Perang Ternate–Portugal
Perang Ternate-Portugis adalah peperangan antara Kesultanan Ternate dan Portugis yang dilancarkan oleh Sultan Baabullah untuk membalas pembunuhan Sultan Hairun dan mengusir Portugis dari Ternate.[1]
Perang Ternate-Portugis | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Imperium Portugal Kerajaan Siau | Kesultanan Ternate kerajaan tanah hitu Kerajaan Kalinyamat | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
| |||||||||
Kekuatan | |||||||||
| lebih dari 10.000 | ||||||||
Korban | |||||||||
hampir tidak tersisa | Tidak diketahui |
Latar Belakang
Untuk mencukupi kebutuhan di negaranya, Portugis melakukan pelayaran ke timur dengan maksud untuk mencari rempah-rempah. Pada 15 Agustus 1511, mereka berhasil merebut Malaka,[2] dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke Maluku karena mereka telah mengetahui bahwa Maluku merupakan penghasil rempah-rempah besar. Setelah itu, mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan Ternate ketika kesultanan Ternate dan Tidore saling bermusuhan. Bersamaan dengan itu, Armada Laut Spanyol datang ke Maluku pada tahun 1521. Spanyol yang sedang bersaing dengan Portugis diterima di Tidore. Karena diangap melanggar perjanjian Tordesillas, maka Armada Spanyol pergi dari Maluku dan menetap di Filipina.
Peperangan
Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis.[1] Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis[1] dan mengepung benteng Portugis di Ternate. Setiap benteng-benteng kecil di wilayah Ternate seperti benteng Santo Lucia, Tolluko, dan Santo Pedro dengan mudah ditaklukkan kecuali benteng São João Baptista. Benteng ini berhasil bertahan selama empat tahun. Hingga pada tahun 1575, tentara Sultan Baabullah berhasil menjebol pertahanan benteng dan membunuh sebagian besar garnisunnya.[1] Tersisa hanya 400 orang dengan keadaan mengenaskan. Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh.[1] Sultan Baabullah tidak membantai dan menyiksa para tawanan portugis, namun ia memberikan kesempatan selama 24 jam untuk pergi ke Malaka dan Ambon. Bila masih ada orang Portugis di Ternate, mereka akan dijadikan budak.[3]
Tidak hanya di wilayah ternate saja. Ia juga melakukan banyak serangan diwilayah lain di nusantara. Ia juga melakukan mobilisasi pasukan besar besaran untuk menyaingi kekuatan portugal dan beberapa kerajaan kristen pribumi. serangan besar pun disiapan dibanyak wilayah seperti diwilayah buru, hitu, seram bagian barat dan beberapa tempat di indonesia timur. satu persatu pos pos dan benteng milik portugis takluk dibawah naungan kesultanan ternate. [4] hal ini menyebabkan melemahnya kekuatan portugis di nusantara dan menjadi tersaingi oleh kekuatan eropa lainnya.
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b c d e f Phillips, Charles, and Alan Axelrod. "Portuguese War against Ternate." Encyclopedia of Wars, vol. 2. New York: Facts On File, Inc., 2005. Modern World History Online. Facts On File, Inc. http://www.fofweb.com/activelink2.asp?ItemID=WE53&iPin=EWAR1216&SingleRecord=True (diakses 1 Oktober 2013).
- ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic cities of the Islamic world. BRILL. hlm. 317. ISBN 978-90-04-15388-2. Diakses tanggal 23 August 2011.
- ^ Raditya, Iswara N. "Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol". tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-18.
- ^ Raditya, Iswara N. "Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol". tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-18.
https://www.colonialvoyage.com/portuguese-moluccas-ternate-tidore/
http://adrianuskojongian.blogspot.com/2018/09/kerajaan-siau-tempo-dulu-raja-jeronimo.html
file:///C:/Users/ASUS%201/Downloads/12806-28730-1-PB.pdf
file:///C:/Users/ASUS%201/Downloads/9781118455074.wbeoe387.pdf
file:///C:/Users/ASUS%201/Downloads/12806-28730-1-PB.pdf
Bacaan lanjut
- M. Adnan Amal, "Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I", Universitas Khairun Ternate 2002
[[Kategori: