Pasemah Air Keruh, Empat Lawang

kecamatan di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan

Pasemah Air Keruh adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Empat Lawang, provinsi Sumatra Selatan, Indonesia.

Pasemah air keruh
Berkas:Peta paiker.jpeg3°51′13″S 102°45′43″E / 3.853721°S 102.761855°E / -3.853721; 102.761855
Peta lokasi Kecamatan Pasemah air keruh
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Selatan
KabupatenEmpat Lawang
Populasi
 • Total20.300 jiwa
Kode pos
31595
Kode Kemendagri16.11.07 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1611040 Edit nilai pada Wikidata

Dinamakan Pasemah Air Keruh dikarenakan sumber mata air di wilayah ini keruh dan penduduknya sebagian besar bersuku bangsa Pasemah. Ibu kota kecamatan berada di Nanjungan

Sejarah

Besemah suatu terminology lebih dikenal dekat dengan satu bentuk kebudayaan dan suku yang berada disekitar gunung Dempo dan pegunungan Gumay. Wilayah ini dikenal dengan Rena Besemah. Sedangkan untuk terminology politik dan pemerintahan, dipergunakan nomenklatur Pasemah. Pada masa kolonial oleh Inggris dan Belanda menyebutnya Pasumah, bahkan sampai sekarang Pemerintah Republik Indonesia masih menyebutnya Pasemah. Sekilas Sejarah Besemah Ilustrasi menarik mengenai tempat orang-orang Pasemah pernah dituliskan oleh JSG Grambreg, seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda yang ditulisnya tahun 1865 sebagai berikut: Barang siapa yang mendaki Bukit Barisan dari arah Bengkulu. kemudian menjejakkan kaki di tanah kerajaan Palembang yang begitu luas; dan barang siapa yang melangkahkan kakinya dari arah utara Ampat Lawang (negeri empat gerbang) menuju ke dataran Lintang yang indah, sehingga ia mencapai kaki sebelah Barat Gunung Dempo, maka sudah pastilah ia di Negeri orang Pasemah. Jika ia berjalan mengelilingi kaki gunung berapi itu, maka akan tibalah ia di sisi timur dataran tinggi yang luas yang menikung agak ke arah Tenggara, dan jika dari situ ia berjalan terus lebih ke arah Timur lagi hingga dataran tinggi itu berakhir pada sederetan pegunungan tempat, dari sisi itu, terbentuk perbatasan alami antara negeri Pasemah yang merdeka dan wilayah kekuasaan Hindia Belanda. Dari kutipan itu tampak bahwa saat itu wilayah Pasemah masih belum masuk dalam jajahan Hindia Belanda. Operasi-operasi militer Belanda untuk menaklukkan Pasemah sendiri berlangsung lama, dari 1821 sampai 1867. Johan Hanafiah budayawan Sumatra Selatan, dalam sekapur sirih buku Sumatra Selatan Melawan Penjajah Abad 19 tersebut menyebutkan bahwa perlawanan orang Pasemah dan sekitarnya ini adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad 19, berlangsung hampir 50 tahunlamanya.Johan Hanafiah juga menyatakan bahwa pada awalnya orang-orang luar, khususnya orang Eropa, tidak mengenali siapa sebenarnya orang-orang Pasemah. Orang Inggris, seperti Thomas Stamford Rafless pahlawan perang Inggris melawan Belanda di Jawa (1811) dan terakhir mendapat kedudukan di Bengkulu dengan pangkat besar (1817-1824) menyebutnya dengan Passumah. Namun kesan yang dimunculkan adalah bahwa orang-orang Passumah ini adalah orang-orang yang liar. Dalam The British History in West Sumatra yang ditulis oleh John Bastin, disebutkan bahwa bandit-bandit yang tidak tahu hukum (lawless) dan gagah berani dari tanah Passumah pernah menyerang distrik Manna tahun 1797. Disebutkan pula bahwa pada tahun 1818, Inggris mengalami dua malapetaka di daerah-daerah Selatan yakni perang dengan orang-orang Passumah dan kematian-kematian karena penyakit cacar.Pemakaian nama Passumah sebagaimana digunakan oleh orang Inggris tersebut rupanya sudah pernah pula muncul pada laporan orang Portugis jauh sebelumnya. Disebutkan dalam satu situs internet bahwa Portugis pernah mendarat di Pacem atau Passumah (Puuek, Pulau Sumatra) pada bulan Mei 