Penyerbuan Gedung Kapitol 2021
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Pada 6 Januari 2021, pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerbu Gedung Capitol. Peristiwa ini mengganggu sesi bersama Kongres ketika suara dari Lembaga Pemilihan Umum akan disahkan dengan menegaskan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan umum presiden 2020. Peristiwa ini meneruskan banyak upaya gagal oleh Donald dan pendukungnya untuk membatalkan hasil pemilihan umum.
Penyerbuan Gedung Capitol 2021 | |||
---|---|---|---|
Bagian dari Unjuk rasa pemilihan umum Amerika Serikat 2020–2021 dan upaya membatalkan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020 | |||
Tanggal | 6 Januari 2021 | ||
Lokasi | Gedung Capitol, Washington, D.C. 38°53′23.3″N 77°00′32.6″W / 38.889806°N 77.009056°W | ||
Sebab | Penentangan terhadap penghitungan suara pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020 oleh Lembaga Pemilihan Umum | ||
Hasil |
| ||
Jumlah korban | |||
Pada 5-6 Januari, ribuan pendukung Donald berkumpul di Washington, D.C. untuk memprotes hasil pemilihan umum, yang diklaim Trump sebagai sasaran kecurangan pemilihan umum. Trump, pendukungnya, dan sekutunya menuntut Wakil Presiden Mike Pence dan Kongres membatalkan kemenangan Biden.[10][11][12] Pada pagi 6 Januari, pengunjuk rasa berkumpul di unjuk rasa "Save America"[13][14] di The Ellipse, tempat Presiden Donald berikut anaknya Donald Trump Jr. dan Rudy Giuliani berpidato. Donald mendorong pendukungnya untuk "berjuang mati-matian" ke "untuk merebut kembali negara" dan meminta pendukungnya untuk berpawai ke Gedung Capitol.[15][16] Rudy meminta mereka untuk terlibat dalam "pengadilan lewat pertarungan",[17] dan Trump Jr. menggunakan bahasa serupa untuk menganjurkan "pengadilan lewat pertarungan" setelah sang ayah kalah dalam pemilihan.[18]
Unjuk rasa berujung kepada kerusuhan, ketika Gedung Capitol diserbu oleh pendukung Donald.[19] Kongres sedang mengadakan sesi pada saat itu, di mana anggota kongres menjalankan proses sertifikasi hasil dari Lembaga Pemilihan Umum serta memperdebatkannya. Ketika para pengunjuk rasa tiba, petugas keamanan Gedung Capitol mengevakuasi ruang Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta mengunci beberapa bangunan lain di kampus Gedung Capitol. Para pengunjuk rasa menerobos keamanan untuk memasuki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, menempati ruang Senat yang dievakuasi sementara penjaga mengeluarkan pistol untuk mencegah masuk ke lantai Dewan Perwakilan Rakyat yang dievakuasi.[20][21][22][23][24] Beberapa bangunan Kompleks Gedung Capitol dievakuasi dan semua bangunan di kompleks kemudian ditutup.[25]
Seorang penyusup bernama Ashli Babbitt ditembak oleh petugas keamanan semasa kebuntuan di luar ruangan Dewan Perwakilan Rakyat dan kemudian tewas karena luka-luka,[26][27][28] sementara tiga orang lainnya meninggal akibat keadaan darurat medis sepanjang hari.[29][30] Tiga alat peledak rakitan dilaporkan telah ditemukan, masing-masing di halaman Gedung Capitol, kantor Komite Nasional Partai Republik dan Komite Nasional Partai Demokrat.[31][29]
Trump tidak melakuan apa-apa untuk menghentikan kerusuhan yang telah terjadi. Semula ia enggan menginstruksikan pasukan keamanan D.C. untuk mengendalikan massa, lalu meminta pengunjuk rasa "pulang ke rumah dengan damai" melalui akun Twitter-nya, namun di saat yang sama juga memuji pengunjuk rasa sebagai "patriot yang hebat" dan sambil mengulang kembali klaim palsunya bahwa pemilihan umum telah dicuri.[32][33] Akibatnya, Twitter mengunci sementara akun Donald dan menghapus tiga cuitannya karena melanggar peraturan dan kebijakan Twitter; dan setelah mencuit kembali kalimat yang dianggap sebagai penghasutan, dua hari kemudian Twitter memblokir akunnya secara permanen. Sementara itu, Facebook melarangnya tanpa batas waktu setelah awalnya mengambil tindakan sementara yang serupa.[34][35][36] Massa dibubarkan dari Gedung Capitol malam itu. Proses pengesahan hasil pengitungan Lembaga Pemilihan Umum dilanjutkan segera setelah jam 20.00 dan berlangsung hingga keesokan paginya.
