Smartfren Telecom

perusahaan asal Indonesia

PT Smartfren Telecom Tbk (sebelumnya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk) adalah operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE Advanced yang merupakan pengembangan lanjutan dari 4G. Produk perusahaan ini adalah Smartfren (nama digayakan sebagai smartfren.), dan dahulu bernama Fren.

PT Smartfren Telecom Tbk
Perseroan terbatas publik
Kode emitenIDX: FREN
IndustriTelekomunikasi
PendahuluPT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo)
PT Telekomindo Selular Raya (Telesera)
PT Metro Seluler Nusantara (Metrosel)
Operasional PT Smart Telecom (Smart)
Didirikan2 Desember 2002 (sebagai PT Mobile-8 Telecom Tbk)
12 April 2011 (sebagai PT Smartfren Telecom Tbk)
Kantor pusatJl. Haji Agus Salim 45, Menteng
Sebelumnya:
Menara Kebon Sirih Lt. 18
Jl. Kebon Sirih 17-19, Kebon Sirih[1]
Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Merza Fachys (CEO)
ProdukOperator seluler:
CDMA2000 1x (2003-2017)
CDMA2000 1xEV-DO Rev. 0 dan A (2003-2017)
4G LTE 850 MHz (Band 5) dan 2,3 GHz (Band 40) (2015-sekarang)
Mereksmartfren (2011-sekarang)
Sebelumnya:
Fren (2003-2011)
Hepi (2008-2009)
Mobi (2009-2011)
PemilikGlobal Mediacom (2002-2009)
Sinar Mas (2009-sekarang)
IndukSinar Mas Communication & Technology (2015-sekarang)
Anak usahaPT Smart Telecom
PT Distribusi Sentra Jaya
PT Eka Karya Sentosa
Sebelumnya:
Mobile-8 Telecom Finance BV (2007-2015)
Situs webwww.smartfren.com

Sejarah

 
Logo Mobile-8 (8 Desember 2002-Maret 2010)

PT Mobile-8 Telecom Tbk didirikan pada 2 Desember 2002 dan mulai beroperasi pada 8 Desember 2003.[2] Pembentukan perusahaan ini tidak lepas dari upaya pemilik Bimantara Citra yang baru, Hary Tanoesoedibjo untuk membangun sebuah bisnis komunikasi sebagai penopang bisnis Bimantara Citra yang baru memfokuskan bisnis mereka ke bidang telekomunikasi dan media. Sebenarnya, Bimantara sudah memiliki sebuah perusahaan telekomunikasi bernama Komselindo (Komunikasi Selular Indonesia), yang dimiliki bersama dengan Telkom, tetapi sistemnya masih AMPS dan CDMAOne. Dengan mendirikan Mobile-8, Bimantara berusaha membangun perusahaan komunikasi dengan sistem baru dan layanan baru. Untuk memuluskan rencananya, Bimantara melakukan akuisisi pada beberapa perusahaan operator seluler yang masih berteknologi AMPS: terhadap saham Telkom di Komselindo, dan sebuah perusahaan lain bernama PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) dengan biaya Rp 900 miliar yang selesai dilakukan pada 8 Agustus 2003. Selain itu, HT juga menjadikan salah satu perusahaan yang dimiliki oleh induk Bimantara, Bhakti Investama yaitu Metrosel (Metro Selular Nusantara) dalam satu payung di bawah Mobile-8 Telecom,[3][4][5] dan juga menyiapkan dana sebesar US$ 200 juta.[6] Pada 8 Desember 2003, Mobile-8 meluncurkan produknya, yang dikenal dengan nama Fren yang berbasis CDMA2000 dengan modal awal berupa pengguna jaringan dari tiga perusahaan sebelumnya, yaitu Telesera, Metrosel dan Komselindo yang diubah dari AMPS/CDMAOne ke CDMA2000. Sebelum 2008, Fren merupakan satu-satunya produk dari PT Mobile-8, hingga ketika 3 Mei 2008 diluncurkan layanan FWA bermerek Hepi dan pada 4 Februari 2009 diluncurkan layanan internet murah bernama Mobi (Saat ini, layaknya Fren, Hepi dan Mobi sudah tidak digunakan lagi seiring penggunaan merek tunggal Smartfren).

Pada 3 Oktober 2006, PT Mobile-8 Telecom melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan melepas 19,91% sahamnya.[7] Pada 11 Juni 2007, Mobile-8 melakukan penggabungan tiga anak usahanya diatas, yaitu Metrosel, Komselindo dan Telesera ke perusahaan induknya. Merger ini mengakibatkan izin operasional Mobile-8, yang sebelumnya atas nama tiga anak perusahaannya tersebut, kini beralih ke Mobile-8.[8] Menurut HT pada 2007 ia sangat puas dengan kinerja perusahaan ini, dan pada tahun tersebut tercatat mendapatkan 2 juta pelanggan.[9][10] Di tahun yang sama, Fren mendapatkan izin untuk menyelenggarakan jaringan CDMA secara nasional dan mendapat izin Jaringan Tetap Lokal Nirkabel.[11][12] Untuk memperluas operasinya, Mobile-8 juga sempat berencana untuk mengikuti tender 3G yang diadakan pemerintah (yang diikuti oleh anak usahanya Komselindo) pada 2006 dan tender Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) pada 2008, tetapi keduanya tidak berhasil.[13][14]

