Kota Bekasi
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Pada tahun 2020, jumlah penduduk kota Bekasi berjumlah 2.464.719 jiwa.[1]
Kota Bekasi | |
---|---|
Julukan: Kota Patriot | |
Motto: Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan | |
Koordinat: 6°14′0″S 106°0′0″E / 6.23333°S 106.00000°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 10 Maret 1997 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Rahmat Effendi |
• Wakil Wali Kota | Tri Adhianto |
Luas | |
• Total | 207,00 km2 (79,92 sq mi) |
• Luas daratan | 204,6 km2 (79,0 sq mi) |
• Luas perairan | 2,4 km2 (0,9 sq mi) |
Peringkat | 21 |
Populasi (2020) | |
• Total | 2.464.719 |
• Peringkat | 12 |
• Kepadatan | 11.907/km2 (30,840/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 88,52% Kristen 10,38% - Protestan 7,76% - Katolik 2,62% Buddha 0,90% Hindu 0,17% Lainnya 0,03%[1][2] |
• Bahasa | Indonesia, Betawi, Jawa, Sunda |
• IPM | 81,57 (2020) 81,59 (2019)[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 021 |
Pelat kendaraan | B |
Kode Kemendagri | 32.75 |
Kode SNI 7657:2023 | BKS |
DAU | Rp. 1.282.106.240.000 (2020) |
Situs web | www |
Kota ini merupakan bagian dari Metropolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.[4]
Geografi
Batas Wilayah
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km², dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
Utara | Kabupaten Bekasi |
Timur | Kabupaten Bekasi |
Selatan | Kabupaten Bogor dan Kota Depok |
Barat | Provinsi DKI Jakarta |
Topografi
Kondisi Topografi Kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 - 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 – 81 m diatas permukaan air laut.
Ketinggian ≥ 25 m: Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Timur dan Kecamatan Pondok Gede.
Ketinggian 25 – 100 m: Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Pondok Melati, dan Kecamatan Jati Asih.
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
Hidrologi
Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:
1. Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai.
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.
Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi sungai atau kali Bekasi dan beberapa sungai atau kali kecil serta saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (Kota dan Kabupaten) dan wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).
2. Air Tanah
Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.
Iklim
Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim muson tropis (Am) dengan tingkat kelembaban yang tinggi yakni sebesar ±78%. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri atau perdagangan dan permukiman. Suhu udara harian diperkirakan berkisar antara 24 °C–33 °C. Oleh karena wilayahnya yang beriklim muson tropis, Kota Bekasi mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di Kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering berhembus sejak awal bulan Mei hingga bulan September dengan bulan terkering yaitu bulan Agustus. Sementara itu, musim penghujan di kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah & lembab dan biasanya bertiup pada bulan November hingga bulan Maret dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 300 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Bekasi berada pada angka 1600–2000 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan ≥130 hari hujan.
Data iklim Bekasi, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.4 (86.7) |
30.2 (86.4) |
31.9 (89.4) |
32.7 (90.9) |
33 (91) |
32.4 (90.3) |
32.8 (91) |
33.5 (92.3) |
34.9 (94.8) |
35 (95) |
33.4 (92.1) |
31.9 (89.4) |
32.67 (90.78) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27 (81) |
27.2 (81) |
27.9 (82.2) |
28.4 (83.1) |
28 (82) |
27.6 (81.7) |
27.2 (81) |
27.5 (81.5) |
28 (82) |
29.4 (84.9) |
28.3 (82.9) |
27.9 (82.2) |
27.87 (82.13) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.6 (74.5) |
23.7 (74.7) |
23.8 (74.8) |
24 (75) |
24 (75) |
23.1 (73.6) |
22.7 (72.9) |
22.8 (73) |
23.1 (73.6) |
23.8 (74.8) |
24 (75) |
23.9 (75) |
23.54 (74.33) |
Presipitasi mm (inci) | 326 (12.83) |
354 (13.94) |
224 (8.82) |
203 (7.99) |
124 (4.88) |
81 (3.19) |
59 (2.32) |
40 (1.57) |
53 (2.09) |
134 (5.28) |
177 (6.97) |
219 (8.62) |
1.994 (78,5) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 15 | 12 | 10 | 7 | 5 | 3 | 2 | 3 | 7 | 10 | 11 | 99 |
% kelembapan | 84 | 83 | 82 | 81 | 80 | 78 | 76 | 73 | 74 | 75 | 77 | 80 | 78.6 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 141 | 162 | 201 | 244 | 258 | 250 | 285 | 299 | 264 | 256 | 208 | 182 | 2.750 |
Sumber #1: BMKG[5] | |||||||||||||
Sumber #2: Climate-Data.org[6][7] & Weatherbase[8] |
Pemukiman
Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawa Lumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat, Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Mustika Jaya, dan Kecamatan Pondok Melati.
Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.
Sejarah
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara. Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu.
Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M).
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya 4 prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jaya Dewa) yang ditulis dalam 5 lembar lempeng tembaga.
Sejak abad ke-5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara, abad ke-8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara Pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).
Sejarah Sebelum Tahun 1949
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak zaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan zaman Republik Indonesia.
Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan Tionghoa.
Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa atau Kelurahan. Saat itu Ibukota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).
Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan.
Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia en Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan dibawah Kabupaten Karawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No.178 Negara Pasundan.
Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi
Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di Alun-Alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:
"Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri dibelakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".
Pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jl. Ir H. Juanda, Kota Bekasi). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. Ahmad Yani No.1, Kabupaten Bekasi.
Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat dan Kecamatan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.
Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982-1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988-1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991-1997)
Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kota Administratif, Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996.
Pemerintahan
Daftar Walikota
No. | Potret | Wali Kota Administratif (lahir–wafat) |
Mulai menjabat | Akhir menjabat | Masa Jabatan | Partai | Prd. | Wakil Wali Kota | Ket. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | H. Soedjono |
1982 | 1988 | Non Partisan | 1 | |||||
2 | Drs. Andi Sukardi |
1988 | 1991 | Non Partisan | 2 | |||||
3 | Drs. H. Khailani AR |
1991 | 1997 | Non Partisan | 3 | |||||
No. | Potret | Wali Kota (lahir–wafat) |
Mulai menjabat | Akhir menjabat | Masa Jabatan | Partai | Prd. | Wakil Wali Kota | Ket. | |
— | Drs. H. Khailani AR |
10 Maret 1997 | 23 Februari 1998 | 350 hari | Non Partisan | — | — | |||
1 | Nonon Sontanie (1943–2006) |
23 Februari 1998 | 10 Maret 2003 | 5 tahun, 15 hari | Non Partisan | 4 | ||||
2 | Akhmad Zurfaih (1952–2011) |
10 Maret 2003 | 10 Maret 2008 | 5 tahun, 0 hari | Partai Golongan Karya | 5 | Mochtar Mohamad | |||
3 | Mochtar Mohamad (l. 1964) |
10 Maret 2008 | 3 Mei 2012 | 4 tahun, 54 hari | PDIP | 6 | Rahmat Effendi | [Ket. 1] | ||
— | Rahmat Effendi (l. 1964) |
3 Mei 2012 | 10 Maret 2013 | 311 hari | Golkar | [Ket. 2] | ||||
4 | 10 Maret 2013 | 10 Maret 2018 | 5 tahun, 0 hari | 7 | Ahmad Syaikhu | |||||
— | Ruddy Gandakusumah | 13 Maret 2018 | 31 Agustus 2018 | 171 hari | Non Partisan | — | ||||
— | Toto Muhamad Toha | 31 Agustus 2018 | 20 September 2018 | 20 hari | Non Partisan | |||||
(4) | Rahmat Effendi (l. 1964) |
20 September 2018 | 7 Januari 2022 | 3 tahun, 109 hari | Golkar | 8 | Tri Adhianto Tjahyono | [Ket. 3] | ||
— | Tri Adhianto Tjahyono (l. 1970) |
7 Januari 2022 | 21 Agustus 2023 | 1 tahun, 226 hari | PDIP | [Ket. 4] | ||||
5 | 21 Agustus 2023 | 20 September 2023 | 30 hari | |||||||
— | Raden Gani Muhamad | 20 September 2023 | Sekarang | 1 tahun, 87 hari | Non Partisan |
- Catatan
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Bekasi dalam lima periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