Kerusuhan dan penyerangan Gedung Capitol digambarkan sebagai pemberontakan, penghasutan, dan terorisme dalam negeri.[37][38][39][40][41][42] Beberapa media menyebut tindakan tersebut sebagai percobaan kudeta oleh Donald.[43][44][45][46][47] Peristiwa ini adalah kali pertama Gedung Capitol diserbu sejak Pembakaran Washington oleh Britania semasa Perang 1812.[48][49]
Latar belakang
Pada 3 November 2020, calon dari Partai Demokrat Joe Biden memenangi pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020, mengalahkan petahana dari Partai Republik Donald Trump. Berkali-kali Donald dan anggota Partai Republik lainnya mencoba membatalkan pemilihan umum dengan tuduhan palsu berupa penipuan pemilih yang meluas.[50]
Dengan Kongres dijadwalkan bertemu pada 6 Januari 2021 untuk menghitung hasil suara Lembaga Pemilihan Umum, Donald mengumumkan rencana unjuk rasa menjelang penghitungan untuk melanjutkan protesnya terhadap keabsahan hasil pemilihan umum di beberapa negara bagian. Pada 18 Desember, Donald mengumumkan, "Protes besar di [Washington,] D.C. pada 6 Januari. Hadirilah, jadikan hari ini sebagai hari yang liar!"[51] Pada 31 Desember, Walikota Washington, D.C. Muriel Bowser meminta agar pasukan Garda Nasional Distrik Columbia dikerahkan untuk menyokong polisi setempat semasa unjuk rasa yang telah diantisipasi. Ia menulis dalam permintaannya bahwa para garda tidak akan dipersenjatai serta bahwa mereka akan bertanggung jawab utamanya atas "manajemen massa" dan pengarahan lalu lintas, sehingga polisi dapat berfokus terhadap masalah keamanan. Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Christopher C. Miller menyetujui permintaan tersebut pada 4 Januari 2021. Persetujuan itu mempekerjakan 340 pasukan, dengan tidak lebih dari 114 pasukan yang akan dikerahkan pada waktu tertentu.[52] Tiga hari sebelum kerusuhan, Pentagon menawarkan untuk mengirim Garda Nasional sebanyak dua kali, tetapi diberi tahu oleh Kepolisian Gedung Capitol bahwa penawaran itu tidak perlu.[53]
Donald menghabiskan hari-harinya dengan mendesak agar Mike menolak kemenangan Biden, sebuah tindakan yang tidak termasuk dalam kekuasaan konstitusional Mike sebagai wakil presiden, dan Donald mengulangi seruan ini dalam pidatonya pada pagi 6 Januari.[54] Sore hari yang sama, Mike menerbitkan surat kepada Kongres yang ia katakan tidak akan menantang kemenangan Joe Biden.[54][55]
Perencanaan penyerbuan
Banyak situs web yang digunakan untuk merencanakan peristiwa di Gedung Capitol dianggap sebagai platform alt-tech, berbeda dari platform media sosial yang lebih besar seperti Reddit, Twitter, dan situs web lain yang telah menerapkan larangan untuk menyensor bahasa atau gambar yang ganas. Situs web seperti TheDonald.win, didirikan setelah pendahulunya dilarang oleh Reddit; layanan jejaring sosial Parler; aplikasi obrolan Telegram; dan lainnya digunakan untuk membahas unjuk rasa Donald sebelumnya dan membuat rencana untuk menyerbu Gedung Capitol.[56] Setidaknya sebuah grup, Stop the Steal, diunggah pada 23 Desember 2020, memaparkan rencana mereka untuk menduduki Gedung Capitol dengan janji untuk "meningkat" jika mereka mendapat tentangan dari penegak hukum.[57] Banyak dari poster yang direncanakan mungkin untuk kekerasan sebelum peristiwa, dengan beberapa orang membicarakan cara menghindari polisi di jalan dan alat apa yang harus dibawa untuk membantu membuka pintu.[58]
Peristiwa di Distrik Columbia
Ribuan peserta berkumpul di Freedom Plaza pada 5 Januari 2021 sebelum protes yang direncanakan untuk minggu itu.[59] Pada malam 5 Januari dan pagi 6 Januari, sedikitnya sepuluh orang ditangkap, dengan beberapa di antaranya ditangkap dengan tuduhan kepemilikan senjata.[22]
"Save America March" di Washington, D.C.
Pada pagi 6 Januari, pengunjuk rasa memadati Monumen Washington untuk melakukan unjuk rasa. Beberapa orang menyampaikan pidato di The Ellipse, termasuk Donald sendiri berikut penasihatnya Rudy Giuliani. Rudy berpidato di hadapan massa, mengulangi teori konspirasi bahwa mesin pemungutan suara yang digunakan dalam pemilihan umum itu curang dan menyerukan pengadilan lewat pertarungan.[60] Anggota Kongres Mo Brooks mengatakan kepada ramai orang bahwa hari itu adalah hari para patriot Amerika Serikat mulai mengalahkan seseorang dengan tegas dan anggota Kongres Madison Cawthorn berkata massa memiliki beberapa pertengkaran.[61][62]
Donald menyampaikan pidato dari balik penghalang kaca, menyatakan dia tidak akan pernah mengakui pemilihan umum, mengkritik media, dan menyerukan Mike untuk membatalkan hasil pemilihan umum, sesuatu yang tidak ada dalam kekuasaan konstitusional Mike.[54][63]
Donald menyeru kepada para pendukungnya untuk berpawai menuju Gedung Capitol, tempat Kongres menggelar sidang pemilu:
Anda tidak akan pernah merebut kembali negara kita dengan tenaga yang lemah. Tentu Anda harus menunjukkan kekuatan. Kita datang untuk menuntut Kongres agar melakukan hal yang benar dan hanya menghitung pemilih yang sah. Saya tahu bahwa setiap orang di sini akan segera berpawai ke Gedung Capitol untuk membuat suara Anda didengar dengan damai dan patriotik hari ini.[64]
Donald juga berkata kepada para pendukungnya untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Ia menyatakan mereka akan pergi ke Gedung Capitol dan memberikan kebanggaan dan keberanian yang mereka butuhkan kepada Partai Republik untuk merebut kembali negara.[16] Pidato Donald yang penuh dengan kekeliruan dan kebohongan menyulut massa.[65]
Donald Trump Jr. dan Eric Trump juga berbicara, secara lisan menyerang anggota kongres dan senator Partai Republik yang tidak mendukung upaya menantang pemungutan suara Lembaga Pemilihan Umum serta berjanji untuk berkampanye melawan mereka dalam pemilihan pendahuluan di masa mendatang.[66]
Kerusuhan di Gedung Capitol