1524. Namun, dari korespondensi pribadi dengan Marco Ramerini dan Barbara Watson Andaya, diperoleh konfirmasi bahwa yang dimaksudkan dalam laporan Portugis itu adalah Aceh, bukan Pasemah seperti yang dikenal ada di Sumatra Selatan sekarang. Hal ini juga terindikasi dari lokasi Pacem itu sendiri yang dituliskan berada pada 05_09’ Lintang Utara – 97_14’ Bujur Timur). Gunung Dempo sendiri yang disebut -sebut oleh Gramberg di atas berada pada posisi 04_02’ Lintang Selatan – 103_008’ Bujur Timur.Nama Pasemah yang kini dikenal sebetulnya adalah lebih karena kesalahan pengucapan orang Belanda, demikian menurut Mohammad Saman seorang budayawan dan sesepuh di sana. Adapun pengucapan yang benar adalah Besemah sebagaimana masih digunakan oleh penduduk yang bermukim di sana. Namun yang kini lebih dikenal adalah nama Pasemah. Konon, munculnya nama Besemah adalah karena keterkejutan puyang Atong Bungsu manakala melihat banyak ikan “Semah” di sebuah sungai yang mengalir di lembah Dempo. Yang terucap oleh puyang tersebut kemudian adalah “Be-semah” yang berarti ada banyak ikan semah di sungai tersebut. Hal ini juga tertulis dalam sebuah manuskrip kuno beraksara Latin berjudul Sejarah Pasemah yang tersimpan Jeme Besemah adalah orang-orang pemberani, Diakui oleh penulis kolonial. Berwatak setia kawan,Dan loyal terhadap komitmen yang membuat saudara Ataupun teman seperjuangan Sultan Palembang, Meneruskan perjuang setelah Sultan Mahmud Badaruddin II Dikalahkan oleh Belanda pada tahun 1821. Orang-orang Sindang Merdika di besemah menolak tindakan Belanda tersebut. Mereka meneruskan perjuangan di besemah pada tahun 1821 Sampai 1866. Bahkan pada saat-saat pertempuran melawan Belanda Di Palembang 1821 Sampai sekarang masih belum jelas Dari mana sebenarnya asal usul suku Besemah. Apakah teori-teori tentang perpindahan penduduk yang diikuti sekarangBerlaku juga bagi suku besemah, masih diliputi kabut rahasia. Namun yang jelas, jauh berabad-abad sebelum hadirnya mitos AtungBungsu, ditanah Besemah, dilereng Gunung Dempo dan daerahSekitarnya, telah ada masyarakat yang memiliki kebudayaan tradisiMegalitik dan bukti-bukti budaya megalitik ditanah besemah sampaiSekarang masih ada. Tetapi permasalahannya, apakah jeme Besemah Sekarang ini adalah keturunan dari Pendukung budaya megalitik tersebut ?Pengenalan orang-orang Eropa, terutama Belanda dan Inggris Terhadap orang Besemah pada awalnya sangat apriori. Orang Belanda dengan picik menyebutkan :## dat de Pasoemhers zonen gebragt ( orang pasemah tak akan diajak bicara jika tidak diberi unjuk kekuatan militer ) Demikian juga Sir Tomas Raffles, seorang Gubernur Jendral Di Bengkulu, pertama kali dia menganggap orang Besemah sebagai The pasumahs were a savage, ungovernable race, and that no termscould ever be made with them (Orang Pasemah adalah buas, ras yang tidak berpemerintahan dan tidak ada istilah yang dapat sesuai untuk mereka.) Setelah menempuh perjalanan yang berat dan melelahkan mendaki Gunung dan bukit serta menembus belantara, bertemulah Raffles Dengan orang Besemah. Perjalanannya ini adalah perjalanan khusus untuk menentramkan orang besemah.Who I Want to Meet:Tegakkah Ganti Nga Tungguan, Jangan Manakah Batu Ke Luagh!!! MAKIN tenggelamkah "Sindang Merdike" saat ini? Menurut budayawan besemah "Mohammad Saman"..Begitu kekuatan Belanda merambah ke Besemah,Mulailah terjadi pergeseran nilai-nilai adat, budaya, danSistem pemerintahan di tanah besemah Dampak berikut juga menyentuh berbagai peran dan fungsi Lembaga-lembaga lama yang ada di masyarakat ke lembaga Baru yang sesuai dengan keinginan penguasa.Lembaga-lembaga lama misalnya hukum adat dan tradisi lain,Semakin tidak berfungsi. Bahkan, puncaknya memasuki Abad XIX, berbagai lembaga tradisional di tanah besemah Terasa mulai keropos dan pada akhirnya hilang digerogoti Kolonial Belanda

