaan Cibaliung.
- Di Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam Ordonansi 1887 No. 224 tentang batas-batas wilayah Keresidenan Banten, termasuk batas-batas Kabupaten Pandeglang. Dalam tahun 1925 dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 Agustus 1925 No. IX maka jelas Kabupaten telah berdiri sendiri tidak di bawah penguasaan Keresidenan Banten.
- Atas dasar dan fakta-fakta tersebut dapat diambil beberapa alternatif:
- 1. Pada tahun 1828: Pandeglang sudah merupakan Pusat Pemerintahan Distrik;
- 2. Pada tahun 1874: Pandeglang merupakan Kabupaten;
- 3. Pada tahun 1882: Pandeglang merupakan Kabupaten dan Distrik Kewedanaan;
- 4. Pada tahun 1925: Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri.
Dari keempat kesimpulan itu atas kesepakatan bersama kita telah menentukan 1 April 1874 sebagai Hari Jadi Kota Kabupaten Pandeglang.
Geografi
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Banten. Letaknya barada di ujung paling barat Pulau Jawa dengan luas wilayah 2.746,89 km².[5]
Batas Wilayah
Utara | Kabupaten Serang dan Kota Serang |
Timur | Kabupaten Lebak |
Selatan | Samudera Indonesia |
Barat | Selat Sunda |
Topografi
Bentuk Topografi wilayah Kabupaten Pandeglang di daerah tengah dan selatan pada umumnya merupakan dataran dengan ketinggian gunung-gunungnya relatif rendah, sedangkan daerah utara sekitar 14,93% dari luas Kabupaten Pandeglang merupakan dataran tinggi.
Iklim Cuaca
Kabupaten Pandeglang beriklim tropis seperti di wilayah Indonesia lainnya. Tipe iklim tropis di wilayah Pandeglang berdasarkan klasifikasi iklim Koppen adalah Iklim Hutan Hujan Tropis. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah Pandeglang terbilang tinggi yakni ±81% dengan suhu udara rata-rata bervariasi antara 20° - 31 °C.
Oleh karena beriklim hutan hujan tropis, wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 2400 – 2800 mm per tahun dan jumlah hari hujan lebih dari 150 hari hujan per tahun.
Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 300 mm per bulan, sedangkan curah hujan minimum terjadi di bulan Juli dengan curah hujan bulanan kurang dari 130 mm per bulan.
Data iklim Pandeglang, Banten, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.7 (85.5) |
30.1 (86.2) |
30.8 (87.4) |
31.2 (88.2) |
31.5 (88.7) |
31.4 (88.5) |
31.4 (88.5) |
31.5 (88.7) |
32 (90) |
32 (90) |
31.5 (88.7) |
30.8 (87.4) |
31.16 (88.15) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.6 (78.1) |
25.8 (78.4) |
26.2 (79.2) |
26.5 (79.7) |
26.7 (80.1) |
26.3 (79.3) |
26 (79) |
25.9 (78.6) |
26.4 (79.5) |
26.6 (79.9) |
26.5 (79.7) |
26.2 (79.2) |
26.23 (79.23) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.5 (70.7) |
21.6 (70.9) |
21.6 (70.9) |
21.8 (71.2) |
21.9 (71.4) |
21.2 (70.2) |
20.6 (69.1) |
20.4 (68.7) |
20.8 (69.4) |
21.3 (70.3) |
21.7 (71.1) |
21.6 (70.9) |
21.33 (70.4) |
Presipitasi mm (inci) | 401 (15.79) |
351 (13.82) |
305 (12.01) |
265 (10.43) |
185 (7.28) |
119 (4.69) |
95 (3.74) |
68 (2.68) |
85 (3.35) |
160 (6.3) |
313 (12.32) |
441 (17.36) |
2.788 (109,77) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 15 | 15 | 14 | 11 | 8 | 6 | 4 | 5 | 9 | 14 | 18 | 136 |
