Subdialek Pecinan Surabaya

Revisi sejak 2 Oktober 2021 10.22 oleh Eiskrahablo (bicara | kontrib) (Perbaikan isi artikel.)

Subdialek Pecinan Surabaya alias Subdialek Pasar Atom adalah subdialek yang berakar dari dialek Surabaya yang umumnya dituturkan oleh kalangan Tionghoa-Indonesia (alias Chindo Surabaya) di Surabaya khususnya dalam urusan berniaga dan pergaulan sehari-hari. Subdialek ini memiliki elemen percampuran antara dialek Surabaya, dialek Hokkien, dan bahasa Khek.[1][2][3]

Oleh sebagian golongan masyarakat, subdialek ini lebih dikenali sebagai 'subdialek Pasar Atom' karena subdialek ini lebih dominan dituturkan di kawasan perniagaan Pasar Atom yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Menurut sejarahnya, perkembangan subdialek ini bermula dari penggunaan pencampuran linguistik yang dituturkan sebagai media komunikasi dalam kegiatan transaksi perniagaan di daerah Pasar Atom sebelum akhirnya berkembang secara ekstensif.[4]

Sejarah

Perkembangan bahasa Pasar Atom ini tidak lepas dari sejarah masuknya etnis Tionghoa ke Surabaya. Masyarakat Tionghoa di Surabaya masuk dalam dua gelombang, yakni gelombang pertama pada abad ke-13-15 yang bertujuan untuk berdagang, dan gelombang kedua yang datang dari Tiongkok Selatan. Kelompok ini merantau ke Surabaya karena terjadi kekacauan di Tiongkok akibat pergantian dinasti dari Ming ke Qing pada 1644.

Surabaya saat itu dianggap lebih aman daripada Tiongkok Daratan. Permukiman pertama orang-orang Tionghoa di Surabaya berada di sepanjang Kalimas. Para perantau ini cenderung mengikuti bahasa setempat, yakni pada saat itu bahasa Jawa. Bahkan tidak sedikit orang Tionghoa yang menikah dengan orang Jawa. Perkawinan antarsuku ini oleh warga setempat biasa disebut ampyang, yang sebenarnya adalah kue perpaduan kacang cina dengan gula jawa.[5]

Ciri bahasa

Bahasa Pasar Atom memiliki beberapa ciri-ciri dan pola-pola tertentu di antaranya:

Perubahan bunyi

Perubahan bunyi dalam bahasa Atom melingkupi kosakata baik yang berasal dari bahasa-bahasa Tionghoa, bahasa Jawa maupun Indonesia. Perubahan ini dapat berupa pergeseran nilai fonetis, penyederhaan dan penambahan bunyi.

Kosakata Tionghoa[3]

  • Jiejie 姐姐 → Cece (kakak perempuan) — penyederhanaan bunyi
  • Mèimei 妹妹 → Meme (adik perempuan) — penyederhanaan bunyi
  • Gēgē 哥哥 → Koko (kakak laki-laki) — perubahan bunyi

Kosakata Indonesia

Pada kosakata bahasa Indonesia, pada beberapa kasus bunyi /r/ menjadi /l/ (atau malah hilang) dan bunyi /k/ menjadi /t/.[6]

  • Pergi → pigi — kehilangan bunyi r
  • Lihat → liak — kehilangan bunyi r; perubahan bunyi t menjadi k
  • Kerja → keja — kehilangan bunyi r
  • Contoh → conto — kehilangan bunyi h

Kosakata Jawa

  • Dhéwé → Dhèwèk (sendiri) — penambahan bunyi k, bunyi é menjadi è
  • Ya apa (yo opo) → ya apa — bunyi o menjadi a
  • Isa (iso) → isa — bunyi o menjadi a

Afiksasi

Salah satu ciri paling kental dari bahasa Pasar Atom adalah penggunaan imbuhan bahasa Jawa untuk kosakata bahasa Indonesia, sedikit di antaranya:

Akhiran -é

  • Rumah + é → rumaé — huruf h luluh
  • Orang + é → orangé
  • Temen + é → temené

Akhiran -a

Dalam bahasa Jawa akhiran -a dibaca o. Meskipun demikian, tulisan berbahasa Pasar Atom biasanya tidak patuh pada kaidah penulisan baku bahasa Jawa sehingga tetap menggunakan huruf o.

  • Beli + o → belio
  • Pigi + o → pigio
  • Sini + o → sinio

Akhiran -en

  • Makan + en → makanen
  • Ambil + en → ambilen
  • Jual + en → jualen

Contoh

Beberapa contoh bahasa Pasar Atom:

  • Langganan lo, Ce, mosok ga dipotong blas, potong ceban lagi la.
    • Pembagian bahasa: Langganan lo, (id) Ce, (zh) mosok (jv) ga (id) dipotong (id) blas, (jv) potong (id) ceban (zh) lagi la. (id).
    • Arti: Langganan lo, Ce, masa tidak dipotong sama sekali, potong sepuluh ribu lagi lah.
  • Tak tunggu ndek sana, ya!
    • Pembagian bahasa: Tak (jv) tunggu (id) ndek (jv) sana, ya! (id)
    • Arti: Aku tunggu di sana, ya!
  • Tadi ketemu koko ndek mana?
    • Pembagian bahasa: Tadi (id) ketemu (id) koko (zh) ndek (jv) mana? (id)
    • Arti: Tadi ketemu koko di mana?

Lihat juga

Catatan kaki

  1. ^ "Dialek Unik Tionghoa Surabaya yang Bisa Bikin Anda Senyum-senyum Sendiri!" 53788620694 (2016-02-08). "JPNN". www.jpnn.com. Diakses tanggal 2019-05-30. 
  2. ^ Rokhmad, Arif. 2016. Dialek Pemuda Muslim Tionghoa dalam Interaksi Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif di Komunitas Muslim Tionghoa di Kota Surabaya). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. PDF
  3. ^ a b Sari, Eka Novita. "Pemakaian Bahasa oleh Etnis Tionghoa di Surabaya: Suatu Kajian Fonologi dan Morfologi" Skriptorium, Vol. 2, No. 2. PDF
  4. ^ "Pasar Atom: dari parkir VIP sampai kolam renang". Ayorek!. 2013-06-28. Diakses tanggal 2019-05-30. 
  5. ^ "Mau Tau Asal-usul dan Sejarah Dialek Unik Tionghoa Surabaya? Masuk Sini!" 53788620694 (2016-02-08). "JPNN". www.jpnn.com. Diakses tanggal 2019-05-30. 
  6. ^ Sn, Soenano. "VARIETAS BAHASA MASYARAKAT CINA DI SURABAYA (KAJIAN BAHASA ANTARETNIK)" (dalam bahasa Inggris).