Sekitar pukul 13.00, ratusan pengunjuk rasa yang terdorong oleh pidato Trump meninggalkan tempat unjuk rasa dan bergerak ke Gedung Capitol.[67] Beberapa pengunjuk rasa tiba di Gedung Capitol sebagai tanggapan atas situs web media sosial kanan jauh pendukung Donald, termasuk Gab dan Parler, yang menampilkan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap Kongres, dan termasuk penganut kelompok-kelompok seperti QAnon, Groyper Army, dan Proud Boys, berikut lainnya.[68][69]
Massa menimbulkan kerusuhan setelah pukul 14.00.[70] Saat peserta unjuk rasa tiba di Gedung Capitol untuk bertemu dengan pengunjuk rasa lain yang sudah berkumpul di sana, sekitar pukul 14.15 barikade di sekeliling halaman Gedung Capitol yang diisi oleh polisi diterobos, dan petugas keamanan Gedung Capitol menasihati anggota Kongres untuk berlindung.[71][72] Ketika perusuh mulai menyerbu Gedung Capitol dan bangunan lain di dekat gedung, beberapa bangunan di kompleks dievakuasi, dan perusuh menerobos keamanan untuk memasuki Gedung Capitol itu sendiri, termasuk National Statuary Hall.[22][23] Pada saat itu, sidang gabungan Kongres yang telah memberikan suara untuk menerima sembilan suara Lembaga Pemilihan Umum dari Alabama dan tiga suara dari Alaska tanpa penolakan dipecah sehingga setiap majelis dapat berdebat secara terpisah dan kemudian memberikan suara pada keberatan untuk menerimahasil yang disahkan dari daftar pemilih Lembaga Pemilihan Umum asal Arizona yang diajukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Paul Gosar dari Arizona dan ditandatangani oleh Senator Ted Cruz dari Texas. Kedua majelis itu kira-kira setengah jalan melalui debat dua jam mereka tentang mosi tersebut.[73][74]
Setelah menerobos barikade,[75][76] kebanyakan perusuh berjalan ke Gedung Capitol dengan berjalan kaki, sementara yang lain menggunakan tali dan tangga darurat serta memecahkan jendela untuk masuk.[77] Massa ekstremis pendukung Trump mengerubungi penghalang dan petugas, dengan beberapa anggota massa menyemperot petugas dengan senjata kimia.[70] Beberapa perusuh membawa Bendera Konfederasi Amerika,[70][78] lambang Nazi,[79] dan mengenakan perlengkapan antihuru hara, termasuk helm dan rompi bergaya militer.[70] Di luar gedung, massa memasang tiang gantungan, menusuk ban kendaraan polisi, dan meninggalkan catatan bertuliskan "Pelosi adalah Setan" di kaca depan.[70] Beberapa perusuh membawa ikat kabel, mungkin bermaksud digunakan sebagai alat sandera.[80][81][82]
Semua bangunan di kompleks gedung kemudian dikunci tanpa izin masuk atau keluar dari bangunan tersebut. Mereka yang berada di dalam gedung diminta untuk pindah ke kantor dan mengunci pintu serta jendela mereka, sementara mereka yang berada di luar disarankan untuk "mencari perlindungan".[25] Sekitar pukul 14.15, seorang polisi bersenjata memasuki ruang Senat dengan posisi menghadap pintu belakang ruangan, sementara perdebatan tentang suara Lembaga Pemilihan Umum Arizona terus berlangsung. Beberapa saat kemudian, Mike keluar dengan kawalan anggota Secret Service, dan suara gedoran terdengar dari luar saat orang-orang berusaha mendobrak pintu. Setelah Mike pergi, senator senior Arizona, Kyrsten Sinema, menyelesaikan pembelaannya sebelum Senat resesi pada pukul 14.20, dan ruangan itu kemudian dikunci.[83][84] Pada 14.24, Donald mencuit bahwa Mike tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Setelah itu, pengikut Trump di media sosial sayap kanan menyerukan agar wakil presiden diburu dan massa mulai meneriakkan, "Di mana Pence?"[85][86] Di luar, massa berteriak, "Gantung Mike Pence!"[87] Pada 14.30, ruang Senat dievakuasi.[83][84] Setelah evakuasi, massa secara singkat mengambil alih ruangan, dengan beberapa di antaranya berpose dengan tangan terangkat di podium Senat yang ditinggalkan Mike beberapa menit sebelumnya.[70]
Anggota Kongres di dalam ruang Dewan Perwakilan Rakyat diminta untuk mengenakan masker gas setelah penegak hukum mulai menggunakan gas air mata di dalam gedung.[88] Anggota staf memindahkan kotak lembaran pengesahan suara Lembaga Pemilihan Umum agar tidak dirusak perusuh.[89][90][72] ABC News melaporkan tembakan dilepaskan di dalam Gedung Capitol.[88][91] Setelah perusuh menerobos ke Gedung Capitol, ada kebuntuan bersenjata di pintu depan ruang Dewan Perwakilan Rakyat; ketika massa berusaha untuk masuk, petugas keamanan mengeluarkan senjata mereka ke dalam ruang Dewan Perwakilan Rakyat[70] dan mengarahkan mereka ke pintu kamar, yang dibarikade dengan perabotan.[92] Di sebuah tangga, seorang petugas melepaskan tembakan ke seorang pria yang datang ke arahnya.[26]
Para perusuh menyebabkan kerusakan fisik yang parah.[70] Gambar media sosial yang dibagikan oleh pengunjuk rasa menunjukkan perilaku kriminal seperti pencurian dan vandalisme.[93] Beberapa pengunjuk rasa juga mendokumentasikan diri mereka menduduki Gedung Capitol dan kantor berbagai perwakilan.[94][95][96] Perusuh menyerbu kantor Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi, membalikkan meja dan merobek foto dari dinding,[97][98] menggeledah kantor Senate Parliamentarian,[99] menjarah karya seni,[70] dan anggota Polisi Gedung Capitol melaporkan bahwa bangunan itu telah dihancurkan.[100] Jendela kaca pecah di seluruh bangunan, sehingga meninggalkan lantai berserakan dengan kaca dan puing-puing.[70] Para perusuh menghancurkan peralatan perekam dan penyiaran Associated Press di luar Gedung Capitol setelah mengusir wartawan,[101] dan petugas keamanan terluka dalam kekerasan di Gedung Capitol.[102]