% kelembapan | 85 | 84 | 84 | 83 | 83 | 81 | 79 | 78 | 79 | 80 | 82 | 83 | 81.8 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 140 | 151 | 183 | 211 | 225 | 233 | 269 | 261 | 232 | 216 | 194 | 177 | 2.492 |
Sumber #1: BMKG[6] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[7] & Climate-Data.org[8] |
Pemerintahan
Daftar Bupati
Berikut adalah daftar Bupati Pandeglang secara definitif sejak tahun 1848 pasca berdirinya Kabupaten Pandeglang dan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.[9]
Nomor urut | Bupati | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Tjondronegoro Djajanegara (1803–tidak diketahui) |
Non Partisan | 1848 | 16 September 1849 | 0–1 tahun | 1 | Tidak ada | |||
2 | Natadiningrat | Non Partisan | 16 September 1849 | 10 Maret 1866 | 16 tahun, 175 hari | 2 | Tidak ada | |||
3 | Gondokoesoemo | Non Partisan | 10 Maret 1866 | 2 Juli 1874 | 8 tahun, 114 hari | 3 | Tidak ada | |||
Lowong | 2 Juli 1874 | 28 September 1874 | 88 hari | – | Tidak ada | |||||
4 | Soetaadiningrat | Non Partisan | 28 September 1874 | 28 Agustus 1899 | 24 tahun, 334 hari | 4 | Tidak ada | |||
5 | Abdoel Gafoer Soerawinangoen | Non Partisan | 28 Agustus 1899 | 1 Februari 1900 | 157 hari | 5 | Tidak ada | |||
6 | Soeraadiningrat (tidak diketahui–1925) |
Non Partisan | 1 Februari 1900 | 6 Desember 1910 | 10 tahun, 308 hari | 6 | Tidak ada | |||
7 | Astrawidjaja | Non Partisan | 6 Desember 1910 | 11 Agustus 1914 | 4 tahun, 0 hari | 7 | Tidak ada | |||
8 | Hasan Kartaadiningrat | Non Partisan | 11 Agustus 1914 | 9 Agustus 1927 | 12 tahun, 246 hari | 8 | Tidak ada | |||
9 | Djoemhawan Wiriaatmadja (1880–1943) |
Non Partisan | 9 Agustus 1927 | 28 Februari 1941 | 13 tahun, 203 hari | 9 | Tidak ada | |||
10 | Djoemhana Wiriaatmadja (1904–1975) |
Non Partisan | 28 Februari 1941 | 1945 | 3–4 tahun | 10 | Tidak ada | |||
11 | Abdoel Halim (1889–1959) |
Non Partisan | 1945 | Februari 1947 | 1–2 tahun | 11 | Tidak ada | [10][11] | ||
12 | Sudibja | Non Partisan | Februari 1947 | 1948 | 0–1 tahun | 12 | Tidak ada | |||
13 | Djaja Rukmantara | Non Partisan | 1948 | 1949 | 0–1 tahun | 13 | Tidak ada | |||
14 | Hollan Sukmadiningrat | PNI | 1949 | 1956 | 6–7 tahun | 14 | Tidak ada | |||
15 | Mochammad Noch Kartanegara | Non Partisan | 1956 | 1956 | 0 tahun | 15 | Tidak ada | |||
16 | Lamri Suriaadimadja (1901–1957) |
Non Partisan | 1957 | 13 September 1957 | 0 tahun | 16 | Tidak ada | |||
17 | Mukdas Suriahaminata | Non Partisan | 1957 | Maret 1958 | 0–1 tahun | 17 | Tidak ada | |||
18 | Mohammad Ebby (tidak diketahui–1982) |
Militer | 1959 | 1961 | 1–2 tahun | 18 | Tidak ada | |||
19 | Sjachra Sastrakusumah (tidak diketahui–1974) |
Militer | 1961 | 1964 | 2–3 tahun | 19 | Tidak ada | |||
20 | Sjamsudin Natadisastra | Non Partisan | 1964 | 1968 | 3–4 tahun | 20 | Tidak ada | |||
21 | Karna Suwanda (1930–2014) |
Non Partisan | 1968 | 1970 | 1–2 tahun | 21 | Tidak ada | |||
1970 | 1975 | 4–5 tahun | 22 | Tidak ada | ||||||
1975 | 1980 | 4–5 tahun | 23 | Tidak ada | ||||||
22 | Suyaman | Non Partisan | Oktober 1980 | 5 November 1985 | 5 tahun, 16 hari | 24 | Tidak ada | |||
5 November 1985 | 5 November 1990 | 5 tahun, 0 hari | 25 | Tidak ada | ||||||
23 | Mochammad Zein (1937–2019) |
Non Partisan | 5 November 1990 | 6 November 1995 | 5 tahun, 1 hari | 26 | Tidak ada | |||
24 | Yitno (1944–2019) |
