Abdul Djalil Pirous

seniman asal Indonesia
Revisi sejak 28 November 2021 02.26 oleh Mundugumor (bicara | kontrib)

Prof. Emeritus Drs. Abdul Djalil Pirous[1] (lahir 11 Maret 1932), dikenal sebagai A.D. Pirous, adalah seniman seni rupa Indonesia. Ia merupakan perintis pendidikan desain grafis di Seni Rupa ITB dan pendiri studio seni dan desain bernama Decenta (1973-1983).

Abdul Djalil Pirous
A.D. Pirous
A.D. Pirous
Lahir(1932-03-11)11 Maret 1932
Belanda Meulaboh, Aceh Darussalam, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia Indonesia
Almamater- Seni Rupa ITB (1964)
- Rochester Institute of Technology, NY, AS (1969)
PekerjaanPelukis, Pengajar
Suami/istriErna Garnasih Pirous
AnakMida Meutia, Iwan Meulia, dan Raihan Muerila
Orang tuaMauna Pirous Noor Mohamad dan Hamidah

Hidup

Menyelesaikan pendidikannya di Departemen Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1964. Melanjutkan studi tentang printmaking dan desain grafis di Rochester Institute of Technology, Rochester New York, Amerika Serikat (1969).

Ia menjabat sebagai Dekan pertama Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB (1984-1990), dan dikukuhkan sebagai guru besar ITB sejak 1994.

A.D. Pirous menikah dengan Ernah Garmasih Pirous, seorang pelukis ulung. Erna kuliah di ITB dan juga di Perancis, dan dia termasuk generasi ke-2 seniman perempuan Indonesia. AD dan Erna Pirous memiliki tiga orang anak, Mida Meutia, Iwan Meulia, dan Raihan Muerila.[2]

Pada tahun 2003, pasangan ini mulai membangun rumah impian mereka di Bandung, yang mereka selesaikan pada tahun 2004. Masih berjuang di usia 80-an, mereka menambahkan Gelleri bernama "Serambi Pirous" pada tahun 2017, tempat mereka bekerja dan menampilkan karya seni mereka.[3]

Karya

Abdul Djalil Pirous memilki pengalaman berkarya sejak masa kolonial, Orde Lama, dan Orde Baru sampai Reformasi. Banyak karya yang telah dihasilkannya sejak tahun 1960. karya-karyannya yang menjadikan Pirous sebagai seniman pembaru seni lukis modern dengan latar belakang karya Islam.

Sebagai pelukis, perjalanan kariernya dimulai sejak 1960, dan karya-karyanya telah dipamerkan dalam ratusan kali pameran berskala nasional maupun internasional. Pameran tunggalnya telah dilaksanakan lima kali termasuk di antaranya: Pameran Retrospektif I untuk karya 1960-1985, di TIM pada tahun 1985 dan Retrospektif II untuk karya 1985-2002, di Galeri Nasional, Jakarta pada tahun 2002.

Gaya lukisnya mudah dikenal adalah tekstur dan warna-warna dibuat sangat terelaborasa dan sabar. Cara melukisnyapun dibuat dengan cara melapisi warna dengan pasta pualam dan pisau palet. Pembeda pameran itu yaitu Ayat-ayat Semesta yang berfokus pada gaya karya Pirous.[4]

Sejak sekitar tahun 2010, minat internasional yang meningkat pada seni modern dan abstrak Asia Tenggara membawa pelukis seperti A.D. Pirous, Ahmad Sadali, Fadjar Sidik dan Umi Dachlan ke pasar seni internasional. [5]

Kaligrafi Islam

Dari beragam pokok pembahasan Pirous dalam berkarya selain benda alam, lansekap, kehidupan sehari-hari, figur binatang, abstrak dan yang lainnya karya kaligrafi yang menyita waktu, tenaga dan pikiran Pirous. Pertam akali setelah lahirnya karya cetak etsa Pirous menampilkan kaligrafi Arab, Surah Al-Ikhlas: Pure Faith (1970), istilah 'kaligrafi' 'Islam' di Indonesia (dua istilah yang berdiri sendiri dan mengiringi 'seni' maupun 'lukisan' 'modern' ) yang melekat dengan Pirous.[6]

Awal Pirous memulai berkarya Kaligrafi ketika Pirous melihat pameran Fragmen Keramik, manuskrip Kuno Islam, Kaligrafi Al-Qur'an dan lukisan miniatur yang telah dipamerkan di Metropolitan Museum of Art, New York Amerika Serikat sekitar tahun 1960-an. Dari melihat objek-objek tersebut membuat Pirous mengingat kampung halamannnya di Aceh dan memberikan pengaruh kepada karya-karya Pirous.

