Halo, Abi Azkia. Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia! | |||
---|---|---|---|
|
Deo Volente
Terima Kasih Abi Azkia. Mikhailov Kusserow (bicara) 05:34, 28 Oktober 2008 (UTC)
Saleuëm
Assalaamu ‘alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Saleuëm meuturé Teungku… :) Si Gam Acèh (bicara) 05:54, 14 Januari 2009 (UTC)
NIAT DALAM IBADAH
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيد المرسلين وعلى اله واصحابه اجمعين
Niat (النية) dapat diartikan menyengaja/ memaksudkan (القصد).
Maksudnya ialah Menyengaja sesuatu dengan menyertai perbuatan
(قصد الشيء مقترنا بفعله)
A. Kewajiban Berniat Dalam Beribadat
Niat merupakan masalah yang paling penting dalam hal ibadah. Tanpa niat ibadah menjadi sia-sia, tidak sah. Allah berfirman: " Dan tidak diperintahkan kepada mereka selain menyembah / beribadat kepada Allah dengan penuh keikhlasan". (Q. S. 98. 5:)
Wujud dari keikhlasan baru didapat bila disertai dengan niat. Ikhlas tidaknya seseorang sangat bergantung kepada niatnya. Kesimpulannya dalam beribadat diperlukan keikhlasan dan keikhlasan itu baru didapat dengan berniat. Inilah salah satu ayat Al-qur'an yang menunjukkan dalil wajibnya berniat dalam ibadat. Dalam satu Hadist Rasulullah SAW pernah bersabda "Sesungguhnya segala amal itu (sah) hanya dengan berniat". Hadist ini keluar menjelang hijrah ke Madinah, menanggapi sikap sebahagian para Sahabat yang mempunyai maksud dan tujuan masing-masing dalam berhijrah, ada yang semata karena perintah Rasulullah ada juga yang berhijrah untuk maksud lain. Hadist ini dapat juga menjadi pendukung bagi ayat Al-qur'an di atas dalam hal kewajiban berniat. Walaupun ada yang mempertanyakan relevansi hadist tersebut, karena perbedaan waktu diwajibkannya Shalat dengan waktu keluar hadist tersebut. Hadist ini bersifat umum, walaupun berkaitan dengan kejadian hijrah. Seandainya Hadist ini tidak dapat dijadikan dalil, cukuplah ayat diatas menjadi salah satu dalil kuat.
B. Syarat dan Contoh Niat
Berikut ini akan disebutkan beberapa syarat Niat berserta dengan lafazh dan contohnya.
1. Wajib 3 perkara: yaitu Qashadh (قصد), ta'aradh ( تعرض) dan ta'yin (تعيين). Pada ibadat wajib seumpama Shalat 5 waktu, shalat Nazar, dll.
Penjelasan
- Qashad (قصد) adalah menyengaja memperbuat ibadat tersebut.
- Ta'aradh (تعرض) adalah menyebutkan status. ibadat, Fardhu atau sunat.
-Ta'yiin (تعيين) adalah menyebutkan nama ibadat yang hendak dikerjakan.
contoh: pada Shalat Subuh.
اصلى فرض الصبح
artinya: "sengaja aku shalat fardhu Subuh".
Kata اصلى menunjukkan kesengajaan dalam ibadat tersebut. Sedangkan فرض menandakan bahwa shalat itu fardhu, sementara lafazh الصبح menjelaskan nama shalat.
Demikianlah yang memadai pada niat yang paling ringkas, sedangkan yang selebihnya seumpama meniat jumlah rakaat, menghadap qiblat, dan lainnya adalah Sunat.
Ini niat pada ibadat wajib.
b. Wajib 2 macam, yaitu Qashad dan Ta'yin pada Ibadat sunat yang bersebab atau yang berwaktu.
-Contoh : Shalat Sunnat Tahajjud. اصلى التهجد artinya: "Sengaja aku Shalat Tahajjud". Sementara kata-kata سنة tidak disyaratkan, cukup dengan lafazh diatas.
c. Hanya wajib Qashad saja, ini pada Shalat Sunat Muthlaq yaitu shalat sunat yang tidak bersebab dan tidak berwaktu. Cukup dengan lafazh اصلى saja.
Kemudian perlu juga diketahui, disyaratkan niat terjadi ketika mengerjakan satu-satu ibadat, bersamaan dengan perbuatan orang yang mengerjakan ibadat tersebut. Seperti Shalat niatnya adalah bersamaan dengan mengucapkan Takbiratul Ihram. Tetapi tidak semua ibadat sama dalam hal niat, ada yang disyaratkan niat bersamaan dengan mengerjakan ibadat, namun ada juga yang tidak dibolehkan niat bersamaan dengan dimulainya ibadat. Seperti Puasa, niat mesti sebelum terbit fajar dan tidak mungkin disertakan niat bersamaan dengan mulai melaksanakan puasa tersebut karena sukar sekali melakukan hal itu disebabkan untuk mengetahui pasti terbitnya fajar amatlah sulit.
Abi Azkia 10:33, 15 Januari 2009 (UTC)