2004–2009 | 2009–2014[11] | 2014–2019[12] | 2019–2024[13] | 2024–2029 | ||
PKB | 0 | 1 | 1 | 1 | 5 | |
Gerindra | (baru) 3 | 6 | 6 | 6 | ||
PDI-P | 6 | 8 | 12 | 12 | 9 | |
Golkar | 9 | 6 | 8 | 8 | 8 | |
PKS | 11 | 10 | 7 | 12 | 11 | |
Hanura | (baru) 1 | 4 | 0 | 0 | ||
PAN | 6 | 3 | 4 | 5 | 5 | |
PBB | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | |
Demokrat | (baru) 7 | 14 | 4 | 4 | 2 | |
PSI | (baru) 0 | 2 | ||||
PPP | 4 | 2 | 4 | 2 | 2 | |
PDS | (baru) 1 | 1 | ||||
Jumlah Anggota | 45 | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 8 | 11 | 9 | 8 | 9 |
Kecamatan
Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.409.083 jiwa dengan luas wilayah 206,61 km² dan sebaran penduduk 4.035 jiwa/km².[14][15]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Ibu kota | Kodepos[16] | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
32.75.07 | Bantargebang | Bantargebang | 17151-17154 | 4 | |
32.75.02 | Bekasi Barat | Bintara | 17134-17139 | 5 | |
32.75.04 | Bekasi Selatan | Pekayon Jaya | 17141-17148 | 5 | |
32.75.01 | Bekasi Timur | Bekasi Jaya | 17111-17118 | 4 | |
32.75.03 | Bekasi Utara | Perwira | 17121-17126 | 6 | |
32.75.09 | Jatiasih | Jatiasih | 17421-17426 | 6 | |
32.75.10 | Jatisampurna | Jatisampurna | 17432-17436 | 5 | |
32.75.06 | Medansatria | Medansatria | 17181-17184 | 4 | |
32.75.11 | Mustikajaya | Mustikajaya | 17165-17168 | 4 | |
32.75.08 | Pondokgede | Jatiwaringin | 17411-17417 | 5 | |
32.75.12 | Pondokmelati | Jatirahayu | 17441-17446 | 4 | |
32.75.05 | Rawalumbu | Bojong Rawalumbu | 17174-17177 | 4 | |
TOTAL | 56 |
Kependudukan
Berdasarkan sensus tahun 2010, Kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan Kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.[17]
Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar. Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, diantaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxy City.
Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di Kecamatan Bekasi Utara. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah keatas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.
Ekonomi
Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2006 | 1.773.470 | |||||||||||
2010 | 2.336.489 | |||||||||||
2020 | 3.431.480 | |||||||||||
Sejarah Kependudukan Kota Bekasi |
Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang Jl. Ir H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga Terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga Jl. K.H. Noer Ali, Kranji, dan Kota Harapan Indah.
Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%.
Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.[18]
Pariwisata
- Curug Parigi
- Grand Wisata Bekasi
- Columbus Waterpark
- Snow World International
- Galaxy Tirtamas Club
- Danau Duta Harapan
- Hok Lay Kiong Temple
- Venetian Water Carnaval
- Situ Gede Bekasi
- Taman Kota Bekasi
- Kolam Renang Taman Harapan Baru
- Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi
- Taman Rusa Kemang Pratama
- Vihara Dharma Jaya
- Rainbow Garden
- Transera Waterpark
- Sirkus Waterplay
- Fun Park Waterboom
- Hutan Kota Patriot Bina Bangsa
- Rumah Pohon Jati Asih
- Islamic Center Bekasi
- Piramida Terbalik Summarecon Bekasi
- Grand Galaxy Park
- Lagoon Avenue Bekasi
- Grand Metropolitan
- Mall Metropolitan
Pendidikan
Kota Bekasi memiliki sekitar 3.110 sekolah, 62.852 siswa dan 2.260 guru.
Perguruan Tinggi
- Universitas Trisakti Bekasi
- Universitas Gunadarma (Kampus Bekasi)
- Universitas Mercu Buana (Kampus Bekasi)
- Universitas Esa Unggul (Kampus Bekasi)
- Universitas Muhammadiyah Jakarta (Kampus Bekasi)
- Universitas Islam 45 Bekasi
- Universitas Bhayangkara (Kampus II Bekasi)
- Universitas Satya Negara Indonesia (Kampus B Bekasi)
- Universitas Krisnadwipayana Bekasi
- Universitas Islam As-Syafiiyah
- Universitas Bina Nusantara Bekasi
- Universitas Bina Sarana Informatika Bekasi
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Bani Saleh (STMIK Bani Saleh)
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Bina Insani (STMIK Bina Insani)
- Sekolah Tinggi Bahasa Asing Jepang Indonesia Amerika (STBA JIA)