Walaupun demikian, pada akhirnya Global Mediacom (nama baru Bimantara) kemudian lebih memilih untuk fokus dalam bisnis media sehingga mereka memutuskan untuk melepas perusahaan ini, dari kepemilikan awal sebesar 60%. Pada 2008, 15% saham Global Mediacom dilepas ke bursa saham publik, sedangkan pada bulan September yang sama, Global Mediacom melepas 32% sahamnya pada perusahaan asal Dubai, Jerash Investments Ltd. Setelah itu, Global Mediacom tetap memegang saham Mobile-8 dan menjadi pengendalinya walau hanya 19%.[15][16] Tindakan pelepasan ini disebabkan oleh gagal bayarnya obligasi Mobile-8 pada 2008 senilai Rp 675 miliar.[17] Selain itu, Mobile-8 juga terbelit hutang dan merugi.[18][19] Namun, Jerash sesungguhnya bukanlah perusahaan telekomunikasi, melainkan hanya berinvestasi di Mobile-8. Dalam perkembangannya, rencana divestasi sisa saham 19% Global Mediacom di Mobile-8 terus berlanjut, dengan adanya dua pihak yang berminat: Grup Sinarmas yang mengelola kartu Smart dan Bakrie Telecom yang mengelola kartu Esia.[20] Namun, kemudian Bakrie Telecom memilih membatalkan rencananya[21] sehingga akuisisi hanya diminati oleh Sinarmas. Keduanya lalu mengadakan perundingan dan pada 11 November 2009, 19% saham Global Mediacom di Mobile-8 berpindah ke tangan PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera, Centurion Asset Management Ltd dan Boquete Group SA yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas. Transaksi ini memakan biaya sebesar Rp 211 miliar.[22][23][24] Sesungguhnya, rencana Sinarmas untuk mengakuisisi Mobile-8 sudah ada sejak 2005 (pada saat itu bahkan Sinarmas dikatakan sudah membangun konsorsium untuk proyek ini), tetapi gagal karena ketidaksepakatan harga.[25][26][27] Sinarmas sendiri berencana juga untuk mengakuisisi saham Jerash (32%) di Mobile-8 agar kepemilikannya bertambah.[28] Setelah akuisisi ini, Sinarmas dihadapkan pada masalah seperti hutang di Mobile-8, dan untuk menyelesaikannya pihak Mobile-8 sendiri mulai berbenah seperti menegosiasi dan mengatur ulang kerjasama dengan sejumlah vendor.[29]

 
Logo Smartfren (Maret 2010-23 Maret 2011)
 
Logo Smartfren (Januari 2011-3 September 2019)
 
Logo Smartfren (2011-2015)
 
Logo Smartfren (2015-2018)

Akusisi tersebut membuat Sinarmas memiliki dua perusahaan telekomunikasi, yaitu PT Mobile-8 dan PT Smart Telecom (yang mengelola kartu Smart). Meskipun awalnya pada awal akuisisi disampaikan bahwa keduanya akan tetap beroperasi sendiri-sendiri,[30] namun pada akhirnya keduanya kemudian memutuskan untuk mengkonsolidasikan perusahaan mereka dengan nama Smartfren untuk efisiensi biaya. Awalnya, kedua perusahaan belum bergabung dan masih sekedar melakukan kerjasama penyatuan merek (dan logo) pada 3 Maret 2010. Selain dalam merek, kerjasama/integrasi juga dilakukan dalam penjualan produk bersama, lokasi pelayanan pada pelanggan, SDM, dan tentu saja penggunaan jaringan (800 MHz Fren, 1900 MHz Smart) dan BTS.[31][32] Memasuki Desember 2010, integrasi dalam jaringan juga semakin dipercepat oleh Smart dan Mobile-8.[33] Namun, untuk integrasi kedua perusahaan, awalnya sempat terhambat karena RUPSLB 8 Desember 2010 tidak mencapai kuorum.[34] Baru pada 18 Januari 2011, akhirnya rencana ini dapat terwujud dengan Mobile-8 melakukan rights issue kepada pemilik saham Smart Telecom, yaitu PT Bali Media Telekomunikasi, PT Wahana Inti Nusantara, serta PT Global Nusa Data senilai Rp 3,77 triliun. Setelah rights issue itu, 57% saham Mobile-8 beralih pada pemegang saham Smart Telecom. Dalam kegiatan tersebut, PT Smart Telecom juga dijadikan anak perusahaan Mobile-8, dan yang digabung hanyalah operasionalnya saja bukan perusahaannya, sehingga dapat dikatakan Sinarmas melakukan backdoor listing. Akhirnya, proses integrasi operasional dan transaksi kedua perusahaan tuntas pada 23 Maret 2011 dan PT Mobile-8 Telecom resmi mengganti namanya menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada 12 April 2011.[35][36][37] Merger operasional ini menghasilkan 6,5 juta pelanggan, dengan 2,5 juta dari Smart dan sisanya dari Fren. Namun, untuk PT Smart Telecom sendiri sebenarnya tidak dileburkan (atau merger), dan sampai saat ini masih berdiri menjadi anak perusahaan Smartfren yang khusus mengelola jaringan perusahaan induknya.[38][39][40][41][42] Direncanakan, setelah penyatuan ini, BTS Smartfren akan menjadi 3.000 unit, layanannya diperluas ke wilayah-wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan dan kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan.[43]

