Kompas TV

Jaringan televisi berita di Indonesia
Revisi sejak 4 November 2021 20.07 oleh Anak D263 (bicara | kontrib)

Kompas TV adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia yang berfokus pada konten berita.[2][3] Kompas TV dimiliki oleh KG Media, anak usaha Kompas Gramedia.

Kompas TV
JenisJaringan televisi
SloganIndependen, Terpercaya
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PendiriJakob Oetama
Tanggal siaran perdana1 Agustus 2011
Tanggal peluncuran9 September 2011
Kantor pusatMenara Kompas Lt. 6, Jalan Palmerah Selatan Nomor 21, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat Indonesia 10270
Wilayah siaranNasional
PemilikKG Media (Kompas Gramedia)
Anggota jaringanlihat #Jaringan siaran
Tokoh kunciRikard Bagun (Direktur Utama)
Lilik Oetama (Komisaris Utama)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV)
Satelit
KabelFirst Media: 15
IPTV
Televisi internet
Situs webwww.kompas.tv
Kompas TV
PT Cipta Megaswara Televisi[1]
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranAnalog: 25 UHF
Digital: 40 UHF
SloganIndependen, Terpercaya
Pemrograman
AfiliasiKompas TV (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Siaran perdana
28 Juni 2015 (lihat #Sejarah)
Bekas nomor kanal
42 UHF (digital multipleks TVRI Jakarta)
Kompas TV
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Pranala
Situs webwww.kompas.tv

Sejarah

 
Logo pertama Kompas TV (1 Agustus-11 September 2011, 5 Oktober 2012-28 Januari 2016)
 
Logo kedua Kompas TV (11 September 2011-5 Oktober 2012)

Jaringan televisi ini hadir menggantikan jaringan televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak saham TV7 dibeli oleh pihak Trans Corp yang berdiri di bawah kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti menjadi Trans7, maka saham Kompas Gramedia terhadap Trans7 menurun menjadi hampir setengah dari Trans Corp.

Pada tanggal 1 Agustus 2011, Kompas TV memulai siaran percobaan bersamaan dengan KTV selama 19 jam setiap hari dari jam 05:00 hingga 00:00 WIB dan pada tanggal 9 September 2011, Kompas TV resmi diluncurkan dalam acara Simfoni Semesta Raya yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi berjaringan lokal daerah. Pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan menghilangkan tulisan "TV" pada logo tersebut, dan tulisan "TV" tersebut kembali digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga 19 Oktober 2017.

Pada tahun 2013, Kompas TV memegang hak siar Bundesliga (2013-14 dan 2014-15) dan Serie A (hanya 2014–2015) lewat kerjasama dengan beIN Sports. Kompas TV juga pernah menayangkan ajang balap mobil Formula 1 (hanya musim 2012 dan 2013) lewat kerjasama Fox Sports dan hak siar kompetisi/turnamen olahraga lainnya seperti bulutangkis, voli, dan lain-lain.

Pada awalnya Kompas TV di Jabodetabek bersiaran di frekuensi 28 UHF dengan menggandeng stasiun televisi lokal KTV, tetapi mulai tanggal 28 Juni 2015, Kompas TV di Jabodetabek pindah frekuensi menjadi 25 UHF. Frekuensi ini dulunya digunakan oleh TV Plus! sebelum pindah frekuensi ke 32 UHF dan berganti nama menjadi MGSTV.[4]

Pada tanggal 28 Januari 2016, Kompas TV berfokus menjadi saluran berita dalam perhelatan Suara Indonesia.[5]

Pada tanggal 19 Oktober 2017, Kompas TV mengubah logonya dengan menghilangkan ikon "K" pada logo tersebut dan slogannya yang menjadi "Independen dan Tepercaya", bertepatan dengan acara Rosi Special: Launching Rumah Pilkada 2018.

Pada tanggal 29 Juli 2018, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kompas TV menjadi televisi nasional pertama yang menayangkan cabang olahraga elektronik secara gratis di Indonesia lewat siaran langsung Grand Final turnamen Mobile Legends Southeast Asia Cup 2018.

Melalui kerjasama dengan Fox Sports dan Mola TV, Kompas TV akan menayangkan ajang balap motor internasional yaitu Kejuaraan Dunia Superbike mulai musim 2020 dan hanya menayangkan sesi balapan kedua saja.

