Nunung W. S.
Nunung WS adalah pelukis perempuan dari Lawang, Jawa Timur, Indonesia, lahir 9 Juni 1948. Dia mulai melukis pada tahun 1967 dan belajar melukis di Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA). Saat Nunung di sekolah dasar, idolanya adalah Kartika Affandi, meskipun bapaknya ingin dia kuliah tentang agama, dia sudah ambil keputusan untuk menjadi pelukis.[1]
Nunung WS | |
---|---|
Lahir | 09 Juni 1948 Lawang, Jawa Timur, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA), 1967 Dosen undangan di Academie Minerva Groningen, Belanda, 1993 |
Pekerjaan | Pelukis |
Dikenal atas | Pelukis abstrak |
Suami/istri | Sulebar M. Soekarman |
Anak | 1 |
Nunang pernah berpameran di Indonesia, Malaysia, Belgia dan Belanda. Dia menjadi pendiri Nuasna Indonesia dan pernah jadi dosen tamu di Academie Minerva Groningen, Belanda. Dia dapat penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta pada pameran besar seni lukis Indonesia (1978), Ford Foundation's Indonesia Women Artist's Program di USA (1992), dan dari Menteri Negara Urusan Peranan Wanita RI karya terbaik "Krida Wanadya"(1994).[2][3] Nunung dianggap sebagai satu-satunya pelukis perempuan abstrak penting di Indonesia. Dari perempuan pelukis zaman karya abstrak Nunung adalah pelukis yang paling aktif sampai hari ini.[1]
Nunung WS menikah dengan Sulebar M. Soekarman, seorang pelukis ulung yang gayanya sangat berbeda dengan gaya Nunung WS, meski sama-sama belajar dari guru yang sama, Nashar.[4]
Karya
Awal-awal karya Nunung WS dipengaruhi dari warna-warna yang kuat dan ekspresif karya pelukis dan guru Nashar. Lama-kelamaan dia pindah dari gaya ekspresionis yang realistik ke yang abstrak. Hal spiritual menjadi ciri penting di dalam karyanya.
Pada tahun 1989 Nunung mengata bahwa di pameran tunggal :
"Aku mencoba mengekspresikan kembali apa yang pernah kulihat, kualami, kuhayati dan kurasakan di alam ini lewat warna. Karena ia merupakan daya tarik. Di dalam melukis bagiku tidak terikat pada bentuk, karena bentuk-bentuk yang ada selalu akan mengikatkan diri pada sesuatu. Lantas aku mencoba masuk ke dalamnya melalui penghayatan dan abstraksi terhadap bentuk itu sendiri. Sehingga dengan bebas aku berekspresi lewat sapuan warna yang kuinginkan."[5]
Menggunakan bidang warna dan kertas besar untuk menciptakan emosi dan kesan, karya-karya Nunung mengikuti jejak seniman internasional seperti Sophie Taeubner-Arp, Ethel Adnan, Marc Rothko or Henri Matisse.
Menurut Nurhazizah (2015) karya Nunung "Bukanlah penganut aliran abstrak murni. Dia lebih cenderung mengabstraksikan objek-obyeknya seperti: pemandangan, perahu, gunung/bukit atau sosok manusia atau modelnya sebagai media penyampaian ide yang lahir akibat penghayatannya terhadap apa saja yang dijadikan observasinya".[2]
Nunung WS adalah salah satu seniman perempuan Indonesia awal dan pionir mengikuti jejak Emiria Soenassa, bersama Erna Garnasih Pirous, Sitti Farida Srihadi, Kartika Affandi, Rita Widagdo dan Umi Dachlan. Pada tahun 1991, ia dianugerahi penghargaan oleh Budaya Indonesia di Amerika Serikat dan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat bersama dengan beberapa artis wanita terkemuka lainnya.[6][7]
Pameran
Ibu Nunung berpartisipasi dalam lebih dari seratus pameran selama 50 tahun terakhir, berikut adalah pilihan yang paling menonjol.[8]
Pameran Tunggal
○ Jakarta Art Center, Taman Izmail Marzuki, Jakarta, Indonesia, 1987
○ Cemeti Modern Art Gallery, Yogyakarta, Indonesia, 1989
○ C-Line Gallery, Jakarta, Indonesia, 1991
○ Cemeti Modern Art Gallery, Yogyakarta, Indonesia, 1992
○ Cemeti Modern Art Gallery, Yogyakarta, Indonesia, 1994
○ Jakarta Art Center, Taman Izmail Marzuki, Jakarta, 1997
○ Ganesha Galeri, Four Season Resort, Bali, 2002
Pameran Bersama
○ Young Artists, Jakarta Biennale, Taman Izmail Marzuki, Jakarta, Indonesia, 1975, 1977, 1978, 1980, 1982, 1989
○ Nuansa Indonesia, Gedung Seni Rupa, Dpertment of Education and Culture, Jakarta, Indonesia dan Museum of Art, Kuala Lumpur, Malaysia, 1990-1991
○ Sama Sama Groningen dan Tilburg, The Netherlands, Yogyakarta, Indonesia, 1990-1991
○ Pameran Nunung WS dan Els Wiegel. Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 4.-13.Okt.1994
○ Indonesian Contemporary art Plus Royal Academy of Fine Arts, Antwerp, Belgium, 1995
○ Soulscape in Progress #2 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 2015
○ Soulscape in Progress #3 di Bentara Budaya Bali, Denpasar-Bali, 2015
○ Sembilan Ruang Abstrak di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 10.-30.Okt.2017
○ Matahari 3 di Museum Affandi, Yogyakarta, 2019
○ Dewantara Triennale, di Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta, 2019
○ Japanese Embassy, Jakarta, 2021
○ Another Energy: Power to Continue Challenging. Mori Art Nuseum, Tokyo, Japan, 2021-2022 [9] Pameran 16 seniman wanita dari seluruh dunia berusia 70-an atau lebih, termasuk Ethel Adnan, Phyllida Barlow dan Carmen Herrera.