Pada 30 Oktober 2014, antara Smartfren dan Esia berhasil dijalin kerjasama antara kedua operator CDMA tersebut untuk membangun sebuah jaringan 4G. Kerjasama dilakukan dengan menggabungkan frekuensi CDMA mereka untuk dipakai dalam sistem 4G, dan Esia akan menyewa jaringan yang disatukan milik Smartfren tersebut untuk pelanggan Esia.[44][45] Memasuki awal 2015 proyek ini sudah berjalan dengan baik.[46] Kerjasama ini tetap dilanjutkan seiring Esia yang menutup dan menghentikan jaringannya, dimana pada 1 April 2015 jaringan data-nya diputus dan pada awal 2016 Esia resmi menghentikan seluruh layanan CDMA-nya di seluruh Indonesia kecuali Jakarta. Seluruh pelanggan Esia tersebut, akhirnya seperti "diminta" beralih ke Smartfren, jika tidak mereka tidak dapat memakai alat komunikasinya lagi.[47][48] Selain kerjasama dengan Esia yang kini sudah tidak beroperasi, Smartfren juga menjalin kerjasama dengan BOLT! yang menghentikan operasinya pada Desember 2018. Pelanggan BOLT! sendiri kemudian boleh menukar kartunya ke kartu Smartfren, atau bisa dikatakan "dianjurkan" untuk bermigrasi ke Smartfren.[49][50]

Dibandingkan 4 perusahaan operator seluler lain, Smartfren merupakan operator dengan jumlah konsumen terkecil (hanya 13,3 juta, bandingkan dengan Telkomsel yang mencapai 171 juta).[51] Selain itu, walaupun pengguna serta pendapatannya meningkat, Smartfren tidak pernah mencetak untung selama 12 tahun (sejak 2008). Misalnya, pada semester I 2019 ruginya mencapai Rp 1,07 triliun, kemudian pada semester I 2020 ruginya menjadi Rp 1,64 triliun. Akibat kinerjanya yang kurang baik, pernah selama bertahun-tahun saham Smartfren di Bursa Efek Indonesia selalu berada di harga terendah Rp 50.[52] Namun, seorang analis mengatakan bahwa Smartfren tidak akan bangkrut (misalnya seperti Bakrie Telecom) karena dimiliki kerajaan bisnis Sinarmas yang dianggap sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia. Bahkan, manajemen justru tetap ingin berekspansi misalnya meningkatkan BTS-nya dari 17.000 menjadi 20.000 buah.[53] Mengingat "kecilnya" konsumen dari perusahaan ini, Smartfren selalu dibayangi oleh isu merger dan akuisisi dengan perusahaan lain yang lebih besar. Pada akhir 2018, misalnya dirumorkan Smartfren akan merger dengan Indosat, di awal 2019 rumor lain mengatakan bahwa Smartfren akan merger dengan XL Axiata,[54] dan pada akhir 2020, Smartfren sempat dirumorkan akan merger dengan Tri. Namun, tampaknya ketiganya hanya sebatas rumor semata.[55][56] Ada yang memperkirakan, lagi-lagi karena faktor pemilik yaitu Grup Sinarmas yang tidak ingin "harta" perusahaannya itu diambil alih oleh perusahaan asing.[57] Walaupun demikan, sebenarnya manajemen Smartfren sendiri tidak menutup peluang untuk melakukan penggabungan usaha (dan kerjasama) dengan siapapun.[58]

Produk dan layanan

Produk dan layanan saat ini

Awalnya, Smartfren merupakan operator telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. A dan layanan CDMA EV-DO Rev. B (setara dengan 3,5G di GSM dengan kecepatan unduh s.d. 14,7 Mbps) bersama Qualcomm sebagai penyedia infrastruktur, dan operator CDMA pertama yang menyediakan layanan BlackBerry. Pada 19 Agustus 2015, Smartfren meluncurkan produknya yang bernama smartfren 4G LTE-Advanced dan menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi 4G LTE Advanced (atau yang dikenal sebagai 4.5G dengan kecepatan mengunduh hingga 300 Mbps). Saat ini, Smartfren hanya beroperasi dengan jaringan 4G (bahkan direncanakan akan menjadi 5G) setelah memutus jaringan CDMA-nya pada akhir 2017. Pematian CDMA juga dilakukan dengan menghentikan penjualan HP bermerek Andromax yang dulu dijualnya.[59][60]

Pada Juli 2019, seiring dengan beredarnya iPhone 11, Smartfren mulai menjual produk eSIM pertama di Indonesia. Pelanggan dapat mengurusnya di gerai Smartfren di beberapa tempat.[61] Lalu, pada 5 Juni 2020 layanannya diperluas sehingga bisa digunakan HP Android.[62] Lalu, sebagai upaya untuk menjadi operator 5G, Smartfren mengikuti lelang yang dilakukan oleh pemerintah pada akhir 2020.[63] Pada 18 Desember 2020, pemerintah mengumumkan bahwa Smartfren (bersama Tri dan Telkomsel) adalah pemenang dari lelang frekuensi, di blok A pada frekuensi 2,3 GHz.[64] Manajemen sendiri sudah menargetkan untuk menjadikan hasil lelang ini sebagai upayanya untuk meningkatkan pelayanan dan memperluas jaringannya.[65] Bahkan, harapan tinggi dipatok oleh Smartfren dengan menargetkan pertumbuhan pelanggan 30%.[66] Namun, tiba-tiba pada 25 Januari 2021, Kemenkominfo membatalkan hasil lelang ini. Pihak manajemen Smartfren sendiri menerima keputusan tersebut.[67]