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia (STIKES Medistra Indonesia)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama (STIE Mulia Pratama)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Bhakti (STIE Tri Bhakti)
- Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta Bekasi (STTJ Bekasi)
Kesehatan
Rumah Sakit
- RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid
- RS Hermina Bekasi
- RS Hermina Galaxy
- RS Medik Zainuttaqwa
- RS Mustika Medika Bekasi
- RS Persada Medika
- RS Primaya Bekasi Barat
- RS Primaya Bekasi Timur
- RS Seto Hasbadi
- RS Siloam Bekasi Timur
- RS Siloam Sentosa
- RS Siloam Sepanjang Jaya
- RS Taman Harapan Baru
- RSIA Karunia Kasih
- RSIA Rinova Intan
- RSIA Selasih Medika
- RSIA Taman Harapan Baru
- RSU Ananda Bekasi
- RSU Anna
- RSU Anna Medika
- RSU Bella Bekasi
- RSU Bhakti Kartini
- RSU Budi Lestari
- RSU Cikunir
- RSU Citra Harapan
- RSU Graha Juanda
- RSU Islam Dr. Subki Abdulkadir
- RSU Jati Sampurna
- RSU Juwita
- RSU Kartika Husada
- RSU Karya Medika III
- RSU Masmitra
- RSU Mekar Sari
- RSU Mitra Keluarga Bekasi
- RSU Mitra Keluarga Bekasi Timur
- RSU Mitra Keluarga Cibubur
- RSU Permata Bekasi
- [[RSU Permata Cibubur
- RSU Rawa Lumbu
- RSU Satria Medika
- RSU St. Elisabeth
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
- Puskesmas Aren Jaya
- Puskesmas Bantar Gebang
- Puskesmas Bintara
- Puskesmas Bojong Rawalumbu
- Puskesmas Jakamulya
- Puskesmas Jati Asih
- Puskesmas Jati Bening
- Puskesmas Jati Luhur
- Puskesmas Jati Makmur
- Puskesmas Jati Rahayu
- Puskesmas Jati Sampurna
- Puskesmas Jati Warna
- Puskesmas Kaliabang Tengah
- Puskesmas Karang Kitri
- Puskesmas Kota Baru
- Puskesmas Margajaya
- Puskesmas Margamulya
- Puskesmas Mustika Jaya
- Puskesmas Pejuang
- Puskesmas Pekayon Jaya
- Puskesmas Pengasinan
- Puskesmas Perumnas II
- Puskesmas Pondok Gede
- Puskesmas Rawa Tembaga
- Puskesmas Seroja
Transportasi Umum
- KAI Commuter Jabodetabek
- Cikarang Line ( )
- LRT Jabodebek
- Transjakarta
- B11: Summarecon Mal Bekasi-Tosari (via Jl. Ahmad Yani)
- B12: Summarecon Mal Bekasi-Tanjung Priok (via Jl. Ahmad Yani)
- B13: Summarecon Mal Bekasi-Terminal Blok M (via Jl. Ahmad Yani)
- B14: Summarecon Mal Bekasi-Stasiun LRT Setiabudi (via Jl. Ahmad Yani)
- B15: Jatibening-Terminal Blok M
- B16: Jatibening-Stasiun LRT Setiabudi
- B21: Terminal Bekasi-Grogol 2 (via Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Mulyadi Joyomartono)
- B22: Terminal Bekasi-Juanda (via Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Mulyadi Joyomartono)
- B23: Terminal Bekasi-Stasiun Manggarai (via Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Mulyadi Joyomartono)
- B24: Terminal Bekasi-Terminal Kalideres (via Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Mulyadi Joyomartono)
- Bus Bandara DAMRI
- Terminal Kayuringin-Bandara Internasional Soekarno-Hatta (via Jl. Ahmad Yani - Jl. K.H. Noer Ali)
- Terminal Bekasi-Bandara Internasional Soekarno-Hatta (via Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Mulyadi Joyomartono)
- Trans Patriot
- Mikrolet
- M19: Pusat Grosir Cililitan-Stasiun Kranji
- M26: Terminal Kampung Melayu-Terminal Kayuringin
- Koperasi Wahana Kalpika
- Angkutan Kota KOASI wilayah Kota Bekasi dan beberapa rute menghubungkan wilayah Kabupaten Bekasi menuju Terminal Bekasi.
Ruas Jalan Tol
Kota Bekasi memiliki akses jalan tol menuju ke pusat kota meliputi:
Infrastruktur
Untuk melayani warga Bekasi, tersedia bus antarkota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. KRL Commuter Line jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengangkut warga Bekasi yang bekerja di Jakarta.
Selain itu tersedia pula bus pengumpan Transjakarta dari Kemang Pratama, Galaxy City, dan Harapan Indah. Saat ini pemerintah juga sedang merencanakan untuk membangun monorel yang menghubungkan Bekasi Timur, Cawang dan Kuningan.
Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani dari Terminal Bekasi menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi.
Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2 – 5 km) dan juga di dalam perumahan.