Non Partisan | 6 November 1995 | 6 November 2000 | 5 tahun, 0 hari | 27 | Tidak ada | |||
25 | Achmad Dimyati Natakusumah (lahir 1966) |
PPP | 6 November 2000 | 25 Oktober 2005 | 4 tahun, 353 hari | 28 (2000) |
Mudjio 2000–2005 |
|||
25 Oktober 2005 | 28 Oktober 2009 | 4 tahun, 3 hari | 29 (2005) |
Erwan Kurtubi 2005–2009 |
||||||
26 | Erwan Kurtubi (1950–2023) |
Golkar | 10 Maret 2011 | 10 Maret 2016 | 5 tahun, 0 hari | 30 (2010) |
Heryani 2011–2016 |
[12][13] | ||
27 | Irna Narulita (lahir 1970) |
PDI-P | 23 Maret 2016 | 23 Maret 2021 | 5 tahun, 0 hari | 31 (2015) |
Tanto Warsono Arban 2016–sekarang |
[14] | ||
26 April 2021 | Petahana | 3 tahun, 199 hari | 32 (2020) |
[15][16] |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pandeglang dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[17][18] | 2019–2024[19] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 6 | 6 | |
Gerindra | 7 | 7 | 7 | |
PDI-P | 5 | 5 | 6 | |
Golkar | 8 | 7 | 7 | |
NasDem | (baru) 4 | 3 | 7 | |
PKS | 5 | 6 | 6 | |
Hanura | 2 | 0 | 0 | |
PAN | 1 | 3 | 0 | |
PBB | 2 | 1 | 0 | |
Demokrat | 6 | 6 | 6 | |
Perindo | (baru) 1 | 0 | ||
PPP | 5 | 5 | 5 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 11 | 11 | 8 |
Kecamatan
Kabupaten Pandeglang terdiri dari 35 kecamatan, 13 kelurahan dan 326 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.175.148 jiwa dan luas wilayah 2.746,89 km² dengan kepadatan 428 jiwa/km².[20][21]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pandeglang, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[22] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
36.01.07 | Angsana | 9 | 42277 | Desa | ||
36.01.20 | Banjar | 11 | 42252 | Desa | ||
36.01.10 | Bojong | 8 | 42274 | Desa | ||
36.01.22 | Cadasari | 11 | 42251 | Desa | ||
36.01.28 | Carita | 10 | 42269 | Desa | ||
36.01.03 | Cibaliung | 9 | 42285 | Desa | ||
36.01.27 | Cibitung | 10 | 42287 | Desa | ||
36.01.05 | Cigeulis | 9 | 42282 | Desa | ||
36.01.26 | Cikedal | 10 | 42266 | Desa | ||
36.01.04 | Cikeusik | 14 | 42286 | Desa | ||
36.01.02 | Cimanggu | 12 | 42284 | Desa | ||
36.01.18 | Cimanuk | 11 | 42271 | Desa | ||
36.01.15 | Cipeucang | 10 | 42272 | Desa | ||
36.01.23 | Cisata | 9 | 42279 | Desa | ||
36.01.16 | Jiput | 13 | 42263 | Desa | ||
36.01.19 | Kaduhejo | 10 | 42253 | Desa | ||
36.01.25 | Karang Tanjung | 4 | - | 42231-42234 | Kelurahan | |
36.01.33 | Koroncong | 12 | 42256 | Desa | ||
36.01.12 | Labuan | 9 | 42264 | Desa | ||
36.01.34 | Majasari | 5 | - | 42221-42227 | Kelurahan | |
36.01.17 | Mandalawangi | 15 | 42261 | Desa | ||
36.01.30 | Mekarjaya | 8 | 42254 | Desa | ||
36.01.13 | Menes | 12 | 42262 | Desa | ||
36.01.08 | Munjul | 9 | 42276 | Desa | ||
36.01.09 | Pagelaran | 13 | 42265 | Desa | ||
36.01.21 | Pandeglang | 4 | - | 42212-42219 | Kelurahan | |
36.01.06 | Panimbang | 6 | 42281 | Desa | ||
36.01.24 | Patia | 10 | 42267 | Desa | ||
36.01.11 | Picung | 9 | 42275 | Desa | ||
36.01.32 | Pulosari | 9 | 42257 | Desa | ||
36.01.14 | Saketi | 14 | 42273 | Desa | ||
36.01.31 | Sindangresmi | 9 | 42278 | Desa | ||
36.01.35 | Sobang | 8 | 42289 | Desa | ||
36.01.29 | Sukaresmi | 10 | 42268 | Desa | ||
36.01.01 | Sumur | 7 | 42283 | Desa | ||
TOTAL | 13 | 326 |
Demografi
Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Labuan disusul Kecamatan Cikeusik dan Kecamatan Panimbang
Kecamatan | Wilayah (km²) | Populasi | Kepadatan (/km²) |
---|---|---|---|
Sumur | 258,54 | 21.813 | 84 |
Cimanggu | 259,73 | 37.121 | 143 |
Cibaliung | 221,88 | 26.033 | 177 |
Cibitung | 180,72 | 19.903 | 110 |
Cikeusik | 322,76 | 49.647 | 154 |
Cigeulis | 176,21 | 27.724 | 189 |
Panimbang | 132,84 | 46.686 | 351 |
Sobang | 138,88 | 37.735 | 272 |
Munjul | 75,25 | 22.836 | 303 |
Angsana | 64,84 | 27.124 | 418 |
Sindangresmi | 65,20 | 21.527 | 330 |
Picung | 56,74 | 34.023 | 600 |
Bojong | 50,72 | 33.804 | 666 |
Saketi | 54,13 | 40.465 | 748 |
Pandeglang | 32,65 | 22.150 | 678 |
Pagelaran | 42,76 | 33.882 | 792 |
Patia | 45,48 | 27.612 | 607 |
Sukaresmi | 57,30 | 33.674 | 588 |
Labuan | 15,66 | 51.903 | 3.314 |
Carita | 41,87 | 32.086 | 766 |
Jiput | 53,04 | 29.795 | 562 |
Cikedal | 26,00 | 30.721 | 1.182 |
Menes | 22,41 | 35.692 | 1.593 |
Pulosari | 31,33 | 26.599 | 849 |
Mandalawangi | 80,19 | 44.910 | 560 |
Cimanuk | 23,64 | 37.745 | 1.597 |
Cipeucang | 21,16 | 28.107 | 1.328 |
Banjar | 30,50 | 30.463 | 999 |
Kaduhejo | 33,57 | 33.880 | 1.009 |
Mekarjaya | 31,34 | 20.769 | 663 |
Pandeglang | 16,85 | 38.590 | 2.290 |
Majasari | 19,57 | 42.153 | 2.154 |
Cadasari | 26,20 | 30.936 | 1.181 |
Karang Tanjung | 19,07 | 29.799 | 1.563 |
Koroncong | 17,86 | 17.069 | 956 |
Kabupaten Pandeglang | 2.746,89 | 1.130.514 | 412 |
Berdasarkan Sensus Penduduk Di Bulan Mei 2010 Jumlah Penduduk Pandeglang: 1.145.792 Orang.
Pendidikan
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 1 | 886 | 123 | 22 | 10 | 0 | 1 | |||||
Swasta | 29 | 150 | 136 | 67 | 40 | 5 | 6 | |||||
Total | 30 | 1.036 | 259 | 89 | 48 | 5 | 7 | |||||
Data sekolah di kabupaten Pandeglang Sumber:[23] |
Perguruan Tinggi/Universitas
- UNMA Banten (Kecamatan Saketi)
- STIA Banten (Kecamatan Pandeglang)
- STISIP Banten Raya (Kecamatan Pandeglang)
- STKIP Mutiara Banten (Kecamatan Majasari)
- STAISMAN Pandeglang (Kecamatan Kaduhejo)
Komunikasi dan Media Massa
Stasiun Radio
Sejumlah stasiun radio yang beroperasi di wilayah ini:
- Radio Adhiswara FM 90.6 MhzRadio Female FM 97.9 MHz
- Radio Angkasa FM 98.9 MHz
- Radio Paranti FM 105.6 Mhz
- Radio Berkah FM 97.3 Mhz
- Radio Akarsari FM 92.20 Mhz
- E - Radio Fm 95.9 MHz
- Radio Krakatau FM 93.7 Mhz
- Radio Labuan FM 93.3 Mhz
- Radio Nadafa FM 91.0 Mhz
- Radio Arjuna FM 100.0 Mhz
- Radio Female FM 97.9 MHz
- RIS FM 107.9 MHz
- Radio Ujungkulon FM 95.10 Mhz
Makanan Khas
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa makanaan khas yaitu:
- Balok Menes Pandeglang
- Emping Menes
- Angeun Lada
- Rabeg
Pariwisata
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa tempat wisata, yaitu:
- Dataran tinggi Gunung Karang-Pulosari-Aseupan
- Alun-Alun Pandeglang
- Kampung Domba
- Pemandian Air Panas Cisolong
- CAS Waterpark
- DM Wisata Air
- Curug Leuwibumi
- Situs Salakanagara Cihunjuran
- Pemandian Alam Mata Air Citaman
- Pantai Carita
- Curug Putri Carita
- Taman Hutan Raya Pandeglang
- Mutiara Carita
- Cindewulung Bed & Resto
- Archipelago Carita
- Pantai Pandan
- Pantai Bama
- Pantai Ciputih
- Pantai Tanjung Lesung
- Pantai Batu Hideung
- Curug Gendang
- Pemandian Cikoromoy
- Taman Nasional Ujung Kulon