Sedikitnya enam legislator negara bagian Partai Republik, di antaranya Delegasi Virginia Barat Derrick Evans, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Tennessee Terri Lynn Weaver, senator asal Virginia Amanda Chase, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Justin Hill, senator asal Pennsylvania Doug Mastriano, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Michigan Matt Maddock, hadir dalam unjuk rasa tersebut. Terri mengaku berada di tengah-tengah, manakala Derrick merekam dirinya sendiri memasuki Gedung Capitol bersama para perusuh. Semuanya membantah ikut serta dalam tindakan kekerasan.[103]
Tanggapan penegak hukum
Sekitar pukul 14.31 sore, Wali Kota Washington, D.C. Muriel Bowser memerintahkan jam malam yang berlaku sejak pukul 18.00 yang mulai berlaku malam itu.[104] Gubernur Ralph Northam dari Virginia juga memberlakukan aturan jam malam untuk Alexandria dan Arlington County di Virginia Utara.[105][106]
Ralph mengirim anggota Garda Nasional Virginia dan 200 Pasukan Negara Bagian Virginia State untuk mennyokong penegakan hukum Washington, D.C..[107] Gubernur Larry Hogan dari Maryland juga mengumumkan akan mengirim Kepolisian Negara Bagian Maryland dan Garda Nasional Maryland;[108][109], tetapi permintaan Larry untuk mengirim pasukan Garda Nasional ke Gedung Capitol awalnya ditolak beberapa kali.[110] Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy dan Christopher memutuskan untuk untuk mengerahkan seluruh pasukan Garda Nasional D.C. yang berkekuatan 1.100 orang untuk memadamkan kekerasan.[111] Sekitar 15.45, Miller berbicara Mike, Nancy, McConnell dan Schumer, dan memerintahkan Garda Nasional dan sokongan tambahan lainnya untuk menanggapi kerusuhan.[112][113] Perintah untuk mengirim Garda Nasional yang awalnya ditolak Donald diterima oleh Mike.[114][115] Tindakan yang melewati rantai komando ini belum dijelaskan.[116]
Butuh lebih dari tiga jam bagi polisi untuk merebut kembali kendali Capitol, menggunakan perlengkapan anti huru hara, perisai, dan pentungan.[70] Polisi Gedung Capitol dibantu oleh Departemen Kepolisian Metropolitan D.C. setempat.[70] Granat asap dikerahkan di sisi Senat Gedung Capitol oleh Polisi Gedung Capitol yang bekerja untuk mengusir perusuh dari gedung.[100] Kepala Kepolisian Capitol Steven Sund mengatakan tanggapan lambat petugasnya terhadap kerusuhan itu karena mereka disibukkan oleh alat peledak rakitan yang ditemukan di dekat Gedung Capitol.[117] Agen FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara memasuki Gedung Kantor Senat Dirksen sekitar pukul 16.30. [118]
Gubernur New Jersey Phil Murphy mengumumkan pada pukul 16.57 bahwa unsur Polisi Negara Bagian New Jersey dikerahkan ke Distrik Columbia atas permintaan pejabat D.C., dan bahwa Garda Nasional New Jersey dipersiapkan untuk penempatan jika perlu.[119] Sesaat sebelum pukul 17.00, para pemimpin Kongres dilaporkan dievakuasi dari kompleks Gedung Capitol ke Fort McNair, pangkalan Angkatan Darat di dekatnya.[120] Sekitar pukul 17:40, Sergeant at Arms mengumumkan bahwa Gedung Capitol telah diamankan.[121]
Saat polisi terus mencoba mendorong para perusuh menjauh dari Gedung Capitol, unjuk rasa terus berlanjut, beberapa orang bergerak keluar dari kawasan Capitol Hill. Beberapa serangan verbal dan fisik terhadap wartawan dilaporkan, dengan penyerang yang mengejek media dengan sebutan berita palsu.[89]
Pada pukul 18.08 malam, polisi telah menangkap sedikitnya tiga belas orang dan menyita lima senjata api selama acara hari itu.[122] Meskipun Wali Kota Muriel telah memberlakukan jam malam pada 18.00, sebagian besar mengabaikan jam malam, dan ratusan demonstran pendukung Trump tetap berada di kawasan Capitol Hill.[123]
Dilaporkan bahwa 2.700 pasukan Garda Nasional Washington, D.C., dan 650 pasukan Garda Nasional Virginia akan dikirim ke kota itu pada malam tanggal 6 Januari.[124] Gubernur New York Andrew Cuomo berjanji untuk mengerahkan seribu pasukan Garda Nasional New York ke Washington, D.C., selain pasukan yang dijanjikan oleh negara bagian lain.[125] Pada malam 6 Januari, Wali Kota Muriel mengeluarkan perintah untuk memperpanjang keadaan darurat publik di Washington, DC, selama 15 hari, menulis dalam urutan bahwa dia mengharapkan beberapa orang akan "melanjutkan protes kekerasan mereka melalui pelantikan".[126][127] Keesokan harinya, Sekretaris Angkatan Darat Ryan D. McCarthy mengumumkan bahwa pagar akan dibangun di sekitar gedung Capitol, dan tetap di tempatnya selama setidaknya 30 hari; pembangunan pagar dimulai pada hari yang sama. McCarthy juga menyatakan bahwa pasukan Garda Nasional New Jersey akan dimobilisasi, seperti halnya pasukan dari Garda Nasional Delaware, New York, dan Pennsylvania..[2]
Pesan suara Giuliani
Tak lama setelah Capitol diamankan, Giuliani melanjutkan upaya atas nama Trump untuk memblokir sertifikasi suara elektoral untuk Biden.[128] Giuliani meninggalkan pesan voicemail sekitar pukul 19.00. itu untuk Senator Tommy Tuberville, tapi keliru ditinggal senator lain setelah Giuliani menelepon nomor yang salah. Dia mendesak Tuberville untuk lebih menunda proses sertifikasi. Senator yang tidak disebutkan namanya menyampaikan pesan itu kepada kritikus Trump[129] majalah online kanan-tengah, The Dispatch, yang memecah cerita itu.[130][131] TheWrap menulis bahwa Giuliani "tampaknya, mencoba memanggil salah satu sekutu Senat Trump untuk meminta bantuan lebih lanjut untuk melakukan kudeta".[132]
Dalam panggilan itu, kata Giuliani:[132]
Saya menelepon Anda karena saya ingin berdiskusi dengan Anda bagaimana mereka mencoba mempercepat sidang ini, dan bagaimana kami membutuhkan Anda, teman-teman (Partai) Republik kami, untuk mencoba memperlambatnya sehingga kami dapat meminta badan legislatif ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut kepada Anda. Dan saya tahu mereka berkumpul kembali pada pukul 20:00 malam ini, tetapi ... satu-satunya strategi yang dapat kita ikuti adalah menolak banyak negara bagian dan mengangkat masalah ini sehingga kita mendapatkan diri kita ke hari esok — idealnya sampai akhir besok.
