Kimia Farma

perusahaan asal Indonesia

PT Kimia Farma Tbk. (IDX: KAEF) adalah perusahaan industri farmasi di Indonesia yang didirikan sejak tahun 1817.

PT Kimia Farma Tbk
Perseroan terbatas / Publik
Kode emitenIDX: KAEF
Industrifarmasi
PendahuluNV Chemicalien Handle Rathkamp & Co (1817-1958)
PNF Bhinneka Kimia Farma (1958-1971)
Didirikan16 Agustus 1971 (hari jadi perusahaan)
Kantor
pusat
,
Indonesia
Tokoh
kunci
Verdi Budidarmo (Direktur Utama)
Produkapotek dan obat
PendapatanRp 8,4 triliun (2018), Rp 9,4 triliun (2019) Kenaikan
Rp 491 miliar (2018), Rp -12,72 miliar (2019) Penurunan
Karyawan
5,758
IndukBio Farma[1]
Situs webkimiafarma.co.id

Sejarah

 
Salah satu apotek Kimia Farma di Bandung

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 16 Tahun 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero) berdasarkan akta notaris Soelaeman Ardjasasmita nomor 18 tanggal 16 Agustus 1971.

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Ekspansi bisnis perusahaan tidak hanya terbatas di lingkup nasional, tetapi juga merambah ke pasar internasional. Produk-produk perusahaan yang mencakup sediaan farmasi dan bahan baku obat telah memasuki pasar negara lain seperti India, Malaysia, Maldives, Kenya, Yaman, Hong Kong, dan Filipina.[2]

Pada tahun 2019, perusahaan melaksanakan akuisisi terhadap 56,77% saham Phapros dari Rajawali Nusantara Indonesia. Akuisisi ini senilai Rp 1,361 triliun.[3] Kemudian, pada tahun 2020, perusahaan ini bergabung ke dalam holding farmasi di bawah Bio Farma, dimana terjadi pengalihan kepemilikan saham Kimia Farma dari pemerintah kepada Bio Farma sejumlah 90,025%, namun pemerintah tetap memiliki pengendalian terhadap perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung.[1]

Manajemen

  • Komisaris Utama : Untung Suseno Sutarjo
  • Komisaris : Subandi
  • Komisaris : Chrisma Aryani Albandjar
  • Komisaris Independen : Wahono Sumaryono
  • Komisaris Independen : Nurrachman
  • Direktur Utama : Verdi Budidarmo
  • Direktur Keuangan : Pardiman
  • Direktur Human Capital : Dharma Syahputra
  • Direktur Produksi dan Supply Chain : Andi Prazos
  • Direktur Pengembangan Bisnis : Imam Fathorrahman

Bisnis dan Anak Usaha

  • Kimia Farma, manufaktur dan marketing produk farmasi, sekaligus induk usaha.
  • Kimia Farma Trading and Distribution, pedagang besar farmasi untuk mendistribusikan obat-obatan dan produk kesehatan lainnya
  • Sinkona Indonesia Lestari, manufaktur dan marketing Kina dan turunannya.
  • Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, manufaktur dan marketing bahan baku obat.
  • Kimia Farma Apotek, penjualan obat obatan, klinik dan optik.
  • Kimia Farma Dawaa, penjualan obat obatan dan alat kesehatan di Arab Saudi.

Referensi

  1. ^ a b Warta Ekonomi (6 Februari 2020). "Usai Terbentuk, Holding BUMN Farmasi Berambisi Jadi Pemain Global". wartaekonomi.co.id. Diakses tanggal 7 Juni 2020. 
  2. ^ "Profil Emiten: PT Kimia Farma Tbk (IDX: KAEF)". investasimu.com. Diakses tanggal 2021-11-28. 
  3. ^ Bisnis.com (27 Maret 2019). "KAEF Akuisisi Phapros Senilai Rp1,361 Triliun". Bisnis.com. Diakses tanggal 7 Juni 2020. 

Pranala luar