Produk yang dikeluarkan oleh smartfren adalah:[68]

  • Kartu Perdana 1ON Plus
  • Kartu Perdana Unlimited
  • Kartu Perdana Kuota Nonstop
  • Kartu Perdana Super 4G Kuota
  • Kartu Perdana Now dan Now+
  • Kartu Perdana BOSKU
  • Kartu Perdana Bali United
  • Kartu Perdana Tourist Pack
  • Kartu Perdana Erafone
  • Voucher Data Kuota Nonstop
  • Voucher Data Smartfren
  • Voucher Super 4G Kuota
  • Voucher Unlimited
  • Paket prabayar/pascabayar Internet
  • Paket prabayar/pascabayar Bicara
  • Modem Wi-Fi
  • Router WiBox
  • Layanan Internasional
  • eSIM
  • Power Up

Sebelumnya, Smartfren juga pernah mengedarkan produk-produk berikut:

  • Kartu Smartfren Extra (Smart, Fren)
  • Kartu Smartfren LokalPlus
  • Kartu Smartfren Social
  • Kartu Smartfren IHateSlow
  • Kartu Ummat
  • HP Smartfren EV-DO XStre@m
  • HP Smartfren Jambu
  • HP Smartfren Andro
  • HP Smartfren Andromax
  • HP Smartfren Andromax 4G LTE
  • MiFi Andromax 4G
  • Kartu Smartfren 4G LTE Advanced
  • Modem Smartfren Connex
  • Kartu Bisstel
  • Kartu Switch

Power Up

Merupakan layanan yang sering disebut sebagai operator seluler digital, namun sesungguhnya bisa dikatakan Power Up bukanlah sebuah operator yang mereknya berdiri sendiri, seperti By.U, MPWR atau Live.On namun hanya menjadi sub-brand dari Smartfren. Namun, produk ini memiliki fitur sejenis dengan operator digital yang telah disebutkan. Sebenarnya, Smartfren sudah memiliki produk yang berdiri sendiri bernama Switch, tetapi kedua produk ini bisa dikatakan terpisah.[69]

Layanan Power Up (resminya Smartfren Power Up) diluncurkan pada 10 Juni 2020 dalam sebuah konferensi pers. Dalam peluncurannya tersebut, pihak Smartfren mengklaim bahwa produknya ini menawarkan sistem keanggotaan (membership) sehingga terkesan eksklusif. Seperti telah disebutkan, layanan Power Up mirip dengan operator digital seperti pelanggan dapat memilih nomor teleponnya sendiri, penggunaan dan jenis kuota yang bisa diatur, kuota yang tidak akan hangus ketika jatuh tempo (diakumulasi), pelanggan tidak perlu membeli kartu secara langsung (mengurusnya di aplikasi saja, nanti dikirimkan setelah pembayaran) dan ditambah bonus-bonus seperti cashback, bonus kuota progresif (semakin banyak membeli, semakin banyak bonus), dll. Selain itu, pelanggan dapat mendapat bonus berupa poin khusus yang bisa ditukar dengan hadiah menarik, dan jika ada kuota tersisa maka bisa ditukar dengan poin ini.[70][71]

Pelanggan dapat mengakses aplikasi mySmartfren di App Store maupun Google Play Store untuk melakukan registrasi pada layanan Smartfren ini, atau bisa juga di website Smartfren.[72] Ada dua jenis paket yang ditawarkan dengan masa aktif 168 hari, yaitu:

  • 12 GB dengan harga Rp 68.000, ditambah bonus kuota 2 GB dalam 6 x 28 hari dan 3 GB di akhir bulan berlangganan
  • 24 GB dengan harga Rp 118.000, ditambah bonus kuota 4 GB dalam 6 x 28 hari dan 5 GB di akhir bulan berlangganan
  • Ditambah dengan paket-paket tambahan (add-on) dari 4 GB-16 GB dengan harga Rp 28.000-78.000, yang masih ditambah bonus kuota (secara bertingkat, misalnya pembelian pertama 1 GB gratis, kedua gratis 2 GB dan seterusnya)
  • Selain itu, ada paket khusus bagi mengakses aplikasi seperti TikTok dan Youtube.[73][74][75][76]

Pelanggan lama Smartfren bisa mengubah layanannya menjadi Power Up dengan aplikasi mySmartfren. Target dari manajemen Smartfren adalah, bisa meraih 2-3 juta pelanggan dalam 7 bulan dengan pasar anak muda. Pemasarannya dan promosinya menggunakan media digital daring, seperti e-commerce dan influencer.[77] Misalnya, dalam diskusi pada 26 Juni 2020, Smartfren Power Up mengundang Awkarin dan Arief Muhammad untuk berbicara di kanal Youtube-nya tentang mengeksplor peluang.[78] Seiring dengan penutupan layanan sejenis, Switch, ada yang menganggap bahwa hal ini disebabkan upaya Smartfren memiliki satu merek saja, tetapi pihak Smartfren membantah hal ini dengan alasan pasarnya berbeda.[79] Uniknya, ketika Switch digabung justru mereka tidak bergabung dengan Power Up dan hanya dialihkan ke layanan Smartfren biasa.[80] Menurut pihak Smartfren, pada awal 2021 pelanggan Power Up sudah bertambah banyak dan mereka siap untuk memperluas penjualan produknya.[81]

Produk dan layanan lama

Sebelum diakuisisi Sinarmas, Mobile-8 mengeluarkan tiga merek, yaitu Fren (2003, sebagai produk pertama dan utamanya), Hepi (2008) dan Mobi (pada 2009). Seiring dengan upaya manajemen baru mengintegrasikan merek-mereknya menjadi satu, maka merek Mobi dan Fren (berikut Smart) berubah menjadi Smartfren sejak 2011. Sedangkan untuk Hepi sendiri sudah dileburkan dengan Fren sejak 2009.