Penghargaan
○ Dewan Kesenian Jakarta pada pameran besar seni lukis Indonesia (1978)
○ Ford Foundation's Indonesia Women Artist's Program di USA (1992)
○ Menteri Negara Urusan Peranan Wanita RI karya terbaik "Krida Wanadya" (1994)
○ Lifetime Achievement Award dari Biennale Jogja (2021)[8][10]
Bibliografi
Internet
○ Youtube: Pameran Lukisan Nunung WS dan Els Wiegel. Galeri Nasional Indonesia, 4.-13.Okt.1994, Bahasa Indonesia
○ Youtube: Interview With Nunung WS. Sembilan Ruang Abstrak, 22.Okt.2017, Bahasa Indonesia
○ Youtube: Nunung WS Lifetime Achievement Award. Biennale Jogja, 13.Nov.2021, Bahasa Indonesia
Sastra Seni Umum
○ "Ketiga Kata Ketika Warna. In Words In Colurs". Puisi dan Luisan - Poetry ans Colours. Penerbit Yayasan Ananda; Ed. 1 edition, 1995. Termasuk 1 lukisan dari Nunung WS ISBN 978-9798424038
○ "Heritage Series: Visual Art". Hilda Soemantri, published by Editions Didier Miller, Singapore, 1998. Termasuk 1 lukisan dan deskripsi singkat tentang Nunung WS. ISBN 978-9813018310
○ "Indonesian Women Artists - The Curtain Opens" Carla Bianpoen, Farah Wardani, Wulan Dirgantoro, Heather Waugh. Published by Yayasan Senirupa, Jakarta, Indonesia, 2007. Termasuk 5 lukisan dan CV dari Nunung WS. ISBN 978-9791656207
○ "Modern Indonesian Art: From Raden Saleh to the Present Day." Koes Karnadi et al, Published by Koes Artbooks, Denpasar, Bali. 2nd rev. Ed. 2010. Termasuk 1 lukisan dan deskripsi singkat tentang Nunung WS. ISBN 978-9798704024
Referensi
- ^ a b Bianpoen, Carla; Wardani, Farah (2007). Indonesia Women Artists: The Curtain Opens. Jakarta: Yayasan Senirupa Indonesia (YSRI). hlm. 213.
- ^ a b Nurhazizah, Ulfah (OCTOBER 12, 2015). "M2Indonesia". Nunung WS. M2. Diakses tanggal 23/03/2018.
- ^ Badan Pusat Wanita Tamansiswa (2002). "Sepuluh Pelukis Perempuan: 80 Tahun Wanita Tamansiswa" (PDF). IVAA Arsip. Badan Pusat Wanita Tamansiswa. Diakses tanggal 23/03/2018.
- ^ Jakarta: Painting, Expressive Form. Indonesian Heritage Series: Visual Art. Hilda Soemantri, penerbit Editions Didier Miller, Singapore, 1998
- ^ "Nunung WA Menggelar Lukisan di Yogya" (PDF). IVAA Arsip. Berita Buana. 5 July 1989. Diakses tanggal 23/3/18.
- ^ Umi Dachlan: Metaphors For Humanity. Monograf dari Vivian Yeo dan Jin Wen, Editorial Art Agenda S.E.A, Jakarta, 2021. Bahasa Indonesia, Cina dan Ingris, hlm. 98-99
- ^ Umi Dachlan: Imagi dan Abstraksi Monograf dari Mamannoor, Andi Galeri, Jakarta, 2000 hlm. 32(Bahasa Indonesia dan Inggris)
- ^ a b Konsisten dengan Gaya Abstrak, Nunung WS Terima LAA Biennale Jogja XVI [1]
- ^ Another Energy: Power to Continue Challenging - 16 Women Artists from around the World. Mori Art Museum, 16. April 2021 [2]
- ^ Nunung WS Lifetime Achievement Award. Biennale Jogja, 13.Nov.2021 [3]