Pusat Perbelanjaan
- Mal Metropolitan
- Grand Metropolitan Mall
- Summarecon Mal Bekasi
- Trans Park Mall Juanda
- Lagoon Avenue Bekasi
- Grand Galaxy Park
- Pakuwon Mall Bekasi
- Mal Ciputra Cibubur
Seni dan Budaya
Sulit menetapkan kesenian Kota Bekasi karena warga kota ini adalah percampuran antara budaya Sunda dan budaya Betawi. Berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang sebagian besar penduduknya orang Sunda, saat ini kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.
Bahasa Bekasi benar-benar khas apabila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama tinggal di Bekasi akan berbicara dengan bahasa Sunda, atau terkadang hanya logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah kota urban, terkena imbas budaya betawi yang begitu mudah masuk dan mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa.
Seringkali orang Bekasi dapat dikenali kesundaannya dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih mengarah ke bahasa Betawi. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah percampuran antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan unik.
Dalam kenyataannya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas Jakarta. Ini disebabkan budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan Kesenian Ujungan.
Tarian Topeng yang biasa dikenal dengan Topeng saja merupakan salah satu jenis kesenian khas Bekasi yang relatif masih ada dan banyak penggemarnya, sama halnya dengan musik gambus. Topeng bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan akan tetapi bisa juga dimainkan dalam acara-acara resmi seperti menyambut tamu, pentas seni dan kampanye pemilu.
Walaupun dinamakan tarian topeng namun kesenian ini tidak didominasi oleh tarian saja tapi juga menampilkan lawakan atau komedi yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Tari topeng biasanya diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti gendang, rebab, gong, kenong tiga dan kecrek.
Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan tulang kering, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya lucu. Agar tidak terkena penonton, maka arenanya dipersiapkan terpisah. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi.
Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Kuliner
Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya seperti dodol. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa.
Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah diantaranya adalah Jalabia, Cucur, Kue Bugis, Bika Ambon, Kue Pepe, Putu Mayang, Talam, Kue Pisang, Lopis, Kue Cincin, Geplak, Onde-Onde, Gemblong, dan Kerak Telor.
Selain jenis kue basah ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering, dan biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu yang datang berkunjung ataupun untuk kegiatan besar seperti pernikahan dan sunatan diantaranya adalah Kue Akar Kelapa, Rengginang, Kue Wajik, Sagon, Kue Satu, Parocot, Kue Duit dan Kue Brangas.
Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah sayur asem khas Bekasi, rasanya agak sedikit asem bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Sayur ini terasa nikmat bila disajikan di siang hari. Disamping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu sayur ikan gabus atau sayur pucung. Jenis sayur ini tampaknya hanya terdapat di Bekasi saja.
Seperti diketahui Bekasi tempo dulu terdiri dari rawa-rawa yang didalamnya terdapat ikan gabus. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung atau kluwek yang berwarna hitam dan memiliki aroma serta rasa yang khas. Selain kuliner sayur asem dan sayur ikan gabus, masih ada satu lagi kuliner yang cukup terkenal di Bekasi yaitu Soto Betawi Asli Daging Sapi.
Kalau di Jakarta soto betawi dicampur dengan jeroan, maka di Bekasi tidak memakai jeroan, isinya hanya daging sapi, kentang goreng, emping, irisan daun bawang dan diberi kuah santan yang dimasak dengan bumbu-bumbu tradisional seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, sereh dan lada.
Referensi
- ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 29 Maret 2021.
- ^ "Kota Bekasi Dalam Angka 2020". Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. 28 April 2020.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 31 Maret 2021.
- ^ McGee, T.G. (1996). The mega-urban regions of Southeast Asia. UBC Press. ISBN 0-7748-0548-X.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 74 & 138. Diakses tanggal 24 September 2024.
- ^ "Bekasi, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020.
- ^ "Bekasi Timur, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020.
- ^ "Bekasi, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 4 September 2020.
- ^ "Kronologi Penangkapan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad di Bali". detikcom. 21 Maret 2012. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
- ^ Aji, M Rosseno (5 Januari 2022). "Breaking News: OTT KPK, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Ditangkap". Tempo.co. Diakses tanggal 6 Januari 2022.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Kota Bekasi Dalam Angka Tahun 2010". Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. 03-12-2010. Diakses tanggal 23-02-2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bekasi 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bekasi 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kota Bekasi
- ^ poskota.co.id Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi
- ^ Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi
Pranala luar
- (Indonesia) Website Pemerintah Kota Bekasi