Fren

 
Logo Fren

Fren adalah layanan kartu selular 3G berbasiskan teknologi wireless CDMA2000 1x EVDO Rev A dengan slogan iklan "murah dan tidak repot". Fren sendiri merupakan singkatan dari Fast Enjoyable Reliable Network (Jaringan yang Cepat, Mudah Dinikmati dan Dipercaya).[82] Diluncurkan pada 8 Desember 2003, sebagai target awalnya Mobile-8 menargetkan wilayah pulau Jawa, 1 juta pengguna dan membangun 433 BTS pada April 2004. Fren sendiri didesain dengan target pasarnya adalah anak muda, dan berusaha menjalin hubungan dengan Korea Telecom dan Qualcomm bagi membantu layanannya.[83] Promosi Fren sendiri dibantu oleh media televisi yang dimiliki oleh Hary Tanoe, yaitu RCTI, TPI dan Global TV yang dimanfaatkannya untuk mengiklankan produknya ini dengan 40 spot/hari. Pada 2006, juga diluncurkan layanan bernama TV Mobi yang membuat pelanggan Fren bisa menonton TV di telepon seluler mereka, yang dimulai dari 3 stasiun TV tersebut.[84][85]

Beberapa kelebihan yang ditawarkan kartu Fren dibandingkan operator CDMA lainnya antara lain:

  • Layanan selular berlisensi nasional tidak dibatasi oleh kode area. Prefix Fren 0888.
  • Layanan selular dengan tarif murah CDMA.
  • Layanan CDMA tidak perlu registrasi tiap ke luar kota.
  • Fren bisa digunakan di Indonesia dan di luar negeri. Khusus di luar negeri Fren bisa digunakan di ponsel CDMA ataupun GSM.
  • Memiliki fitur akses data dengan kecepatan wireless broadband 3G/HSDPA hingga 3.1 Mbps.
  • Memiliki layanan 3G: video streaming, mobile TV, traffic monitoring dan video chatting.
  • Pilihan ponsel murah dan keren.

Fren memiliki dua layanan yaitu Fren Prabayar (yang terdiri dari Fren Sobat serta Fren Duo) dan Fren Pascabayar. Selain produk-produk ini, juga pernah diluncurkan berbagai layanan seperti FrenSip (bundling dengan telepon seluler seperti Samsung),[86] Fren Jos,[87] Frentetan Gratizan[88] dan berbagai produk lain.

Fren Sobat diluncurkan pada 29 Januari 2009 di Jakarta. Maksud dari "Sobat" adalah dalam satu paket kartu perdana, terdapat 4 nomor yang berurutan, sehingga bisa dibagikan ke pengguna lain agar mudah diingat. Para pengguna dari paket ini bisa saling menelepon gratis dan menggunakan layanan seperti SMS dengan harga murah, mendapatkan diskon 50% ketika isi pulsa pertama dan masa aktifnya selama 8 bulan.[89] Dari pelanggan Mobile-8 yang sudah mencapai 3,5 juta pada peluncuran Fren Sobat,[90] diharapkan bertambah 300.000-500.000 di Jawa dan Bali, serta penambahan 2 juta pelanggan di 2009 dari sebelumnya.[91] Bahkan layanan telepon gratis ini kemudian diperluas ke pengguna produk Fren lain sehingga dalam promosinya, pengguna Fren diiklankan hanya perlu membayar dengan "daun".[92]

Sedangkan Fren Duo diluncurkan pada 11 Juni 2009 sebagai layanan yang yang menawarkan layanan CDMA dan FWA dalam satu kartu. Nomor Fren akan menjadi nomor utamanya (0888) sedangkan nomor FWA (tergantung daerah, seperti 021, 031, dll) akan menjadi nomor sekunder, tetapi pelanggan bisa menukar penggunaannya jika ingin lebih hemat. Pihak Mobile-8 mengklaim bahwa sistem ini merupakan yang pertama di Indonesia dan sempat mencatatkan dirinya di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas produknya ini.[93] Pelanggan Hepi dan Fren bisa menukar kartunya menjadi Fren Duo di cabang Fren di berbagai kota. Dalam peluncuran Fren Duo, Mobile-8 menargetkan 2,3 juta pelanggan baru dari layanannya ini dan dalam 4 hari setelah diluncurkan telah menjual 1.700 nomor. Lalu, pada tiga bulan peluncurannya sudah menjadi 150.000 pelanggan.[94][95] Target pasarnya adalah keluarga, UMKM dan komunitas.[96] Awalnya, layanan ini hanya tersedia dalam bentuk prabayar hingga pada 1 September 2009 diluncurkan layanan pascabayar yang menargetkan golongan bisnis dan profesional.[97][98] Menurut pihak Fren pada awal 2010, pengguna layanan ini telah meningkat sebesar 28% per bulan dan telah beroperasi di berbagai kota yang akan ditambah lagi kemudian.[99] Seiring dengan mulai digunakannya merek dagang Smartfren, maka Fren Duo kemudian juga dipaketkan dalam produk baru Smartfren.[100]

