Kerapu cantang

Revisi sejak 3 Desember 2021 06.41 oleh Suarayangterpendam (bicara | kontrib) (artikel baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kerapu Cantang  merupakan  ikan yang didapatkan  dari hasil persilangan  secara rekayasa  dari  2 spesies ikan kerapu yaitu ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoggostatus)  sebagai induk betina dan ikan  kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus) sebagai induk jantan.

Klasifikasi ikan kerapu cantang adalah sebagai berikut:

Filum                      : Chordata

Subfilum               : Vertebrata

Kelas                      : Chondrichthyes

Subkelas                : Ellasmobranchii

Ordo                      : Percomorphi

Subordo                 : Percoidea

Famili                     : Serranidae

Genus                     : Epinephelus

Morfologi Kerapu Cantang

Ciri-ciri morfologi pada kerapu cantang yaitu bentuk tubuh yang pipih, lebar tubuh yang lebih kecil dari panjang dan tinggi tubuh, dan terdiri dari 5 sirip diantaranya terletak di dorsal, perut, dada, dubur, dan ekor berbentuk rounded, mulut lebar dengan rahang bawah yang lebih panjang. Bentuk tubuh compres dan relative membulat dengan ukuran lebar kepala sedikit atau hampir sama dengan lebar badannya. Warna kulit coklat kehitaman dengan 5 garis hitam melintang di bagian tubuhnya. Semua sirip (pectoral, anal, ventral, dorsal dan caudal ) bercorak seperti kertang dengan dasar berwarna kuning dilengkapi dengan bintik-bintik hitam. Bintik hitam juga banyak tersebar di kepala dan didekat sirip pectoral dengan jumlah yang berlainan pada setiap individu. Sirip punggung semakin melebar kearah belakang. Sirip punggung menyatu yang terdiri atas 11 jari-jari keras dan 15 jari-jari lunak, sirip pectoral terdiri atas 17 jari-jari lunak, sirip ventral terdiri dari 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, sirip anal terdiri dari 2 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak, sedangkan sirip caudal terdiri atas 13 jari-jari lunak, dan bentuk ekor  rounded. Bentuk mulut lebar, superior (bibir bawah lebih panjang dari bibir atas) Tipe sisik stenoid (bergerigi) dan bentuk gigi runcing (canine).


Menurut Kriswantoro (2003) pertumbuhan ikan kerapu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, makanan, kondisi lingkungan, jenis makanan, waktu pemberian pakan dan lain sebagainya. Ikan kerapu merupakan ikan karnivora yang memakan segala jenis ikan-ikan kecil yang biasa dimangsanya. pertambahan berat ikan mengalami peningkatan pada pemberian pakan berupa ikan segar atau ikan rucah, sedangkan pemberian pakan berupa pellet mengacu pada pertambahan panjang  ikan.[1]

Jenis Makanan

Ikan kerapu termasuk jenis karnivora dan cara makannya melahap satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan sampai ke dasar. Pakan yang paling disukai dari jenis Crustaceae (udang-udangan) seperti rebon, dogol dan krosok, selain itu jenis ikan-ikan kecil seperti tembang, teri dan belanak.[2] Untuk pemberian pakan ikan kerapu cantang yaitu sebesar 10 -15 % berat badan perhari. Hal ini juga dibuktikan oleh Gufron (2010), yang menyatakan bahwa pertumbuhan ikan akan maksimal jika pemberian pakan diberikan sebanyak 15 % untuk membatu pertumbuhan maksimal ikan.[3]

Kualitas Air Untuk Kehidupan Kerapu Cantang

Nilai pH yang baik untuk produksi dan pemeliharaan ikan adalah 6,5-9. Ikan kerapu menyukai hidup di habitat perairan karang dengan salinitas 30 ppt sampai 35 ppt.[4] nilai kecepatan arus yang optimal untuk budidaya kerapu berkisar antara 0,23 m/detik - 0,50 m/detik. suhu optimum untuk budidaya kerapu di KJA berkisar antara 27˚ – 32˚. ) Konsentrasi oksigen terlarut optimum untuk  pembesaran ikan adalah >3 mg.[5]        

sumber :

  1. ^ Della, Berliana Iksy; Ulqodry, Tengku Zia; Putri, Wike Ayu Eka (2019-10-31). "Analisis Laju Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan Jenis Pakan Berbeda di Balai Budidaya Lampung". Jurnal Penelitian Sains. 21 (3): 118. doi:10.36706/jps.v21i3.543. ISSN 2597-7059. 
  2. ^ Rachmansyah, Rachmansyah; Makmur, Makmur; Tarunamulia, Tarunamulia (2017-02-22). "PENDUGAAN DAYA DUKUNG PERAIRAN TELUK AWARANGE BAGI PENGEMBANGAN BUDI DAYA BANDENG DALAM KERAMBA JARING APUNG". Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 11 (1): 81. doi:10.15578/jppi.11.1.2005.81-93. ISSN 2502-6542. 
  3. ^ Slamet, Bejo; Tridjoko, Tridjoko; Prijono, Agus; Setiadharma, Tony; Sugama, Ketut (2017-04-10). "PENYERAPAN NUTRISI ENDOGEN, TABIAT MAKAN DAN PERKEMBANGAN MORFOLOGI LARVA KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)". Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 2 (2): 13. doi:10.15578/jppi.2.2.1996.13-21. ISSN 2502-6542. 
  4. ^ Sudaryanto, Agus (2019-01-31). "Kajian Level dan Dampak Senyawa Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDEs) pada Ikan Kerapu Budidaya dan Kerapu Liar dari Lampung". Jurnal Teknologi Lingkungan. 20 (1): 93. doi:10.29122/jtl.v20i1.3120. ISSN 2548-6101. 
  5. ^ Effendi, Hefni; Amalrullah Utomo, Bagus; Maruto Darmawangsa, Giri; Elfida Karo-Karo, Rebo (2015-12-01). "FITOREMEDIASI LIMBAH BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.) DENGAN KANGKUNG (Ipomoea aquatica) DAN PAKCOY (Brassica rapa chinensis) DALAM SISTEM RESIRKULASI". Jurnal Ecolab. 9 (2): 80–92. doi:10.20886/jklh.2015.9.2.80-92. ISSN 1978-5860.