Tengku Nazly (Medan, 30 April 1935) adalah seorang tokoh ahli tari Melayu.[1] Ayahnya bernama Tengku Radjih Anwar, dan kakeknya bernama Sulaiman Syariful Alamsyah, seorang sultan Serdang (Deli terakhir dan termasuk bangsawan yang mempunyai minat yang besar dalam kesenian.[1] Sekitar tahun 1942, keluarga istana Serdang mengajari suatu grup Makyung (bentuk teater Melayu yang menonjolkan musik dan tari).[1] Tengku Nazly mengembangkan tarian wanita di kalangan istana dengan tingkatan yang lebih rumit dan terperinci dibandingkan dengan ronggeng yang berkembang di luar istana.[1] Dia diakui sebagai sumber perbendaharaan tari Melayu yang kaya, sekaligus sebagai Dewan Kesenian Jakarta dan Akademi Tari LPKJ mulai dari tahun 1972.[1] Kemudian Nazly diangkat sebagai guru tari Melayu di akademi tersebut.[1] Dia pernah menugaskan untuk enyusun pementasan bagi Bengkel Tari Folklorik, juga merumuskan kriteria keindahan tari Melayu untuk festival tari Melayu.[1] Nazly jugalah yang memberikan penjelasan tehnik dan mendemonstrasikan kaidah-kaidah tari Melayu dalam Lokakarya Tari Melayu.[1] Dia juga turut menggarap Tari Pendidikan untuk sekolah-sekolah dasar di Jakarta dengan permainan anak-anak dalam gerak dan nyanyi Melayu pada tahun 1978.[1] Tengku Nazly juga mendirikan Nazly Group di Medan, kelompok tersebutlah yang menampilkan Tari Serampang XII untuk pertama kali di panggung Eropa dan Asia Timur.[2]

Berkas:Tari serampang 12.jpg
Tari Serampang 12, tari yang pernah diajarkan oleh Tengku Nazly

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2345-2346
  2. ^ "Sulaiman, Sang Mecenas". Kemendikbud. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-08. Diakses tanggal 22 Juni 2014.