Umi Dachlan
Umi Dachlan (nama lahir Umajah Dachlan, 13 Agustus 1942 – 1 Januari 2009)[1] adalah seorang pelukis perempuan terkemuka Indonesia.[2] Ia merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung dan juga menjadi menjadi wanita pertama yang menjadi dosen di almamater tersebut. Karyanya dikenal dengan mencampurkan abstrak eskpresionis dengan pendekatan simbolisme figuratif. [3]
Umi Dachlan | |
---|---|
Lahir | Umajah Dachlan 13 Agustus 1942 Cirebon, Jawa Barat, Hindia Belanda |
Meninggal | 1 Januari 2009 Bandung, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesian |
Dikenal atas | Pelukis, Dosen Institut Teknologi Bandung |
Karier
Perempuan dengan nama asli Umajah Dachlan ini sudah menunjukan bakat melukisnya sejak kecil. Hal ini ditunjukan dengan kegemarannya menggambar. Umi Dachlan menyelesaikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1968.[1] Semasa kuliah, ia sering bekerja sebagai co-desainer/desainer pada satu grup kerja bidang seni rupa. Setelah lulus, ia sering bekerja komisi menggambar mural untuk berbagai institusi, seperti Kantor Pertamina Dumai, di Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat di Bandung, dan bersama Ahmad Sadali dan rekan-rekan di gedung DPR/MPR di Jakarta.[2]
Karier kesenimanan Umi dimulai dengan studi mengenai prinsip dan teknik seniman dan dosen seni ITB, Ahmad Sadali.[4] Ia juga dibimbing oleh Srihadi Soedarsono, Mochtar Apin, A.D. Pirous, dan Yusuf Affendi.[4] Setahun setelah lulus kuliah, ia diangkat menjadi dosen di Fakultas Seni Rupa, ITB. Pada tahun yang sama, ia juga menerima Hadiah Memorial Wendy Sorensen untuk lukisan terbaik.[5]
Karya awal Umi Dachlan dipengaruhi oleh lukisan Batik tradisional, dan lanskap. Helena Spanjaard menggambarkan karya awalnya sebelum tahun 1990 sebagai komposisi liris abstrak yang terinspirasi oleh lanskap dan hubungan yang kuat dengan aktivitasnya dalam desain tekstil dan kolase.[6]
Karya-karyanya selanjutnya telah dibandingkan dengan pelukis Eropa seperti Antoni Tàpies, Jean Fautrier dan Pablo Picasso, dan yang paling menonjol dengan Marc Rothko, karena mereka berbagi banyak perhatian metafisik dan spiritual dengan pelukis master Amerika Serikat.[7] Mirip dengan penduduk asli Kudditji Kngwarreye, yang juga sering dibandingkan dengan Rothko oleh pengunjung asing,[8] dia mungkin tidak menyadari perbandingan ini, mencari imajinasi abstraknya sendiri.
Dia adalah salah satu seniman perempuan Indonesia awal dan perintis, bersama dengan Erna Pirous, istri A.D. Pirous, Kartika Affandi, putri Artis utama Indonesia Affandi, Rita Widagdo[9] dan Nunung WS.
Karya-karyanya telah dilelang oleh rumah-rumah lelang besar Internasional, termasuk Bonhams, Christie's dan Sotheby's.
Banyak Galeri Nasional di seluruh dunia memiliki atau memajang karya-karyanya, termasuk di Australia, Belanda, Indonesia[10], Singapura[11] dan Yordania.
Kehidupan pribadi
Di tahun-tahun awalnya, Umi Dachlan menolak tradisi agama yang ketat dari keluarganya, tetapi di tahun-tahun berikutnya dia memasukkan banyak aspek spiritual dan agama dalam karyanya.
Dia belajar dan sering bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan keterampilan dan pengalamannya. Salah satu perjalanan pertamanya ke luar negeri membawanya ke New York sebagai bagian dari Delegasi Ibu Suharto untuk mewakili Indonesia pada peringatan 25 tahun PBB. Selama perjalanan ini, ia mengenal bentuk-bentuk seni Amerika, termasuk Ekspresionisme abstrak, sebuah bentuk seni pasca-Perang Dunia II yang sudah mapan saat itu, dengan tokoh-tokoh walikota seperti Jackson Pollock, Mark Rothko, Willem de Kooning, Franz Kline, Frank Stella atau Robert Motherwell. Perjalanan dan studinya kemudian membawanya terutama ke Eropa, termasuk Belanda, Prancis, dan Spanyol, di mana ia menyerap Seni dan Budaya Eropa. Dari Tahun 1977 dengan 1979, Umi belerjain di Kunstacademie Gerrit Rietveld, Amsterdam, Belanda.
