H. Abdul Wahid, M.Si

Bergabung 19 November 2021
Revisi sejak 19 November 2021 04.58 oleh NahidSultan (bicara | kontrib) (NahidSultan memindahkan halaman Pembicaraan Pengguna:Abdul Wahid, M.Si ke Pembicaraan Pengguna:H. Abdul Wahid, M.Si: Automatically moved page while renaming the user "Abdul Wahid, M.Si" to "H. Abdul Wahid, M.Si")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Komentar terbaru: 2 tahun yang lalu oleh Abdul Wahid, M.Si pada topik H. Abdul Wahid M.Si
Halo, Abdul Wahid, M.Si.
Memulai
Tips

Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!

Welcome! If you do not understand the Indonesian language, you may want to visit the embassy or find users who speak your language. Enjoy!

--Pesan ini dikirim secara otomatis menggunakan bot. 19 November 2021 02.37 (UTC)

H. Abdul Wahid M.Si

sunting

Abdul Wahid, lahir pada 21 November 1980 di Dusun kecil bernama Anak Peria Desa Belaras Kecamatan Mandah, sewaktu berusia 40 hari ia dibawa oleh orang tuanya berhijrah ke sudut selat yang berhadapan dengan laut cina selatan, sekarang dikenal dengan nama Desa Sei Simbar masuk wilayah Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir, anak ke tiga dari enam bersaudara. Abdul Wahid, M.Si (bicara) 19 November 2021 03.31 (UTC)Balas

Suasana Masa Kecil

sunting

Masa kecilnya tumbuh di kampung simbar ini, sama seperti anak-anak kampung yang lainnya, tumbuh dan bermain dalam suasana kegirangan anak kampung, semuanya serba-serbi alami, berenang disungai, memanjat pohon kelapa, menangkap burung bahkan bermain dan mengganggu buaya yang lagi tidurpun sudah juga dilakoninya. Suasana kampung yang masih asri tempat dimana Politis Muda ini tumbuh besar merupakan wiayah yang memiliki semua keterbatasan, baik akses darat maupun laut. terlebih pada waktu itu, Parit Simbar ini adalah kampung yang baru dibuka dan ditanami perkebunan kelapa, muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut lepas memilik ombak yang sangat besar, karna sangat besarnya ombak wilayah itu menjadi terkenal dikalangan masyarakat yaitu “tanjung datuk”, hanya pada musim-musim bulan tertentu angin laut dan ombak tidak besar. Akses darat apalagi, hutan yang masih lestari dihulunya menjadi penghalang untuk bisa dilewati jika ingin ke kampung tentangga, hampir tidak bisa ditempuh untuk digunakan, satu-satunya akses yang harus ditempuh hanya jalur laut saja.