Giuliani juga berbagi ketidaksenangan dengan keputusan Mitch McConnell, dengan mengatakan: "McConnell melakukan semua yang dia bisa untuk mempercepatnya, yang merupakan semacam tendangan di kepala karena melawan kami adalah satu hal, itu adalah hal lain untuk tidak memberi kami keadilan kesempatan untuk membantahnya "dan meminta Tuberville untuk" menolak setiap negara bagian dan, bersama dengan seorang anggota kongres, mengadakan dengar pendapat untuk setiap negara bagian, saya tahu kami akan banyak menunda Anda, tetapi itu akan memberi kami kesempatan untuk mendapatkan legislator yang sangat, sangat dekat untuk menarik suara mereka, terutama setelah apa yang dilakukan McConnell hari ini ".[132]
Penyelesaian penghitungan suara elektoral
Kongres berkumpul kembali setelah Capitol dibebaskan dari pelanggar, dengan Senat melanjutkan sesinya sekitar jam 8 malam. pada tanggal 6 Januari untuk menyelesaikan perdebatan keberatan para pemilih Arizona. Pada 9:58 malam, Senat menolak keberatan 93–6, dengan hanya enam pendukung Partai Republik: Ted Cruz, Josh Hawley, Cindy Hyde-Smith, John Neely Kennedy, Roger Marshall, dan Tommy Tuberville.[133] Pada pukul 23:08, DPR juga menolak mosi tersebut dengan selisih 303–121. Semua "yeas" berasal dari Republik sedangkan "nays" berasal dari 83 Republikan dan 220 Demokrat.[134]
Keberatan lain diajukan oleh Perwakilan Republik Scott Perry dari Pennsylvania dan Senator Josh Hawley dari Missouri ke daftar pemilih Pennsylvania, memicu perpecahan dua jam lagi dalam sesi gabungan untuk memperdebatkan keberatan tersebut.[135] Pada pukul 12:30 tanggal 7 Januari, Senat juga menolak keberatan ini dengan 92–7 suara, dengan orang yang sama memberikan suara dengan cara yang sama seperti sebelumnya dengan pengecualian Senator Cynthia Lummis dan Rick Scott memberikan suara mendukung dan John Kennedy memberikan suara melawan.[136] Pada pukul 03:08, DPR juga menolak mosi untuk mempertahankan keberatan dengan selisih 282–138. Sekali lagi, semua suara yang mendukung adalah Republik, sementara kali ini, hanya 64 dari Partai Republik yang menentang dan 218 Demokrat yang menentang.[137]
Pada 3:41 pagi, Kongres mengonfirmasi hasil pemungutan suara Electoral College, 306 suara Biden dibandingkan dengan 232 Trump, dengan Pence menyatakan bahwa Biden dan Harris akan menjabat pada 20 Januari.[138][139][140][141]
Perangkat peledak improvisasi
Alat peledak improvisasi ditemukan di beberapa lokasi di Washington, D.C. Sebuah perangkat yang diduga bom pipa ditemukan berdekatan dengan gedung yang berisi kantor Komite Nasional Republik (RNC). Pencarian di daerah sekitar menemukan bom pipa yang dicurigai di bawah semak-semak di markas Komite Nasional Demokrat (DNC).[142] Perangkat ini diyakini telah ditanam sebelum kerusuhan.[143] Bom pipa lain yang diduga juga ditemukan di halaman kompleks Capitol.[144] Baik gedung RNC dan markas DNC berjarak beberapa blok dari Capitol.[145] Perangkat RNC dan DNC diledakkan dengan aman oleh regu bom, dan polisi kemudian mengatakan bahwa mereka "berbahaya" dan bisa menyebabkan "bahaya besar".[142] FBI membagikan foto orang yang mereka yakini telah menanam perangkat tersebut dan memberikan hadiah hingga $ 50.000 untuk informasi.[143]
Sebuah kendaraan berisi senapan semi-otomatis dan pendingin yang berisi sebelas bom molotov juga ditemukan di dekatnya.[146][147] Pria yang membawa senapan dan bom molotov itu ditangkap.[148]-->
Lihat pula
Catatan
Referensi
- ^ a b "What happened in Washington DC yesterday? A timeline of insurrection". The Independent (dalam bahasa Inggris). 2021-01-07. Diakses tanggal 2021-01-08.
- ^ a b Katkov, Mark (January 7, 2021). "Army Sec. Says A 'Non-Scalable' 7-Foot Fence Is Going Up Around U.S. Capitol". NPR. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ CNN, Eric Levenson, Amir Vera and Mallika Kallingal. "What we know about the 5 deaths in the pro-Trump mob that stormed the Capitol". CNN.
- ^ McEvoy, Jemima. "These Are The Four People Who Died Amid The Capitol Riot". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Terruso, Julia. "He organized a bus of Trump supporters from Pa. for 'the first day of the rest of our lives.' He died in D.C." Philadelphia Inquirer (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Perez, Evan; Herb, Jeremy; Polantz, Katelyn; Scannell, Kara; Carrega, Christina (January 7, 2021). "Prosecutors 'looking at all actors,' including Trump, as charges are filed against Capitol rioters". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaPGDED
- ^ Raju, Manu; Barrett, Ted (January 7, 2021). "Facing criticism, US Capitol Police details response to violent mob, 14 suspects arrested and 50 officers injured". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Thrush, Glenn; Dewan, Shaila; Eligon, John; MacFarquhar, Neil (January 7, 2020). "Questions mount over law enforcement's failure to protect the Capitol". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021.
Mr. Sund said more than 50 Capitol Police and Washington Metro Police officers had been injured, and several Capitol Police officers were hospitalized with serious injuries.
- ^ Peñaloza, Marisa (January 6, 2021). "Trump Supporters Clash With Capitol Police At Protest". National Public Radio (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Amenabar, Teddy; Zauzmer, Julie; Davies, Emily; Brice-Saddler, Michael; Ruane, Michael E.; et al. (January 6, 2021). "Live updates: Hundreds storm Capitol barricades; two nearby buildings briefly evacuated; Trump falsely tells thousands he won". The Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Hooks, Scott Rodd, Kris. "Trump Supporters, Proud Boys Converge On California's Capitol To Protest Electoral College Count". www.capradio.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "As he seeks to prevent certification of election, Trump plans to attend DC rally". Katherine Faulders andJohn Santucci. ABA News. 5 January 2020. Diakses tanggal 7 January 2021.
- ^ "Trump Supporters Gather, President Incites Chaos in DC". Anisa Holmes. NBC. 6 January 2020. Diakses tanggal 7 January 2021.
- ^ McCarthy, Tom; Ho, Vivian; Greve, Joan E. (January 7, 2021). "Schumer calls pro-Trump mob 'domestic terrorists' as Senate resumes election certification – live". Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021 – via www.theguardian.com.
- ^ a b "Before mob stormed US Capitol, Trump told them to 'fight like hell' –". The Boston Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Blake, Aaron. "Analysis | 'Let's have trial by combat': How Trump and allies egged on the violent scenes Wednesday". Washington Post (dalam bahasa Inggris). ISSN 0190-8286. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Díaz, Elvia. "Donald Trump Jr. calls for 'total war' over election votes. That's beyond irresponsible". The Arizona Republic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-07.
