Bahasa Betawi

bahasa yang dituturkan di Indonesia
Revisi sejak 16 September 2021 11.26 oleh Sar4231 (bicara | kontrib)

Bahasa Betawi (bahasa Inggris: Betawi language) adalah bahasa daerah atau bahasa etnis (bahasa Inggris: native or indigineous language) yang dituturkan oleh Suku Betawi yang mendiami Jakarta (sebagai wilayah utama), dan juga mendiami sebagian wilayah dari provinsi Jawa Barat serta Banten. Kawasan yang dihuni oleh masyarakat Betawi ini biasa dikenal dengan istilah (Jabodetabek) yang berarti: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.

Bahasa Betawi
BPS: 0082 5
Bahasé Betawi Jakarté
Basa Betawi Pinggiran
Dituturkan di
Wilayah
  • Jabodetabek
  • EtnisBetawi
    Penutur
    5 juta (2020)
    Lihat sumber templat}}
    Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
    Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
    • Austronesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
        • Melayu-Sumbawa atau Kalimantan Utara Raya (diperdebatkan)
    Status resmi
    Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
    Kode bahasa
    ISO 639-1-
    ISO 639-2bew
    ISO 639-3bew
    Glottologbeta1252[1]
    IETFbew
    BPS (2010)0082 5
    Informasi penggunaan templat
    Status pemertahanan
    C10
    Kategori 10
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
    C9
    Kategori 9
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
    C8b
    Kategori 8b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
    C8a
    Kategori 8a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
    C7
    Kategori 7
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
    C6b
    Kategori 6b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
    C6a
    Kategori 6a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
    C5
    Kategori 5
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
    C4
    Kategori 4
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
    C3
    Kategori 3
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
    C2
    Kategori 2
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
    C1
    Kategori 1
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
    C0
    Kategori 0
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
    10
    9
    8
    7
    6
    5
    4
    3
    2
    1
    0
    EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
    Bahasa Betawi dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
    Referensi: [2]
    Lokasi penuturan
    Peta
    Peta
    Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
    Koordinat: 6°13′S 107°1′E / 6.217°S 107.017°E / -6.217; 107.017 Sunting ini di Wikidata
     Portal Bahasa
    L • B • PW   
    Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

    Secara historis, masyarakat suku Betawi merupakan masyarakat multietnik yang membaur dan membentuk sebuah entitas baru. Suku Betawi terlahir karena adanya percampuran genetik/akulturasi budaya antara suku asli (dahulu dinamakan Sunda Kalapa) dengan suku-suku lain yang datang ke Jakarta, setelah adanya percampuran budaya, adat-istiadat, tradisi, bahasa, dan lainnya pada masa Hindia Belanda yang akhirnya dibuat sebuah komunitas besar di Batavia. Karena adanya pernikahan antar etnis, percampuran, akulturasi yang kuat komunitas ini lama kelamaan melebur menjadi suku/identitas baru yang dinamakan Betawi. Nama Betawi sendiri berasal dari kata Batavia yang lama kelamaan berubah menjadi Batavi, Batawi, Lalu kemudian "Betawi" (disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal) hingga saat ini. Banyak yang berpendapat suku Betawi berasal dari suku asli Jakarta yaitu Sunda, karena juga wilayah Jakarta berada di tatar Pasundan dan memang merupakan wilayah Suku Sunda. Hal ini bisa dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa Sunda adalah penduduk awal Jakarta dan merupakan bagian dari kerajaan Sunda yaitu Tarumanagara. Orang-orang Sunda di Jakarta telah bercampur dengan berbagai ras, genetika, atau DNA dari suku-suku lain di Jakarta seperti: Melayu, Tionghoa, Jawa, Arab, Makassar, Bugis, Belanda, Portugis, Bali dan Ambon. Karena itulah nenek moyang orang Betawi itu bermacam-macam asalnya. Dikarenakan keberagaman dari berbagai suku yang mengalami pembauran dan akulturasi sehingga karena itu terbentuklah Suku Betawi. Dikarenakan hal tersebut, banyak kosakata dalam bahasa Betawi memiliki kata serapan maupun elemen linguistik yang berasal dari bahasa-bahasa lain, seperti bahasa Melayu, Sunda, Jawa, Portugis, Tionghoa, Belanda, Arab, dan Bali yang memang sebenarnya Bahasa Betawi terlahir atau ada karena percampuran Bahasa-Bahasa tersebut yang akhirnya membentuk suatu Bahasa yang dialek/penyebutannya agak berbeda karena disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Sebagai salah satu contohnya, yakni penggunaan elemen akhiran "-in" yang diserap dari Bahasa Bali, serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal. Selain itu banyak juga kata serapan Bahasa Betawi berasal dari Bahasa Melayu, Sunda, Jawa, Portugis, Tionghoa, Belanda, dan Arab.

    Kosakata Bahasa Betawi

    Betawi Pinggiran Betawi Tengahan Bahasa Indonesia
    apah apè apa
    sapah siapè siapa
    pegimanah begimanè bagaimana
    ngapah/napa napè/ngapè kenapa
    ada' adè ada
    iya'/iyah iyè iya (baiklah)
    baè' ajè saja
    ora' kaga'/ngga' tidak
    guah/sayah gua/guè/ayè aku
    baba babèh ayah
    bagen biarin biarkan
    pisan/bangat amat/banget sangat
    ngamprak berarakan berantakan
    ilok? masa? apa benar?

    Dialek-dialek Bahasa Betawi

    Tokoh

    Tokoh-tokoh bahasa Betawi modern:

    • Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s.d. 1980an
    • Ganes TH., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
    • Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
    • Sjumandjaja, yang terkenal sebagai sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an

    Bacaan

    Semua tokoh di atas menyumbang SASTRA BARU, yaitu "Sastra Betawi" (Betawi Literature). Jadi tokoh sastra akademis yang berjuang bagi "Sastra Betawi" adalah:

    • Muhadjir (1979 dan 2002)
    • K. Ikranegara (1980). Melayu Betawi Grammar. Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia 9. Jakarta: NUSA.
    • S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
    • Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN-10: 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
    • Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden

    Buku-buku yang menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:

    Acara televisi dan Youtube

    Acara TV (Televisi) yang menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:

    Referensi

    1. ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Betawi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
    2. ^ "Bahasa Betawi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
    3. ^ "Dialek Bahasa Betawi". kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-08-21. 

    Catatan Kaki

    Pranala luar