Dr. (H.C.) Muhammad Sjafei (31 Oktober 1893 – 5 Maret 1969)[2][3][4][5][6][7] adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia. Ia merupakan pendiri INS Kayutanam, sebuah lembaga pendidikan menengah swasta yang bercorak khusus di Kayu Tanam, Padang Pariaman, yang banyak melahirkan tokoh masyarakat di kemudian hari.

Muhammad Sjafei
Muhammad Sjafei
Menteri Pengajaran Republik Indonesia ke-3
Masa jabatan
12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1893-10-31)31 Oktober 1893
Belanda Matan, Ketapang, Kalimantan Barat, Hindia Belanda
Meninggal5 Maret 1969(1969-03-05) (umur 72)
Indonesia Jakarta
Suami/istri
Johanna Sicrie
(m. 1954)
[1]
Anak3
Orang tuaOrang tua kandung:
Sjafiah
Orang tua angkat:
Ibrahim Marah Soetan
Andung Chalijah
Alma materKweekschool, Fort de Kock
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Sjafei sebagai Menteri Pengadjaran

Sepanjang 12 Maret 1946 hingga 2 Oktober 1946, ia menjabat sebagai Menteri Pengajaran Indonesia pada Kabinet Sjahrir II menggantikan Todung Sutan Gunung Mulia.[8]

Muhammad Sjafei merupakan tokoh masyarakat di Sumatra Barat meskipun ia berdarah Jawa asal Kediri. Ia diangkat anak dan sangat disayang oleh Ibrahim Marah Soetan, seorang tokoh pendidik pada awal abad ke-20, ketika Ibrahim bertugas sebagai pendidik di Pontianak, Kalimantan Barat.[9]

Ia kemudian disekolahkan ke Kweekschool atau Sekolah Raja di Fort de Kock (Bukit Tinggi) sepanjang tahun 1908 hingga 1914. Lalu pada tahun 1922 ia melanjutkan pendidikan ke Belanda dan kembali ke Tanah Air pada tahun 1926.[10]

Sjafei terlibat dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan merangkap Menteri Kesehatan.[11]

Atas jasa-jasanya dalam pendirian INS Kayutanam, pada tahun 2019 beliau dianugerahkan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Joko Widodo.[12]

Penghargaan

Rujukan

  1. ^ https://books.google.co.id/books?id=b6-cAAAAMAAJ&q=Johanna+sicrie&dq=Johanna+sicrie&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjnlvnQxuXxAhVNAHIKHevNA0AQ6AEwAXoECAgQAw
  2. ^ http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/02.Setya%20Raharja%20April%202008.pdf
  3. ^ https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/PemikiranPendidikanSyafei.pdf
  4. ^ https://niadilova.wordpress.com/2015/05/25/minang-saisuak-224-mohammad-sjafei-1893-1968/
  5. ^ https://muskitnas.net/2020/05/05/mohammad-sjafei-berani-melawan-arus-pendidikan-kolonial/
  6. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/11/08/engku-mohammad-syafei-melawan-sistem-pendidikan-belanda-dengan-ins-kayutanam
  7. ^ https://books.google.co.id/books?id=xOiJDwAAQBAJ&pg=PA118&dq=pengalaman+hidup+Mohammad+sjafei&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi3wYCYyuXxAhXY5nMBHdI7Bv4Q6AEwAHoECAsQAw#v=onepage&q=pengalaman%20hidup%20Mohammad%20sjafei&f=false
  8. ^ Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia: Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia, Balai Pustaka
  9. ^ "Minang Saisuak #194 - Intelektual Minang: Ibrahim Gelar Mara Soetan" Surya Suryadi - Singgalang, Minggu, 19 Oktober 2014. Diakses 15-07-2021.
  10. ^ "Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927-1933)" Taufik Abdullah - Equinox Publishing. Diakses 12-01-2015.
  11. ^ Syamdani (2009). PRRI, Pemberontakan atau Bukan?. Yogyakarta: Media Pressindo. hlm. 115. ISBN 978-979-788-032-3. 
  12. ^ "Presiden Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan bagi 29 Tokoh". Presiden RI. 2019-08-15. Diakses tanggal 2021-11-29.