- Kramat Syech Asnawi Caringin
- Kramat Syech Daud Cikaduen
- Kramat Syech Husen Carita
- Pulau Popole & Lowongan
Referensi
- ^ "SEJARAH SINGKAT KABUPATEN PANDEGLANG". Website Resmi Kabupaten Pandeglang. 20 September 2017. Diakses tanggal 20 September 2017.[pranala nonaktif permanen]
- ^ BPS Kabupaten Pandeglang (2018). Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2018. BPS Kabupaten Pandeglang. hlm. 1.
- ^ "Laporan Penduduk Berdasarkan Agama Provinsi Banten 2014". Biro Pemerintahan Banten. Diakses tanggal 18 Oktober 2018.
- ^ http://www.pandeglangkab.go.id/
- ^ "Profil Pandeglang" (PDF).
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 73 & 137. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ "PANDEGLANG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 13 September 2020.
- ^ "Pandeglang, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 13 September 2020.
- ^ Notosusanto, Bambang; Eka Purnomosidi (2020). Dalam Dekapan Pandeglang: Kumpulan Catatan Kecilku Tentang Pandeglang. Jejak Publisher. hlm. 161–171.
- ^ Nur Immamah, Siti (2017). Ulama Birokrat: Kiprah Abuya TB. Abdul Halim Kadu Peusing Dalam Memperjuangkan Banten. Laboratorium Bantenologi UIN Syarif Hidayatullah. ISBN 978-602-6671-18-1 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - ^ "Abuya Tubagus Abdul Halim : Ulama dan Birokrat dari Pandeglang". Pemerintah Provinsi Banten. Jaringan Informasi Kearsipan Provinsi Banten. 21 Januari 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2023.
- ^ "Gubernur Banten Lantik Ibu Tirinya Jadi Wakil Bupati Pandeglang". Tempo.co. Pandeglang. 10 Maret 2011. Diakses tanggal 16 Februari 2023.
- ^ "Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Berakhir". Krakatau Radio. Pandeglang. 10 Maret 2016. Diakses tanggal 16 Februari 2023.
- ^ Ridho, Rasyid (23 Maret 2016). "Hari Ini Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Dilantik". Sindo News. Serang. Diakses tanggal 16 Februari 2023.
- ^ "Irna-Tanto Resmi Jadi Paslon Terpilih di Pilkada Pandeglang 2020". Bingar.id. Pandeglang. 18 Februari 2021. Diakses tanggal 16 Februari 2023.
- ^ "Pelantikan Bupati Pandeglang dan Wali Kota Tangsel". Pemerintah Provinsi Banten. Serang: Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Banten. 27 April 2021. Diakses tanggal 16 Februari 2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Pandeglang 2014-2019
- ^ Puskapol UI (11 November 2014). "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Banten". Diakses tanggal 13 Maret 2019.
- ^ Nusantara, Suara (2019-08-25). "Dilantik Besok, Ini Daftar 50 Nama Anggota DPRD Pandeglang Periode 2019-2024 - Suara Nusantara". Suara Nusantara | Inspirasi Anak Negeri. Diakses tanggal 2023-02-03.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Pandeglang
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kab. Pandeglang Diarsipkan 2010-12-27 di Wayback Machine.
Bacaan lebih lanjut
- BPS Kabupaten Pandeglang (2018). Kabupaten Pandeglang Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Pandeglang.
- BPS Kabupaten Pandeglang (2018). Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2018. BPS Kabupaten Pandeglang.
- BPS Kabupaten Pandeglang (2018). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Pandeglang 2018. BPS Kabupaten Pandeglang.