Hepi

 
Logo Hepi

Hepi diluncurkan pada 3 Mei 2008 di kota Bandung oleh Menkominfo (saat itu) Mohammad Nuh, dan awalnya hanya beroperasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Banjarmasin.[101] Hepi menargetkan kaum pemuda dan mahasiswa, dengan menggunakan sistem Fixed Wireless Access serta jaringan CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah di Indonesia.[102] Target Hepi adalah selanjutnya bisa meluaskan jaringannya hingga ke seluruh Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.[103] Pada Agustus 2008, dilaporkan bahwa Hepi sudah menggaet 300.000 pelanggan dan akan ditingkatkan menjadi 500.000-600.000 pelanggan seiring perluasan layanan ke 14 kota. Untuk memuaskan pelanggan, juga dihadirkan beberapa layanan dan promosi seperti bagi-bagi telepon gratis, perangkat HP murah senilai Rp 168.000, layanan Dataku dan fitur SMS Milis[104][105] serta pada akhir 2008, dilakukan perluasan layanan ke Medan, Malang, Surakarta, Cirebon dan Makassar.[106]

Namun Hepi ternyata hanya berumur pendek, karena pada 11 Juni 2009 diluncurkan produk Fren Duo yang menggabungkan layanan FWA Hepi dan CDMA Fren. Setelah peluncuran itu, melihat minat masyarakat yang lebih besar akan produk Fren Duo, penjualan produk Hepi pun resmi dihentikan oleh Mobile-8. Nampaknya, pihak Mobile-8 mengadakan perubahan strategi, dimana sebelumnya produk ini direncanakan sebagai lini produk Hepi, tetapi justru kemudian malah diluncurkan dengan merek Fren.[107] Sebelum dileburkan dengan Fren Duo, Hepi terakhir mencatatkan 280.000 pelanggan. Meskipun sudah tidak diedarkan lagi, Hepi masih tetap bisa digunakan dengan isi ulang Fren atau menukarnya dengan kartu Fren Duo di gerai Mobile-8.[108][109]

Mobi

Selain Hepi dan Fren, pada 4 Februari 2009, Mobile-8 juga meluncurkan layanan internet murah bernama Mobi (singkatan dari Mobile Broadband Internet), dengan target pasar para pelajar dan pemuda. Sistem Mobi menggunakan layanan CDMA EVDO dengan tarif awal senilai Rp 499.000 (plus modem).[110] Dalam perkembangannya, jenis Mobi juga diperluas menjadi unlimited data access yang diluncurkan pada 22 Juni 2009. Targetnya sendiri adalah 150.000 pelanggan di akhir 2009 dan dalam beberapa bulan setelah peluncurannya, sudah mencapai 20.000 pelanggan.[111][112] Pada tahun 2010, Mobi sudah beroperasi di beberapa kota di pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Malang, Bandung dan Yogyakarta. Mobi tetap dipertahankan sebagai sub-brand dari Smartfren hingga 2011, ketika dileburkan dengan merek dan layanan induknya.[113][114]

