Bahasa Musi

ragam Melayik yang dituturkan di Sumatera Selatan

Bahasa Melayu Musi (Jawi: بهاس ملايو موسي) yang dituturkan oleh masyarakat (utamanya suku Musi) di sebagian wilayah Sumatra Selatan khususnya di Lubuklinggau,Musi Rawas,Musi Rawas Utara,Musi Banyuasin,Penukal Abab Lematang Ilir,Kabupaten Ogan Ilir dan Sebagian Kecil Prabumulih dengan penutur asli berjumlah sekitar 3,1 juta orang. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Melayu. Di antara beragam bahasa yang dipertuturkan di Sumatra Selatan Khususnya di Lubuklinggau,Musi Rawas,Musi Rawas Utara,Musi Banyuasin,Penukal Abab Lematang Ilir,Ogan Ilir dan Sebagian Kecil Prabumulih.[1]

Bahasa Melayu Musi
BPS: 0052 2
بهاس ملايو موسي
Dituturkan diIndonesia
WilayahSumatra Selatan (Khususnya di Lubuklinggau,Musi Rawas,Musi Rawas Utara,Musi Banyuasin,Penukal Abab Lematang Ilir,Ogan Ilir dan Sebagian Kecil Prabumulih
Penutur
3,1 juta (2000)[1]
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa atau Kalimantan Utara Raya (diperdebatkan)
DialekDialek-dialek dalam bahasa Melayu Musi:
  • Melayu Sekayu
  • Belide
  • Burai
  • Kelingi
  • Lematang Ilir
  • Meranjat
  • Panesak
  • Pegagan
  • Penukal
  • Rawas
  • Alfabet Latin
  • Jawi (khususnya di Musi Banyuasin dan Ogan Ilir)
  • Surat Ulu (khususnya di Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Penukal Abab Lematang Ilir dan Lubuklinggau)
Kode bahasa
ISO 639-3mui
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
mui
Glottologmusi1241[2]
IETFmui
BPS (2010)0052 2
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Musi dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [3]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Musi
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Sejarah

Dalam perkembangannya, bahasa Melayu Musi lahir dari pertuturan Melayu Musi berasal dari kawasan sungai Musi.

Dialek di Bahasa Melayu Musi

  • Sekayu
  • Belide
  • Burai
  • Kelingi
  • Lematang Ilir
  • Meranjat
  • Panesak
  • Pegagan
  • Penukal
  • Rawas

Fonologi

Dunggio (1981) mendata 31 fonem dalam bahasa Melayu Musi, dengan rincian 25 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal. Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Melayu Musi.[4][5]

Vokal

depan tengah belakang
tinggi i u
medial e ə o
rendah a

Konsonan

bilabial alveolar postalv./palatal velar glottal
sengau m n ɲ (ny) ŋ (ng)
letup/gesek nirsuara p t t͡ʃ (c) k ʔ (q,')
bersuara b d d͡ʒ (j) g
desis nirsuara f s ɣ (gh) ~r h
bersuara z sj (sy)
hampiran semivokal w j (y)
lateral v l kh

Bahasa

Bahasa Melayu Musi memiliki dengan di daerah Kabupaten Musi Banyuasin,Musi Rawas,Musi Rawas Utara,Penukal Abab Lematang Ilir, Ogan Ilir,Kota Lubuklinggau,Kota Prabumulih. Di Huruf E Tarling Di Kemiripan dengan Bahasa Betawi dan Melayu Sambas dan Juga Di Huruf O Di Kemiripan dengan Bahasa Melayu Palembang,Bahasa Melayu Jambi dan Bahasa Melayu Bengkulu

Referensi

  1. ^ a b Bahasa Melayu Musi di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Musi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Musi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  4. ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
  5. ^ Aliana 1987, hlm. 14.

Daftar pustaka

  • Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088. 
  • Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473. 
  • Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869. 
  • Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman. 
  • Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan sintaksis bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pursat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara. 

Pranala luar