Sekakmat adalah keadaan dalam permainan dalam catur saat raja disekak (akan dimakan) dan tidak ada kemungkinan untuk melarikan diri. Skakmat lawan memenangkan permainan.

Hitam disekakmat — hitam kalah dalam permainan

Dalam catur, raja dasarnya tidak dimakan—tetapi pemain dapat kalah bila buah rajanya disekakmat. Dalam permainan resmi, pemain dapat juga kalah apabila ia mengundurkan diri sebelum sekakmat.[1][2]

Jika ada pemain yang tidak disekak tetapi tidak memiliki langkah gerak yang sah, maka terjadi remis, dan permainan segera berakhir seri. Langkah sekakmat dicatat dalam notasi aljabar menggunakan simbol pagar "#", misalnya: 34. Qg7#.

Contoh

Sekakmat terjadi paling sedikit dua gerakan di satu sisi dengan semua buah lainnya masih di papan (seperti "mat goblok" pada pembukaan), dalam pertengahan (seperti pada permainan tahun 1956 yang disebut Permainan Abad Ini antara Donald Byrne Bobby Fischer),[3] atau sudah menjalani banyak gerakan dengan sedikitnya tiga buah dalam posisi permainan akhir.

abcdefgh
8
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
8
77
66
55
44
33
22
11
abcdefgh
Putih disekakmat.[4]
D. Byrne vs. Fischer
abcdefgh
8
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
8
77
66
55
44
33
22
11
abcdefgh
Putih disekakmat setelah 41...Bc2#.[5]
Sekakmat dengan benteng
abcdefgh
8
 
 
 
 
8
77
66
55
44
33
22
11
abcdefgh
Raja Hitam disekakmat.[6]

Etimologi

Kata sekakmat berasal dari frasa bahasa Persia shah mat شاه مات ) yang artinya “raja sudah tak tertolong”.[7] Kata mat Persia berlaku untuk raja tetapi dalam bahasa Sanskerta "māta", juga diucapkan māt, termasuk kalah juga dalam konteks kerajaannya; māta adalah bentuk lampau dari akar kata kerja mā. [8] Lainnya memaknainya sebagai "Raja sudah mati", saat catur mulai merambah Eropa melalui dunia Arab, dan mata Arab مَاتَ) berarti "mati" atau "mati".[9][10] Moghadam menelusuri etimologi kata mat, yang berasal dari kata kerja Persia mandan ماندن), yang berarti "mempertahankan", yang serumpun dengan kata Latin maneō dan Yunani meno μένω , yang berarti "Saya bertahan"). Raja berusaha "bertahan" di sini dalam artian saat dirinya "terkejut" karena "ditangkap".[11] Shah (شاه) adalah kata Persia untuk "raja". Pemain dapat mengucap Shāh ketika raja sedang disekak. Mat (مات) adalah kata sifat Persia untuk "kalah", "tidak berdaya", atau "dikalahkan". Jadi raja yang disekakmat berarti sudah ditangkap sehingga menjadi bingung, tak berdaya, dikalahkan, atau bertahan dengan nasibnya.[12]

Bahasa Persia Modern mengartikan mat sebaga orang yang terdiam dan terkejut menatap nasibnya tetapi bingung dan tidak responsif. Kata "tertegun" memiliki korelasi yang erat. Maksud lain dari mat adalah "tidak mampu berkata-kata". Raja yang terkena mat (shah-mat) dalam hal ini tidak dapat merespons, maksudnya raja sudah tidak memiliki gerakan apa pun yang sah saat menanggapi langkah terakhir lawannya. Pemaknaan seperti ini sangat dekat dengan tujuan permainan catur yang bukan membunuh raja melainkan untuk menyerah tanpa memberikan respons apa pun, yang cocok dengan cerita dalam Shahnameh .