Jaringan siaran

Jaringan terestrial

Kompas TV mulai mengudara secara luas pada tanggal 9 September 2011 melalui jaringan televisi lokal di daerah. Siaran stasiun televisi lokal tersebut terdiri dari 70% siaran yang direlai dari Kompas TV dan sisa 30%-nya merupakan siaran yang dikelola sendiri. Pada awalnya, Kompas TV menggandeng 9 televisi lokal, yaitu KTV (Jakarta), STV (Bandung), TVB (Semarang), BCTV (Surabaya), Mos TV (Palembang), Khatulistiwa TV (Pontianak), ATV (Malang), Makassar TV (Makassar), dan Dewata TV (Denpasar).[6] Direncanakan, kota-kota besar lain akan menyusul kemudian. Bahkan, sebagian besar kota sudah siap menyiarkan jaringan Kompas TV dengan membangun stasiun relai dan dalam tahap siaran percobaan, seperti di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan kota-kota besar lain yang memiliki jaringan Kompas Gramedia atau disesuaikan dengan terbitnya koran Kompas di seluruh Indonesia. Seiring waktu, Kompas TV berhasil memperluas jangkauannya hingga ke seluruh Nusantara, dan tercatat kini telah mengudara dari Banda Aceh sampai Merauke.

Berikut ini adalah transmisi Kompas TV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[7]

Nama Perusahaan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)
PT Cipta Megaswara Televisi Kompas TV DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 25 UHF 40 UHF
PT Bayanaka Multimedia Digital Kompas TV Pekalongan Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 26 UHF 44 UHF
PT Pratama Cipta Digital Kompas TV Madiun Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo 22 UHF 30 UHF
Kompas TV Palembang Palembang 60 UHF 35 UHF
PT Oxcy Media Televisi Kompas TV Jawa Timur Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 40 UHF 27 UHF
PT Jember Mutiara Nunggal Resti Kompas TV Jember Jember 54 UHF 45 UHF
Kompas TV Ambon Ambon 60 UHF
PT Syiar Media Kompas TV Malang Malang, Kota Batu 62 UHF 27 UHF
PT Reksa Birama Media RBTV Yogyakarta, Bantul, Wonosari, Sleman, Wates, Solo 40 UHF 47 UHF
PT Balakosa Media Digital Kompas TV Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung 45 UHF 48 UHF
PT Media Khatulistiwa Televisi Kompas TV Pontianak Pontianak 39 UHF
PT Borneo Television Kompas TV Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Marabahan 46 UHF 37 UHF
PT Mediatama Amrita Digital Kompas TV Balikpapan Balikpapan 52 UHF 44 UHF
Kompas TV Lampung Bandar Lampung, Kota Metro 62 UHF
PT Mahkota Ogan Sumatera Kompas TV Sumsel Kayu Agung, Ogan Komering Ilir 52 UHF
Kompas TV Tenggarong Tenggarong, Samarinda 29 UHF 31 UHF
PT Kompas TV Aceh-Bangka Kompas TV Bangka Pangkal Pinang 31 UHF
PT Kompas TV Media Informasi Kompas TV Kupang Kupang 58 UHF
Kompas TV Medan Medan 59 UHF 30 UHF
PT Papua Sorta Televisi Kompas TV Merauke Merauke 48 UHF
Kompas TV Sorong Sorong 30 UHF
PT Alternatif Media Televisi Kompas TV Riau Pekanbaru 59 UHF
PT Makassar Lintas Visual Cemerlang Kompas TV Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 23 UHF
PT Kompas TV Media Televisi Kompas TV Gorontalo Gorontalo 54 UHF
PT Pasundan Utama Televisi Kompas TV Jawa Barat Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 34 UHF 45 UHF
PT Televisi Semarang Indonesia Kompas TV Jawa Tengah Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 47 UHF 42 UHF
PT Andalan Utama Sukabumi Kompas TV Sukabumi Sukabumi 30 UHF 45 UHF
PT Televisi Antero Nusantara Kompas TV Aceh Banda Aceh 24 UHF 33 UHF
PT Televisi Tanah Liat Semesta Kompas TV Purworejo Purworejo 59 UHF
PT Mediantara Televisi Bali Kompas TV Dewata Kota Denpasar 23 UHF
PT Swara Alam Kendari Televisi Kompas TV Kendari Kendari 32 UHF
PT Pacific Televisi Anugerah Kompas TV Manado Manado 46 UHF
PT Batanghari Televisi Indonesia Kompas TV Jambi Jambi 47 UHF
PT Bengkulu Televisi Kompas TV Bengkulu Bengkulu 38 UHF
Batam 46 UHF
PT Sulteng Senegor Televisi Kompas TV Palu Palu, Donggala 55 UHF
Nunukan 28 UHF
Palangka Raya 42 UHF
Meulaboh 38 UHF
Mamuju 44 UHF