- ^ Barrett, Ted; Raju, Manu; Nickeas, Peter. "Pro-Trump mob storms US Capitol as armed standoff takes place outside House chamber". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Mangan, Amanda Macias,Dan (January 6, 2021). "U.S. Capitol secured hours after pro-Trump rioters invade Congress". CNBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Wagner, Meg; Macaya, Melissa; Hayes, Mike; Mahtani, Melissa; Rocha, Veronica; Alfonso III, Fernando (January 6, 2021). "Armed standoff taking place at House front door". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ a b c McEvoy, Jemima (January 6, 2021). "DC Protests Live Coverage: Entire Capitol Now On Lockdown As Protesters Enter The Building". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ a b Lang, Brent; Littleton, Cynthia (January 6, 2021). "U.S. Capitol on Lockdown, Pro-Trump Protestors Breach Police Lines". Variety (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "1 shot dead, Congress evacuated, National Guard activated after pro-Trump rioters storm Capitol". NBC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ a b "Watch Live: Protesters Swarm US Capitol Steps as Congress Counts Electoral Votes". NBC4 Washington (dalam bahasa Inggris). January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ a b "Trump supporters storm U.S. Capitol, with one woman killed and tear gas fired". Washington Post. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Matthews, Dylan (January 6, 2021). "Watch a tearful Trump supporter ask C-SPAN if her president lied to her". Vox (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
At least one of the group storming the Capitol, Trump supporter Ashli Babbitt, was killed by an unknown shooter after she had made it inside the Capitol building.
- ^ "Man says San Diego woman killed in Capitol siege was his wife". KXAN Austin (dalam bahasa Inggris). January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ a b "4 died as Trump supporters invaded Capitol". Associated Press. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021 – via Politico.
D.C. police officials also say two pipe bombs were recovered, one outside the Democratic National Committee and one outside the Republican National Committee. Police found a cooler from a vehicle that had a long gun and Molotov cocktail on Capitol grounds.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaDC-police-update
- ^ Shallwani, Pervaiz (January 6, 2021). "At least two real explosive devices in DC rendered safe by law enforcement". CNN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaHill Trump video
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaDurkee
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamatwitter-lock
- ^ Karni, Annie; Haberman, Maggie (January 6, 2021). "Trump openly condones supporters who violently stormed the Capitol, prompting Twitter to lock his account". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Mike Isaac; Kate Conger; Mohammed Hadi (January 7, 2021). "Facebook bans Trump indefinitely". The New York Times.
- ^ "Conservative media members erupt with anger over protesters storming Capitol: 'This is domestic terrorism'". Fox News. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Natalie Dreier (January 6, 2021). "Capitol violence: What is sedition?". Cox Media Group National Content Desk. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021 – via KIRO.
- ^ Trepany, Charles. "'This is domestic terrorism': Meghan McCain, Cardi B and more react to Capitol riot". USA TODAY. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Corn, David. "Donald Trump is now a terrorist leader". Mother Jones. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Johnson, Martin (January 6, 2021). "Cori Bush introduces legislation to sanction, remove all House members who supported election challenges". The Hill. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Jansen, Bart. "President-elect Joe Biden calls Capitol riot 'insurrection,' urges President Trump to 'end siege'". USA TODAY (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Graham, David A. (January 6, 2021). "This Is a Coup". The Atlantic (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Musgrave, Paul. "This Is a Coup. Why Were Experts So Reluctant to See It Coming?". Foreign Policy (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Solnit, Rebecca. "Call it what it was: a coup attempt". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamacoleman
- ^ Jacobson, Louis (January 6, 2021). "PolitiFact – Is this a coup? Here's some history and context to help you decide". PolitiFact. Diakses tanggal January 7, 2021.
A good case can be made that the storming of the Capitol qualifies as a coup. It’s especially so because the rioters entered at precisely the moment when the incumbent’s loss was to be formally sealed, and they succeeded in stopping the count.
- ^ Justine Lofton (January 6, 2021). "Last U.S. Capitol breach was by British during War of 1812". MLive. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "a violent seizure of the US Capitol building by violent rioters – the first time the Capitol had been breached since 1814 during the War of 1812" https://www.cnn.com/2021/01/06/politics/donald-trump-electoral-college-riot-us-capitol/index.html Diarsipkan January 7, 2021, di Wayback Machine.
- ^ Beberapa sumber:
- Miller, Zeke; Long, Colleen; Eggert, David (November 20, 2020). "Trump tries to leverage power of office to subvert Biden win". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 28, 2020. Diakses tanggal December 8, 2020.
- Haberman, Maggie; Rutenberg, Jim; Corasaniti, Nick; Epstein, Reid J. (November 20, 2020). "Trump Targets Michigan in His Ploy to Subvert the Election". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 2, 2020. Diakses tanggal December 8, 2020.
- "Trump presses Georgia governor to help subvert election". MarketWatch. Associated Press. December 5, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 8, 2020. Diakses tanggal December 8, 2020.
- Gardner, Amy; Dawsey, Josh; Bade, Rachael (December 8, 2020). "Trump asks Pennsylvania House speaker for help overturning election results, personally intervening in a third state". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 8, 2020. Diakses tanggal December 8, 2020.
- "The Growing Backlash Against Trump's Efforts To Subvert The Election : Consider This from NPR". NPR. November 20, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 2, 2020. Diakses tanggal December 8, 2020.
- Raju, Manu; Herb, Jeremy (December 7, 2020). "House conservatives urge Trump not to concede and press for floor fight over election loss". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 8, 2020. Diakses tanggal December 8, 2020.
- ^ Carless, Will. "Nation's capital braces for violence as extremist groups converge to protest Trump's election loss". USA TODAY. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 5, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Marquardt, Alex; Starr, Barbara; Main, Alison; Cole, Devan. "Pentagon approves DC mayor's request to deploy National Guard for upcoming demonstrations". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Capitol Police rejected offers of federal help to quell mob". Honolulu Star-Advertiser. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021.