Arsitektur

 
Gedung Bank Indonesia di Padang. Abdul Djalil Pirous ikut terlibat dalam menggarap dekorasi dan ornamen-ornamennya.

A.D. Pirous desain ornamen untuk gedung Bank Indonesia di Padang.

Decenta Design Studio

Pada tahun 1973, A.D. Pirous mendirikan Decenta Design Studio, singkatan dari Design Center Association bersama dengan Adriaan Palar, T. Sutanto dan G. Sidharta. Anggota biro desain diketahui menggunakan sablon sebagai media ekspansi seni grafis Indonesia. Grup ini merupakan perpanjangan dari karya bersama pertama mereka dari tahun 1971, folio 18 sablon dari seniman-seniman terkemuka di ITB yang diterbitkan dengan judul Grup 18.[7] Mereka cukup intensif bereksperimen dengan teknik sablon atau sablon untuk mencari diri identitas dalam seni rupa modern Indonesia. [8] Studio Decenta ditutup pada tahun 1983. [9]

Pirous adalah salah satu pelukis terkemuka Indonesia, dan lukisannya dipajang di koleksi Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.[10]

Penghargaan

Pirous memperoleh banyak penghargaan atas prestasinya sebagai seniman dan budayawan:

○ Anugerah Seni oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1985)
Satyalancana Kebudayaan oleh Presiden Republik Indonesia (2002)[11]
○ Habibie Award dalam Bidang Ilmu Kebudayaan (2015)[1]

Ia beberapa kali ditunjuk sebagai ketua delegasi, anggota juri, dan kurator pameran seni rupa tingkat internasional, mewakili Indonesia.

Bibliography

Referensi

  1. ^ a b Profil Peneliti ITB - Prof. Emeritus Drs Abdul Djalil Pirous [1]
  2. ^ Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Kasab Meulaboh, Ibunda, dan Ikon Etnis (III). by Kupi Beungoh, 20 April 2021, Serambinews [2]
  3. ^ Serambi Pirous by Reni Sudarmadi, 25 Okt. 2021 in asrinesia: Arsitektur, Budaya, Seni [3]
  4. ^ A.D PIROUS SPIRITUAL CALLIGRAPHY. Jakarta: PT Jakarta Land. 2016. hlm. 7. 
  5. ^ The Times They are A-Changing. Deborah Iskandar in: Indonesia Digest, 22. August 2017. [4]
  6. ^ A.D. PIROUS SPIRITUAL CALLIGRAPHY. Jakarta: PT Jakarta Land. 2016. hlm. 8. 
  7. ^ Group 18 1971, SIDHartA Auctioneer, 2020. [5]
  8. ^ Cetak Saring Kelompok Decenta 1973–1983: Infrastruktur Seni dan Identitas Keindonesiaan*. Chabib Duta Hapsoro, 20 Februari 2016 [6]
  9. ^ Periode Decenta Seni Grafis Indonesia Di Dia.Lo.Gue, Kemang, Jakarta. Ninin Rahayu Sari, 30. January 2018. Home.co.id [7]
  10. ^ Beratapan Langit dan Bumi Amparan (A.D. Pirous - 1990) [8]
  11. ^ Pirous, A.D. (2003). Melukis itu Menulis. Bandung: Penerbit ITB.[9]

Monograph

  • A.D. Pirous: Vision, faith, and a journey in Indonesian art, 1955-2002. K.M. George & Mamannoor. (Yayasan Serambi Pirous, 2002 - 255 halaman)

Videography