Kasus Mobile-8 Telecom

Menyeret mantan pemilik smartfren (ketika itu masih Mobile-8) sebelumnya, Hary Tanoesoedibjo, kasus ini bermula ketika pada 2012, Kejaksaan Agung membongkar bahwa telah terjadi transaksi fiktif yang membuat negara merugi. Ceritanya adalah ketika pada 2007-2009, pihak Mobile-8 mengajukan proyek pembuatan HP dan pulsa, dan sebagai distributornya ditunjuk PT Jaya Nusantara Komunikasi. Transaksi itu direncanakan akan memakan biaya Rp 80 miliar yang merupakan pembayaran dari PT Jaya ke Mobile-8. Namun, kenyataannya transaksi itu hanyalah transaksi fiktif karena Mobile-8 tidak pernah mengirim HP yang ada dalam proyek tersebut. Walaupun demikian, PT Jaya pada 2008 menerima faktur pajak senilai Rp 114 miliar yang kemudian digunakan oleh Mobile-8 untuk mengajukan restitusi pajak yang kelebihannya dibayarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Surabaya, walaupun transaksi itu tidak ada sehingga negara mengalami kerugian Rp 114 miliar.[115][116] Peristiwa ini tercatat sempat heboh pada 2016-2017 ketika pada saat itu terjadi penetapan bekas pejabat Mobile-8 Anthony Chandra dan pimpinan PT Jaya Hary Djaja, tetapi keduanya gugur dalam praperadilan di November 2016.[117][118] Selain itu, Kejagung juga memeriksa beberapa orang seperti MS Hidayat, Agum Gumelar dan terutama HT itu sendiri.[119][120] HT sendiri diperiksa pada Maret, April 2016 dan Juli 2017.[121][122] Dalam berbagai kesempatan, HT selalu berkelit dari tudingan tersebut, bahkan pengacaranya Hotman Paris Hutapea menuduh negara mendapatkan untung dari transaksi HT. HT juga pernah melaporkan Kejagung ke Bareskrim Polri karena dituduh mencemarkan nama baik atas SMS-nya ke Jaksa Agung yang dituduh sebagai "ancaman". Pada Juli 2017, HT ditetapkan sebagai tersangka atas kasus SMS ancaman itu.[123][124] Namun, sejak HT menyatakan mendukung Jokowi, kasus ini baik kasus ancaman ke Kejagung maupun kasus Mobile-8, terkesan macet dan tidak berjalan sampai sekarang, walaupun Kejagung tidak pernah "memberhentikan" pengusutannya.[125][126][127]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Laporan Keuangan Mobile-8 Telecom, 2007
  2. ^ Laporan Keuangan Mobile-8 Telecom, 2007
  3. ^ Telecommunications Reform in the Asia-Pacific Region
  4. ^ Tempo, Volume 31,Masalah 48-52
  5. ^ Gamma, Volume 3,Masalah 6-14
  6. ^ Yearbook of asia-pacific telecommunications
  7. ^ Mobile-8 Lepas 19,91% Saham IPO
  8. ^ Laporan Keuangan Mobile-8 Telecom, 2007
  9. ^ Merger Tiga Anak Usaha Mobile-8 Efektif
  10. ^ Mengapa Orang Masih Mengira yang Lain?
  11. ^ Mobile-8 Telecom Peroleh Izin Prinsip Jaringan Tetap Lokal Nirkabel
  12. ^ FREN Dapat Izin Selenggarakan CDMA Secara Nasional
  13. ^ Komselindo dan Samoerna Mundur dari Tender 3G
  14. ^ Bakrie Telecom 'Menang W.O.' di Tender SLJJ
  15. ^ BEI Minta Penjelasan FREN Soal Akuisisi Jerash
  16. ^ Hary Tanoe: FREN Cuma Investasi Surat Berharga
  17. ^ FREN Berpotensi Gagal Bayar Obligasi Rp 675 M
  18. ^ Untuk Lunasi Hutang, Mobile-8 Terbitkan Obligasi Rp 550 M
  19. ^ Jerash Investment Kuasai 10,9% Saham Mobile-8
  20. ^ Pemilik FREN dan BTEL Mulai Nego?
  21. ^ BTEL Bantah Akuisisi FREN
  22. ^ Global Mediacom Lepas FREN ke Sinarmas
  23. ^ Mediacom Lepas Mobile-8
  24. ^ Smart Negosiasi dengan FREN
  25. ^ Sinar Mas Belum Akan Tambah Saham di FREN
  26. ^ Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya
  27. ^ Sinar Mas Group Akuisisi Mobile-8
  28. ^ Sinarmas Incar Saham FREN Milik Jerash
  29. ^ Mobile-8 Tinjau Ulang Mitra Vendor
  30. ^ Mobile-8 dan Smart Tetap Jalan Terpisah
  31. ^ Kolaborasi Smart Telecom dan Mobile-8 Hasilkan SmartFren
  32. ^ Gerai SmartFren Pertama Hadir di Sabang
  33. ^ Migrasi sistem Smart Telecom dan Mobile-8 rampung
  34. ^ Proses Merger Smart dan Fren Tersendat
  35. ^ Laporan Keuangan Q3 FREN 2020
  36. ^ Sinarmas serap rights issue Mobile-8 Rp3,77 triliun
  37. ^ RUPSLB Mobile 8 setujui pergantian nama
  38. ^ Smart Telecom dan Mobile-8, Jadinya SmartFren
  39. ^ Mobile-8 dan Smart 'Menikah' Diam-diam
  40. ^ Rights Issue Disetujui, FREN Bisa Akuisisi Smart Telecom
  41. ^ Akuisisi Smart Telecom, Mobile-8 Berganti Nama
  42. ^ FREN akhirnya jadi akuisisi SMART
  43. ^ Akuisisi Smart Telecom, Mobile-8 Berganti Nama
  44. ^ Esia & Smartfren Gabung, Bisa Duluan 4G di 800 MHz
  45. ^ Smartfren dan Esia Resmi Bersatu demi LTE
  46. ^ Pelanggan Esia Mulai Pakai Jaringan Smartfren
  47. ^ Resmi Tutup Layanan, Kecuali di Jakarta
  48. ^ Per April Esia Stop Layanan Data