- ^ a b c Nickeas, Peter (January 6, 2021). "Pro-Trump supporters have flooded DC to protest president's election loss". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Read Pence's full letter saying he can't claim 'unilateral authority' to reject electoral votes". PBS News Hour. Associated Press. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Lytvyenko, Jane; Hensley-Clancy, Molly (January 6, 2021). "The Rioters Who Took Over The Capitol Have Been Planning Online In The Open For Weeks". BuzzFeed News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ McEvoy, Jemima (January 7, 2021). "Capitol Attack Was Planned Openly Online For Weeks—Police Still Weren't Ready". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Frenkel, Sheera (January 6, 2021). "The storming of Capitol Hill was organized on social media". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Ramirez, Stephanie (January 5, 2021). "Several arrested on gun charges as pro-Trump rallies begin in DC". FOX 5 DC (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Palma, Bethania (January 6, 2021). "Did Rudy Giuliani Call for 'Trial By Combat' Before Trump Mob Broke Into Capitol?". Snopes. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Gattis, Paul (January 6, 2021). "Mo Brooks: Today patriots start 'kicking ass' in fighting vote results". AL.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Pellicer, Lauren (January 6, 2021). "NC Congressional Delegates React To Violence As Pro-Trump Mob Storms US Capitol". Blue Ridge Public Radio.
- ^ Haberman, Maggie (January 6, 2021). "Trump, speaking to protesters, declares 'we will never concede.'". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Conradis, Brandon (2021-01-06). "Trump attacks Pence as protesters force their way into Capitol". The Hill (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal 2021-01-06.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaIsolatedTrumpPledges
- ^ Graziosi, Graig (January 6, 2021). "Trump's sons declare war on GOP". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "US Capitol secured, 4 dead after rioters stormed the halls of Congress to block Biden's win". CNN. January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Frenkel, Sheera (January 6, 2021). "The storming of Capitol Hill was organized on social media". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Proud Boys and neo-Nazis: Who are the protesters who stormed the US Capitol?". The Daily Telegraph. January 8, 2021.
- ^ a b c d e f g h i j k l "Stunning Images as a Mob Storms the U.S. Capitol". The New York Times. January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Fandos, Nicholas; Cochrane, Emily; Sullivan, Eileen; Thrush, Glenn; Kanno-Youngs, Zolan (January 6, 2021). "Pence and lawmakers evacuated as protesters storm the Capitol, halting Congress's counting of electoral votes". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ a b Kanno-Youngs, Zolan; Tavernise, Sabrina; Cochrane, Emily (January 7, 2021). "As House Was Breached, a Fear 'We'd Have to Fight' to Get Out". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "Senate rejects challenge to Biden Arizona win". PBS. Associated Press. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "LIVE COVERAGE: Congress certifies Biden win after Pennsylvania, Arizona challenges fail". The Hill. Capitol Hill Publishing Corp. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Michael Balsamo and Colleen Long, The Latest: Schumer says Jan. 6, 2021, will live in infamy Diarsipkan January 7, 2021, di Wayback Machine., Associated Press (January 6, 2020).
- ^ Woman dies after shooting in U.S. Capitol; D.C. National Guard activated after mob breaches building Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., Washington Post (January 6, 2021): "A mob was able to breach security and successfully enter the building"
- ^ Harrison Smith & Antonio Olivo, Rioters use ropes, makeshift ladders to invade Capitol Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., Washington Post (January 6, 2021).
- ^ Eliott C. McLaughlin, Before Wednesday, insurgents waving Confederate flags hadn't been within 6 miles of the US Capitol Diarsipkan January 8, 2021, di Wayback Machine., CNN (January 7, 2021).
- ^ Tumlin, Remy (January 6, 2021). "Evening Briefing Special Edition: A Pro-Trump Mob Storms the Capitol". The New York Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamagraff
- ^ Smith, Jamil (January 7, 2021). "White Entitlement, On Parade". Rolling Stone. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Landay, Jonathan; Zengerle, Patricia; Morgan, David (January 7, 2021). "'Failure at the top:' After U.S. Capitol stormed, security chiefs out". Reuters. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ a b c Kane, Paul. "Inside the assault on the Capitol: Evacuating the Senate". The Washington Post. ISSN 0190-8286. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ a b "Associated Press Timeline of events at the Capitol, 4 dead". My Sun Coast. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Frenkel, Sheera (January 8, 2021). "The storming of Capitol Hill was organized on social media". The New York Times. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Fisher, Marc; Flynn, Meagan; Contrera, Jessica; Leonnig, Carol D. (January 8, 2021). "The four-hour insurrection". The Washington Post. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Colvin, Jill (January 8, 2021). "Hurt feelings, anger linger after Pence, Trump clash". ABC News. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ a b Berge, Clint (January 6, 2021). "HAPPENING NOW: Armed standoff inside US Capitol, shots fired" (dalam bahasa Inggris). WQOW. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ a b "Violent pro-Trump mob storms US Capitol". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Maureen Chowdhury, Lawmaker says staff were able to remove electoral ballots before rioters breached Senate floor Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., CNN (January 6, 2021).
- ^ "Updates: Capitol breached by protesters, shots reported fired inside". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Police draw guns inside the Capitol". The New York Times (dalam bahasa Inggris). January 6, 2021. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Lakritz, Talia (January 6, 2020). "Shocking photos show pro-Trump rioters in the Capitol stealing memorabilia and breaking into the desks of lawmakers". Yahoo News. Diakses tanggal January 8, 2020.
- ^ "Nancy Pelosi's Office Occupied by Pro-Trump Rioters amid Chaos at U.S. Capitol". PEOPLE.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Lee, Timothy B. (January 6, 2021). "Pro-Trump reporter gloats over access to fleeing Hill staffer's computer". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ "Arkansas man admits to storming Capitol, sitting at Nancy Pelosi's desk". thv11.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Benner, Katie; Haberman, Maggie; Schmidt, Michael S. (January 6, 2021). "Live Updates: Pro-Trump Mob Breaches Capitol, Halting Vote Certification". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Schaff, Erin; Tavernise, Sabrina (January 6, 2021). "Marauding protesters vandalize Speaker Pelosi's office". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Morris, Seren (January 7, 2021). "Video of Senate Office Ransacked in Capitol Chaos Viewed Over 5 Million Times". Newsweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ a b Kristin Wilson, Ted Barrett, Manu Raju, Ali Zaslav and Sarah Fortinsky, Smoke grenades being deployed on Senate side of the US Capitol Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., CNN (January 6, 2021).
- ^ "Mob swarms media outside Capitol, damages equipment". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Brown, Pamela; Gray, Noah (January 6, 2021). "Multiple officers injured in the mob violence". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaRepStateLawmakers
- ^ "DC Mayor Issues 6 p.m. Curfew Following Protests Wednesday". CBS Baltimore (dalam bahasa Inggris). January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "The Latest: Armed police clear out rioters, Capitol complex 'secured'". 8News (dalam bahasa Inggris). January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Gov. Northam issues State of Emergency, institutes curfew in Alexandria, Arlington Diarsipkan January 7, 2021, di Wayback Machine., WFXR-TV (January 6, 2020).