Adat dan Budaya

Kebudayaan Pasemah

Sebagai suku bangsa yang mempunyai kebudayaan yang tinggi ada beberapa peninggalan-peninggalan nenek moyang yang sampai saat ini masih ada dan dipelihara antara lain :

- Rumah Tempo Dulu ( Rumah adat Bahari) yang banyak terdapat di dusun (Kampung) lama. Rumah adat ini dinamakan Rumah Beunjung Bertihang Sembilan, dengan ukiran ciri pada zaman matahari mati. Ciri-ciri ukiran ini dari zaman dinasti di Cina (Zaman Dinasti Tang dan Dinasti Ming)

- Zaman dahulu nenek Moyang ahli dibidang membuat kain tenun ikan khas Pasemah.

Dalam kesenian ada beberapa jenis tarian dan lantunan dendang lagu khas daerah:

  1. tarian khas Pasemah
  2. tari Reban
  3. Gegirit,
  4. rejung dll.

- Yang tidak kalah pentingnya di Besemah Jurai Sumbai adalah suku-suku yang mempunyai beberapa jenis senjata yang terbuat dari besi. Senjata yang dibuat daei besi ini dari zaman Kerajaan Sriwijaya ( ciri-ciri pembutannya sangat jelas dari zaman Hindu Sriwijaya ) seperti :

  1. Keris Tata Runjune Pusaka Dewe Semidang
  2. Rentakeu dan Buntag Bujuk Pusaka Sumbai Tanjung Raga
  3. Keris Kerian Tangis Pusaka Sumbai Ulu Lurah
  4. Siwar Lawang dan Keris Santan Apung dll

Dahulu menurut cerita senjata-senjata tersebut mempuyai kekuatan magis (sakti).sebenarnya banyak pusaka-pusaka orang Pasemah dari kerajaan Sriwijaya Berkas:Nanjungan.jpeg

Penduduk

Suku bangsa di kecamatan ini 98% Suku Pasemah yang berasal dari daerah Tanjung Sakti, Lahat, dan Pagar Alam. Sisanya 2% adalah suku Lintang dan Jawa.

Bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari adalah Bahasa Pasemah, Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Pasemah adalah sebagai petani kopi dan sawah. Kopi Pasemah terkenal karena rasa dan aroma Khasnya, salah satu produk dari Kopi Pasemah yang dikenal masyarakat adalah "Kopi cap Cangkir Paiker"

Desa

  1. Nanjungan.
  2. Pagar Jati
  3. Tanjung Beringin
  4. Bandar Agung
  5. Talang Padang
  6. Padang Bindu
  7. Padang Gelai
  8. Keban Jati
  9. Penantian
  10. Muara Aman
  11. Muara Sindang
  12. Muara Rungga
  13. Air Mayan
  14. Lawang Agung
  15. Talang Randai

Objek wisata

  1. Air terjun, air panas, bendungan, pesona alam
  2. Air Ajaib di Desa Penantian (SUMBER MATA AIR PANAS).
  3. Jembatan padang gelai (TUGU TULISAN PASEMAH AIR KERUH)
  4. Danau sungai are Berkas:Danau sungai aro.jpeg
  5. MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT PAIKER(Lebih dikenal dengan nama Tugu Juang) Nanjungan

|CERITA ANAK PAIKER

|PESONA ALAM PAIKER

Warga Ketagihan Air Ajaib dari Pasemah Air Keruh

Referensi

|Pesona Alam Paiker</ref>

|CERITA ANAK PAIKER</ref>

Warga Ketagihan Air Ajaib dari Pasemah Air Keruh</ref>

GALERI

Berkas:Nanjungan.jpeg

 

Pranala luar

(Indonesia) Ladang Ganja Seluas 1 Hektare Ditemukan di Kecamatan Pasemah Air Keruh[pranala nonaktif permanen]