Jaringan lainnya

Sejak tanggal 9 September 2011, Kompas TV juga dapat disaksikan di televisi berlangganan sebagai berikut:

Kompas TV dapat juga disaksikan secara siaran gratis melalui parabola di satelit Palapa D.

Kompas TV HD

Kompas TV juga menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi kualitas gambar beresolusi tinggi atau High Definition yang dinamakan Kompas TV HD. Kompas TV HD sendiri hadir di K-Vision HD, Max3 dan live streaming di kompas.tv/live.

Acara

Sebagian besar acara Kompas TV adalah acara-acara berita dan faktual, dengan sedikit sisanya adalah acara hiburan.

Kompas adalah acara berita induk Kompas TV, yang terdiri dari beragam acara dari pagi hingga malam hari. Sapa Indonesia merupakan acara gelar wicara andalan yang tayang di pagi dan malam hari.

Acara hiburan di Kompas TV di antaranya audisi Stand Up Comedy Indonesia dan Kata Kita.

Presenter

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Bimo Setiawan 2011 2018
2 Rikard Bagun 2018 sekarang

Direksi saat ini

Nama Jabatan
Lilik Oetama Komisaris Utama
Rikard Bagun Direktur Utama
Rosianna Silalahi Direktur Pemberitaan
Andreas Tirtarianto Direktur Technology
Uncu Putra Direktur Pemrograman
Andreas Tirtarianto Direktur Operasional

Slogan utama

  • Inspirasi Indonesia (9 September 2011-28 Januari 2016)
  • Berita dan Informasi (1 Juni 2015-28 Januari 2016)
  • Berita dan Inspirasi Indonesia (28 Januari 2016-19 Oktober 2017)
  • Independen, Terpercaya (19 Oktober 2017-sekarang)

Kontroversi

Kehadiran Kompas TV dipersoalkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui siaran pers tanggal 7 September 2011. Dalam siaran pers tersebut, KPI menilai Kompas TV belum memiliki izin sebagai lembaga penyiaran sehingga belum dapat mengatasnamakan diri sebagai badan hukum lembaga penyiaran. KPI juga berpendapat bahwa praktik sistem siaran berjaringan hanya dapat dilakukan pada sesama lembaga penyiaran yang telah memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) tetap, sementara Kompas TV bersiaran melalui sejumlah stasiun televisi lokal yang sebagian besar hanya memiliki IPP prinsip.

Logo Kompas TV pada layar televisi di sejumlah stasiun televisi lokal juga dinilai menyembunyikan/mengaburkan/memperkecil identitas atau logo stasiun televisi lokal tersebut, tidak sesuai dengan eksistensi dari stasiun televisi lokal tersebut yang telah cukup lama menempuh proses perizinan dengan semangat lokal yang perlu didorong.[8][9]

Kompas TV menanggapi siaran pers KPI tersebut dengan menegaskan bahwa Kompas TV hanya merupakan penyedia konten, sehingga yang memerlukan izin siaran adalah stasiun televisi lokal yang menjadi mitra siaran berjaringan di daerah.[10]

Isu pengambilalihan kepemilikan saham Dewata TV oleh Kompas TV membuat pihak KPID Bali mulai mengambil tindakan. Namun, itu tidak terbukti. Hanya saja, beberapa program Dewata TV mengalami penghapusan dan hanya disiarkan di jam-jam tertentu saja.[11]

Namun, penayangan Kompas TV di Dewata TV membuat Dewata TV harus mengganti Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) dari status IPP prinsip yang hanya boleh dimiliki oleh stasiun televisi lokal Independen, menjadi IPP tetap.[12]

Referensi

Pranala luar