G-string
G-string adalah sejenis thong, sepotong kain sempit, kulit, atau satin yang menutupi atau menahan alat kelamin, melewati antara bokong, dan dipasangi di ikat pinggang di sekitar pinggul. G-string bisa dipakai baik oleh pria maupun wanita. G-string juga bisa dipakai dalam pakaian renang, yang bisa berfungsi sebagai alas bikini, tapi bisa dipakai sendiri sebagai baju renang monokini atau topless. G-string juga dapat dikenakan oleh penari eksotis atau penari go-go. Sebagai pakaian dalam, G-string dapat dipakai sebagai preferensi dari celana dalam untuk menghindari pembuatan garis celana dalam yang terlihat, atau untuk untuk meningkatkan daya tarik seks.[1] Istilah G-string dan thong terkadang digunakan secara bergantian; namun, secara teknis mereka mengacu pada potongan pakaian yang berbeda.
Asal
G-string atau thong mungkin adalah bentuk busana paling awal yang dikenal orang; berasal daerah beriklim hangat Afrika sub-Sahara di mana busana pertama kali dikenakan hampir 75.000 tahun yang lalu. Banyak suku bangsa-suku bangsa, seperti halnya sebagian dari orang Khoisan di bagian selatan Afrika, mengenakan thong untuk beberapa abad lamanya. Mirip dengan Fundoshi kuno dari Jepang yang berumur lebih dari 2000 tahun, jenis busana ini dibuat dengan mempertimbangkan alat kelamin pria. Di bagian timur Indonesia mungkin busana ini bisa setarakan dengan pemanfaatan koteka.
Walaupun pada awalnya dikembangkan untuk anatomi tubuh pria oleh orang-orang primitif, akan tetapi dalam dunia modern Thong (dan jenis-jenisnya) telah digunakan beberapa dekade lamanya pada tahun-tahun belakangan ini oleh para penari eksotis wanita. Jenis busana ini mendapat banyak perhatian sehingga menjadi mode (mainstream popularity) pertama-tama saat dimanfaatkan sebagai baju renang di daerah-daerah Amerika Selatan, secara khusus di Brasil pada tahun 1970-an. Di sana, di mana bokong ("bundas" dalam bahasa Portugis) secara khusus diapresiasi dan ditekankan, jenis busana ini awalnya merupakan suatu jenis atau modifikasi dari baju renang yang bagian belakangnya sedemikian tipis sehingga seakan-akan tidak lagi terlihat di antara kedua belahan pantat.
Asal dari kata "G-sting" tidak tentu. Istilah ini pertama kali digunakan dalam tulisan seorang berkebangsaan Amerika pada akhir tahun-tahun 1800-an berkaitan dengan busana rok (Loincloth) dari penduduk asli Filipina. Asal dari istilah ini masih tidak jelas.
Dewasa ini, sebuah G-string scara umum dibayangkan memiliki bagian belakang berbentuk "T" sementara sebuah V-string memiliki bagian belakang berbentuk "V". Terdapat pula pendapat atas dasar spekulasi bahwa istilah ini adalah merupakan suatu analogi bagi senar paling tebal pada suatu biola atau suatu kependekan euphimis dari tali sabuk (Ban pinggang, girdle) atau juga tali yang terletak atau digunakan pada bagian antara dada (perut) dan kaki, di mana daerah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai groin (daerah di mana terletak organ kelamin).
Asal kata thong adalah kata thwong dalam bahasa Inggris kuno, yang berarti tali atau ban fleksibel terbuat dari kulit. Benda ini secara serampangan (derogatorily) dikatakan sebagai kain penutup pantat (butfloss).
Jenis dan pemanfaatan
Model G-string dan Thong terdiri dari dua jenis yaitu Full dan Low-Rise Model yang Full adalah tinggi sampai ke pinggang sedangkan model Low-Rise hanya di panggul. Model Low-Rise cocok dikenakan untuk yang memakai celana/rok jenis hipster karena tidak terlihat ketika pemakai sedang jongkok atau membungkuk.
G-string dan Thong pada mulanya cenderung dikenakan oleh wanita tetapi perkembangan saat ini telah menunjukkan bahwa celana dalam model G-string dan Thong memang layak dipakai oleh pria. Para penderita haemorhoid yang biasanya selalu berkeringat di sekitar anus lebih cocok memakainya setiap hari karena dapat mengurangi kelembaban di area sekitar anus sehingga mencegah jamur kulit untuk berkembang.
Rujukan
- ^ Setyorini, Tantri (30 November 2015). "6 Tips agar garis celana dalam tidak terlihat". Merdeka.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2021.