Sekakmat dalam ungkapan modern adalah metafora untuk kemenangan telak.[13]

Sejarah

Dalam catur Sanskerta (c. 500–700), raja dapat dimakan dan otomatis mengakhiri permainan. Persia (c. 700-800) memperkenalkan peraturan terkait perlunya peringatan atas raja yang akan diserang (sekak). Hal ini bertujuan untuk mencegah waktu permainan yang singkat dan berakhir secara mendadak. Lantas Persia membuat aturan baru bahwa seorang raja tidak boleh dibiarkan dalam posisi sekak, atau digerakkan mendatangi sekak. Hal ini menyebabkan raja tidak dapat dimakan,[14] dan sekakmat adalah satu-satunya penentu akhir permainan.[15]

Sebelum sekitar tahun 1600, catur dimenangkan dengan memakan semua buah lawan, hingga menyisakan rajanya saja. Gaya catur ini disebut robado.[16] Pada Abad Pertengahan, pemain menganggap bahwa sangat unggul bila catur dimenangkan dengan sekakmat, sehingga robado dianggap sebagai "setengah menang", sampai akhirnya ditinggalkan.[15]

Dua buah utama

Dua buah utama (menteri atau benteng) mudah memberi tekanan sekakmat di pinggir papan menggunakan teknik yang dikenal sebagai mat tangga.[17] Prosesnya adalah menempatkan dua buah dalam kotak berdekatan dan menekan raja ke sisi papan dengan menggunakan satu buah untuk menyekak raja dan yang lainnya untuk mencegah raja lawan agar tidak bergerak ke tengah.[18] Dalam ilustrasi berikut, Putih menyekakmat Hitam dengan menekan raja Hitam ke tepi papan, satu baris pada satu waktu. Sekakmat tangga dapat menggunakan dua benteng, dua menteri, atau satu benteng dan satu menteri. [18]

 
Sekakmat menggunakan menteri dan benteng. 1. Mg5+ Re4 2. Bf4+ Re3 3. Mg3+ Ke2 4. Rf2+ Ke1 5. Qg1# [19]

Sekakmat dasar

Ada empat sekakmat dasar yang salah satu pihaknya hanya memiliki raja dan pihak lainnya masih memiliki buah lainnya yang diperlukan untuk menyekakmat, yaitu (1) satu menteri, (2) satu benteng, (3) dua gajah di kotak yang warnanya berbeda, atau (4) satu gajah dan satu kuda. Raja di pihak lawan dapat turun tangan menyelesaikan sekakmat ini. Jika pihak yang lebih kuat memiliki banyak buah catur, sekakmat semakin mudah.[20]

Sekakmat dengan menteri cukup umum, dan paling mudah dicapai. Sering terjadi bila pion naik pangkat menjadi menteri. Sekakmat dengan benteng juga umum, tetapi skakmat dengan dua gajah atau menggunakan kombinasi gajah dan kuda jarang terjadi. Sekakmat dua gajah cukup mudah dilakukan, tetapi sekakmat gajah dan kuda sulit dan memerlukan ketelitian.

Raja dan menteri

Dua diagram pertama menunjukkan perwakilan dari posisi skakmat dasar dengan ratu, yang dapat terjadi di tepi papan mana pun. Tentu saja, posisi yang tepat dapat bervariasi dari diagram. Pada posisi skakmat pertama, ratu berada tepat di depan raja lawan dan raja putih melindungi ratunya. Di posisi skakmat kedua, raja-raja berada di posisi oposisi dan pasangan ratu di rank (atau file ) raja.

Referensi

  1. ^ Burgess 2009
  2. ^ Hooper & Whyld 1992
  3. ^ "D. Byrne vs. Fischer, New York 1956". Chessgames.com. Diakses tanggal 2012-06-18. 
  4. ^ Kurzdorfer 2003, hlm. 92
  5. ^ Burgess, Nunn & Emms 2004, hlm. 216
  6. ^ Kurzdorfer 2003, hlm. 144
  7. ^ Harper, Douglas; Dan McCormack. "Online Etymology Dictionary". Diakses tanggal May 29, 2010. 
  8. ^ Monier-Williams Sanskrit Dictionary
  9. ^ Hooper & Whyld 1992
  10. ^ Davidson 1949
  11. ^ Davidson 1949
  12. ^ Murray 2012
  13. ^ "Checkmate – Definition and More from the Free Merriam-Webster Dictionary". Merriam-webster.com. 2010-08-13. Diakses tanggal 2012-06-18. 
  14. ^ Davidson 1949
  15. ^ a b Davidson 1949
  16. ^ Davidson, Henry (2012). A Short History of Chess. Three Rivers Press. ISBN 9780307828293. 
  17. ^ Ago, Beauknowsin #chess • 3 Years (2017-10-26). "Chess Lessons for Beginners #1 - The Ladder Checkmate!". Steemit (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-05. 
  18. ^ a b Pandolfini 1988
  19. ^ Silman 2007
  20. ^ Silman 2007

Daftar pustaka