- ^ Williamson, Jeff (January 6, 2021). "Gov. Northam sending Virginia National Guard and 200 state troopers to Washington, DC" (dalam bahasa Inggris). WSLS. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Pramuk, Jacob (January 6, 2021). "National Guard will head to the Capitol to tamp down pro-Trump insurrection" (dalam bahasa Inggris). CNBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Maryland Troopers Heading To DC To Help Quell Unrest At US Capitol, Hogan Says". January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Brian Witte (January 8, 2020). "Gov. Hogan Describes Delayed Permission to Send Maryland National Guard". WRC-TV.
- ^ Cooper, Helene (January 6, 2021). "Army activates D.C. National Guard to deploy troops to the Capitol." The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Trump supporters storm Capitol as McConnell warns of democracy 'death spiral'". The Guardian. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Cooper, Helene; Barnes, Julian E.; Schmitt, Eric; Martin, Jonathan (January 6, 2021). "Army deploys D.C. National Guard to Capitol, and F.B.I. mobilizes agents." The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Cooper, Helene; et al. (January 6, 2021). "Army deploys D.C. National Guard to Capitol, and F.B.I. mobilizes agents." The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Walsh, Joe. "Reports: Trump Resisted Sending National Guard To Quell Violent Mob At U.S. Capitol". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Haberman, Maggie; Cooper, Helene (January 7, 2021). "Trump rebuffed initial requests to deploy the National Guard to the Capitol. Pence gave the go-ahead". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaborger
- ^ Julian E. Barnes & Mark Mazzetti, F.B.I. and Homeland Security make a show of force in Washington. Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., New York Times (January 6, 2021).
- ^ "New Jersey Gov. Phil Murphy Deploys State Police To Washington, D.C. After Violent Protesters Storm U.S. Capitol". Philadelphia: KYW-TV. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Evan Perez, Congressional leaders are being evacuated from Capitol complex Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., CNN (January 6, 2021).
- ^ Kristin Wilson, US Capitol building is now secure, Sergeant-at-Arms says Diarsipkan January 6, 2021, di Wayback Machine., CNN (January 6, 2021).
- ^ Steinhauer, Jennifer (January 6, 2021). "Police in Washington seize 5 guns and arrest at least 13 during violent Capitol protest". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "After Chaos, Insurrection And Death, Pro-Trump Rioters Defy D.C. Curfew" (dalam bahasa Inggris). NPR. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Schmitt, Eric (January 6, 2021). "The entire D.C. National Guard has been mobilized." The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "Gov. Cuomo: Capital riots a 'failed attempt at a coup,' NY National Guard sent to DC". RochesterFirst. Albany, N.Y. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Levenson, Michael (January 7, 2021). "Washington, D.C. mayor issues order extending emergency for 15 days." The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Bowser, Muriel (January 6, 2021), Mayor's Order 2021-003 (PDF), diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal January 7, 2021, diakses tanggal January 7, 2021
- ^ "Trump lawyer Giuliani was pushing senators to block Biden victory even after riots began, misdialed voicemail reveals". The Independent (dalam bahasa Inggris). January 7, 2021. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Calderone, Michael. "Trump critics on the right join the media wars". Politico.
- ^ Hayes, Steve (January 6, 2021). "Giulian to senator: "Just try to slow it down"". The Dispatch. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Pitofsky, Marina (January 7, 2021). "Giuliani calls wrong senator in last-ditch effort to delay certification of Biden's win". The Hill (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ a b c "Giuliani Leaves Voice Mail for Wrong Senator Begging for Delay to Biden Certification". TheWrap. January 7, 2021. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ "Roll Call Vote 117th Congress – 1st Session: On the Objection (Shall the Objection Submitted by the Gentleman from Arizona, Mr. Gosar, and the Senator from Texas, Mr. Cruz, and Others Be Sustained? )". senate.gov. United States Senate. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "FINAL VOTE RESULTS FOR ROLL CALL 10". clerk.house.gov. Library of Congress. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "The Latest: Trump promises 'orderly transition' on Jan. 20". Associated Press. January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "Roll Call Vote 117th Congress – 1st Session: On the Objection (Shall the Objection Submitted by the Gentleman from Pennsylvania, Mr. Perry, and the Senator from Missouri, Mr. Hawley, Be Sustained? )". senate.gov. United States Senate. January 7, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "FINAL VOTE RESULTS FOR ROLL CALL 11". clerk.house.gov. Library of Congress. January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "Capitol attack: Congress certifies Joe Biden's victory after deadly violence". BBC News. January 7, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ King, Ledyard; Groppe, Maureen; Wu, Nicholas; Jansen, Bart; Subramanian, Courtney; Garrison, Joey (January 6, 2021). "Pence confirms Biden as winner, officially ending electoral count after day of violence at Capitol". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ "Live Updates: Joe Biden Is Certified as the 46th President of the United States". The New York Times. January 6, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ Wagner, Meg; et al. (January 7, 2021). "Congress finalizes Biden's win after riot disrupts Capitol". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 7, 2021. Diakses tanggal January 7, 2021.
- ^ a b Date, Jack; Barr, Luke (January 7, 2021). "'Hazardous' suspected explosive devices found outside RNC and DNC". ABC News. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ a b Sanchez, Rosa (January 7, 2021). "FBI posts photo of person who placed suspected pipe bombs outside DNC, RNC". ABC News. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Barrett, Devlin; Dawsey, Josh (January 6, 2021). "Suspected homemade bombs found near RNC and DNC headquarters". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ Benner, Katie; Haberman, Maggie; Schmidt, Michael S. (January 6, 2021). "An explosive device is found at the R.N.C., and the D.N.C. is evacuated." New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2021. Diakses tanggal January 6, 2021.
- ^ "DC Police Chief: Two pipe bombs, cooler with Molotov cocktails found on Capitol grounds". KMGH (dalam bahasa Inggris). Scripps National and Associated Press. January 6, 2021. Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Diaz, Jaclyn; Chappell, Bill; Moore, Elena (January 7, 2021). "Police Confirm Death Of Officer Injured During Attack On Capitol". NPR.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal January 8, 2021.
- ^ Porter, Tom (January 8, 2020). "Trump supporter arrested at Capitol had 11 Molotov cocktails: Feds - Business Insider". Diakses tanggal January 8, 2020.
Pranala luar
- Save America rally speeches (video)