  49. ^ Kronologi Bolt Tutup, Diawali dari Tunggakan BHP Frekuensi
  50. ^ Smartfren Beri Kartu Perdana Gratis Bagi Pengguna Bolt
  51. ^ Jumlah Pengguna Telkomsel Terbesar di Indonesia
  52. ^ 12 Tahun Masih Tekor, Smartfren Cetak Rugi Q3 Rp 1,75 T
  53. ^ Smartfren Dinilai Tak Akan Bangkrut karena Dimiliki Grup Sinarmas
  54. ^ Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya
  55. ^ Rumor Merger dengan 3, Apa Dampaknya ke Saham FREN?
  56. ^ Begini Cerita Seputar Rumor Akuisisi ISAT & FREN
  57. ^ Ini Penghalang Merger Smartfren dan Tri Indonesia
  58. ^ Smartfren Bicara soal Kemungkinan Merger
  59. ^ Taktik Smartfren Meninggalkan CDMA dan Beralih ke 4G
  60. ^ CDMA Smartfren Ditutup Selamanya, Bagaimana Nasib Pelanggan?
  61. ^ Smartfren Luncurkan eSIM, Pertama di Indonesia
  62. ^ Smartfren Luncurkan eSIM HP Android
  63. ^ Angkat Darmin jadi Komut, Smartfren optimistis tatap lelang frekuensi 2,3 GHz
  64. ^ Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia
  65. ^ Ini Rencana Smartfren dan Tri Setelah Dapat Frekuensi 5G[pranala nonaktif permanen]
  66. ^ Dapat Frekuensi 5G, Smartfren Optimistis Pelanggan Tumbuh 30 Persen
  67. ^ Telkomsel dan Smartfren Terima Putusan Pembatalan Lelang Frekuensi 5G
  68. ^ Situs resmi smartfren
  69. ^ Internetan baru dengan POWER UP dari Smartfren
  70. ^ POWER UP – Smartfren Sumpah Kenceng!
  71. ^ Smartfren Luncurkan Program Berlangganan "Power Up"
  72. ^ Smartfren Luncurkan Paket Eksklusif Membership POWER UP, Apa Itu?
  73. ^ Smartfren Hadirkan Power Up, Beli Kuota dan Pesan Kartu via Aplikasi
  74. ^ Smartfren Rilis Paket Power Up, Bisa Pilih Nomor dan Atur Kuota Sendiri
  75. ^ Atur Sendiri Kuota dan Maksimalkan Peluang Dengan Smartfren POWER UP
  76. ^ Smartfren Rilis Keanggotaan "Power Up", Pengguna Bisa Atur Kuota Sesuai Kebutuhan
  77. ^ Strategi Smartfren Dongkrak Pelanggan
  78. ^ Cerita Awkarin-Arief Muhammad Soal Peluang Anak Muda di Dunia Digital
  79. ^ Switch Tutup Layanan, Pengguna Diimbau Migrasi ke Smartfren
  80. ^ Operator Switch Resmi Bubar, Pelanggannya Gabung ke Smartfren
  81. ^ Switch Mobile Tutup Layanan, Smartfren Siap Geber Power Up
  82. ^ Smartfren
  83. ^ 27 Siasat Menembus Pasar
  84. ^ Mobile-8 Tawarkan Beragam Konten Lewat TV Mobi
  85. ^ Korupsi Kepresidenan hlm. 439
  86. ^ Paket Murah Fren
  87. ^ Fren Jos Hadir di Enam Kota
  88. ^ Jelang Lebaran, Mobile-8 Luncurkan Frentetan Gratizan
  89. ^ Fren Sobat, Perdana Baru Mobile-8
  90. ^ Luncurkan Sobat, Fren Targetkan Pelanggan Dua Kali Lipat
  91. ^ Mobile-8 Kejar 2 Juta Pelanggan Baru
  92. ^ Fren Reguler Juga Bisa Telepon Pakai 'Daun'
  93. ^ Rekor Fren Duo, Satu Kartu Dua Nomor
  94. ^ Seluler dan FWA Mobile-8 Jadi Satu Kartu
  95. ^ Stop Hepi, Fokus Fren Duo
  96. ^ Mobile-8 Luncurkan Fren Duo Pascabayar
  97. ^ Mobile-8 Luncurkan Fren Duo Pascabayar
  98. ^ Mobile 8 Luncurkan Fren Duo Paskabayar
  99. ^ Fren Duo Catat Pertumbuhan 28% Tiap Bulan
  100. ^ Perkuat Fren Duo, Mobile-8 Rilis Fren Seru
  101. ^ Mobile-8 Luncurkan "Hepi"
  102. ^ Mobile-8 'Hepi' Bidik Pasar Mahasiswa
  103. ^ Mobile-8 Akhirnya Bisa 'Hepi' Rilis FWA
  104. ^ Kebut Pelanggan, Hepi Bagi-bagi Hape Gratis
  105. ^ Bisa Layani Telepon Tetap, Mobile-8 Tambah "Hepi"
  106. ^ Hepi Rambah Makassar
  107. ^ Mobile-8 Gelar Hepi di Medan
  108. ^ Seluler dan FWA Mobile-8 Jadi Satu Kartu
  109. ^ Stop Hepi, Fokus Fren Duo
  110. ^ Mobi, Modem Pahe Cuma Rp 499 Rb
  111. ^ Mobi Unlimited Data Access Beredar
  112. ^ 2009, Mobile-8 Targetkan 150 Ribu Pelanggan Mobi
  113. ^ Mobi Bermigrasi Ke Smartfren
  114. ^ Mobile-8 perluas pemasaran internet Mobi
  115. ^ Jaksa Agung Pastikan Kasus PT Mobile 8 Masih Berjalan
  116. ^ KMPK minta Kejagung usut tuntas kasus Mobile8
  117. ^ Kejagung Tetapkan Eks Bos Mobile-8 Tersangka Pajak
  118. ^ KASUS MOBILE 8 TELECOM: PN Jaksel Minta Kejagung Hentikan Penyidikan
  119. ^ Eks Menteri Perindustrian Diperiksa Kejagung Soal Mobile-8
  120. ^ Kejagung panggil Agum Gumelar terkait kasus restitusi pajak
  121. ^ Hary Tanoe: Kasus Mobile 8 Bukan Kewenangan Kejaksaan Agung
  122. ^ Jejak Hary Tanoe dalam Kasus Restitusi Pajak Mobile-8
  123. ^ Kejagung sebut HT tersangka, Polri bilang 'tunggu tanggal mainnya'
  124. ^ Hary Tanoe Laporkan Jaksa Agung ke Bareskrim
  125. ^ Jaksa Agung: Kasus Mobile 8 Hary Tanoe Bidik Soal Korupsinya
  126. ^ Penyidikan Mobile8 Tetap Berlanjut
  127. ^ ‘Lika Liku’ Penanganan Dugaan Korupsi Mobile 8 Telecom yang Tak Jelas di Kejaksaan Agung

Pranala luar