Pada tahun 1992, dia pergi haji di Arab Saudi dan melihat padang pasir. Setelah itu, lukisannya tampak menunjukkan warna yang lebih hangat, mirip dengan pelukis besar Spanyol Tapies. Dalam tahun-tahun berikutnya, dia juga memulai seri matadornya, yang berkaitan dengan kerbau, yang membuatnya terpesona. Dia tidak menikah.[1]
Penghargaan
Best Painting: Wendy Sorensen Memorial Award, New York, America Serikat (1969)
Pertamina Award, Jakarta (1973)
Best Women Painter: Badan Koordinasi Organisasi Wanita - BKOW (1981)
Award from Radio Hilversum, Belanda (1986)
Ford Foundation Award (1991)
Satyalancana Karya Satya dari President Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono untuk servis 30 tahun (2007)
Pameran
Tahun | Kelompok | Tunggal |
---|---|---|
1967 | Studio 13, Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia | |
1968 | ITB Bandung, Bandung, Indonesia | Young Indonesian Painters Exhibitions. LIA, Jakarta, and Yogyakarta |
1969 | Melacanang Gallery, Manila, Philippines | |
1970 | United Nations Headquarters, New York, Amerika Serikat | |
1973 | Chase Manhattan Bank, Jakarta, Indonesia | |
1974 | Young Artists Asian Festival Of Contemporary Art, Malaysia and Singapore | |
1977 | Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Indonesia | |
1978 | 'Tapestry and Wall Hanging', Museum Rijswijk, The Hague, The Netherlands | |
1979 | 'Contemporary Art Exhibition', Ueno Park Museum, Tokyo, Jepan | |
1980 | Decenta Gallery, Bandung, Indonesia | |
1981 | KOLOGDAM, Bandung, Indonesia | |
1982 | Indonesian Women Painter at LIA, Jakarta, Indonesia | |
1983 | Artists at Purna Busaya Museum, Yogyakarta, Indonesia | |
1984 | 'International Womens Artist Exhibition, Vienna, Austria and Geneva, Switzerland | |
1985 | The Japan Foundation, Jakarta, Indonesia | |
1986 | Yayasan Kebusayaan, Bandung, Indonesia | |
1990 | Gallery Bandung, Bandung, Indonesia | 5th Asian Art Festival, Kuala Lumpur, Malaysia and Kias Travelling Exhibition, Amerika Serikat |
1991 | Centre Culturel Francais (CCF), Jakarta, Indonesia | A.D. Pirous - Sunaryo - Umi Dachlan: Padma Resort, Legian, Bali, Indonesia |
1992 | 'Flyways Project', Monterey, California, Amerika Serikat | |
1993 | '8th Asian International Art Festival, Fukuoka, Jepan | |
1994 | '9th Asian International Art Exibition', Taipeh, Taiwan | |
1995 | 'From Script to Abstraction', National Gallery of Fine Arts, Amman, Jordan, and Istiqlal Contemporary Art Festival, Jakarta, Indonesia | |
1996 | Gothaer Kunstforum Exhibition, Cologne, Jerman and 11th Asian Art Exhibition, Manila, Philippines | |
1999 | '12th Asian International Art Festival, Fukuoka, Japan, and Group Exhibition, Rudana Museum, Bali, Indonesia | |
2000 | 'Imagi dan Abstraksi'. Niaga Tower, Jakarta, Indonesia | |
2002 | 'Breaking the Veil: Women Artists of the Islamic World'. Rhodes, Greece, Perancis, Italia, Spanyol, Yordania dan Amerika Serikat | |
2009 | 'Mythomorphic', Selasar Sunaryo Art Space, Jakarta, Indonesia | |
2010 | 'Mythomorphic', Affandi Art Museum Gallery III, Yogyakarta, Indonesia[12] | |
2018 | 'Balik Bandung'. Galeri Nasional Indonesia, Bandung | |
2019 | Y:Collect³ Biennale, Bandung, Indonesia | |
2020 | 'Metaphors For Humanity', Art Agenda SEA, Jakarta, Indonesia, Singapore dan Taiwan | |
2021 | 'from Dusk to Dawn' - pameran dengan pelukis Fernando Zobel. Art Agenda SEA, Manila, Philippines |
Referensi
- ^ a b c "Umi Dachlan, Pelukis Abstrak dari Bandung Tutup Usia". Detik.com. 1 Januari 2009. Diakses tanggal 23 Maret 2018.
- ^ a b "Pameran Besar Seni Lukis Indonesia ke II 1976". Arsip IVAA. Dewan Kesenian Jakarta. 1976. Diakses tanggal 23 Maret 2018.
- ^ Indonesian Women Artists - The Curtain Opens. Carla Biampoen, Farah Wardani, Wulan Dirgantara. Yayasan Senirupa Indonesia, 2007, p.251 https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=363196
- ^ a b Chingyi, Chua. "Umi Dachlan: An Underrated Bandung Artist". Art & Market (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-25.
- ^ "Umi Dachlan". Art Agenda, S.E.A. (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-25. Diakses tanggal 2020-02-25.
- ^ Bandung, the Laboratorium of the West? Helena Spanyol dalam: Modern Indonesia Art, 1945-1990, 1990, Fischer, Berkeley, CA, USA, hlm. 54-77. https://www.worldcat.org/title/modern-indonesian-art-three-generations-of-tradition-and-change-1945-1990/oclc/24280139
- ^ Masterpieces of Contemporary Indonesian Painters. Esmeralda and Marc Bollansee, Times Eiditions, Singapore, 1997, p. 92, https://www.nlb.gov.sg/biblio/8607605
- ^ A Rothko-esque Quality. Kate Owen Gallery, Rozelle, NZW, Australia. https://www.kateowengallery.com/artists/Kud37/Kudditji-Kngwarreye.htm
- ^ The Times They are A-Changing. Deborah Iskandar in: Indonesia Digest, 22. August 2017. https://indonesiadesign.com/story/the-times-they-are-a-changing
- ^ Back To Bandung. Exhibition of the Collection of the National Gallery of Indonesia, 13–23 Juli 2018. Press Release
- ^ National Gallery Singapore Annual Report FY2020, Published on Jul 30, 2021
- ^ Pameran Mengenang Umi Dachlan. Heru CN, Tempo, 22.Agustus 2010.Pameran Mengenang Umi Dachlan