Shinzō Abe
Shinzō Abe (安倍 晋三 , Abe Shinzō, lahir pada 21 September 1954 di Nagato) adalah seorang politikus Jepang yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang dari 26 September 2006 hingga 26 September 2007. Sebelumnya ia adalah Sekretaris Kabinet Jepang dari Perdana Menteri Junichiro Koizumi. Sejak pengunduran diri pendahulunya Yasuo Fukuda dari perebutan jabatan presiden partai, ia menjadi kandidat utama untuk menggantikan Koizumi saat perdana menteri pensiun pada September 2006. Ia mengumumkan pencalonannya sebagai perdana menteri pada 1 September 2006 dan dilantik pada 26 September. Saat masa pemerintahannya sebagai perdana menteri hampir mencapai setahun, Abe mengumumkan pengunduran dirinya pada 12 September 2007, namun ia terus menjabat hingga penggantinya, Yasuo Fukuda terpilih sebagai Ketua LDP pada 23 September 2007 sebelum terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang, 25 September 2007. Yasuo Fukuda mulai menjabat dan mengumumkan susunan kabinet pada keesokan harinya (26 September 2007).
Karier politik
Abe dilahirkan di lingkungan keluarga politik. Kakeknya, Kan Abe dan ayahnya, Shintaro Abe, adalah politikus. Shintaro memimpin fraksi di lingkungan Partai Demokrat Liberal, memegang berbagai jabatan di kabinet dan partai, dan menjadi kandidat utama untuk jabatan Perdana Menteri. namun ia terlibat dalam Skandal rekrut dan juga kemudian jatuh sakit; ia meninggal dunia pada 1991. Istri Shintaro adalah Yoko Kishi, anak perempuan PM Nobusuke Kishi, yang juga merupakan saudara lelaki PM Eisaku Sato. Jadi, Shinzō mempunyai hubungan keluarga dengan politikus tingkat tinggi di kedua sisi keluarganya.
Shinzō terpilih mewakili distrik satu dari Prefektur Yamaguchi pada 1993 setelah kematian ayahnya pada 1991, dan memperoleh suara terbanyak dari pemilu manapun dalam sejarah prefektur itu. Pada 1999 ia menjadi Direktur Divisi Urusan Sosial, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Mori dan Koizumi dari 2000–2003, dan sesudah itu ia diangkat menjadi Sekjen Partai Demokrat Liberal.
Abe adalah juru runding utama untuk pemerintah Jepang atas nama keluarga-keluarga Jepang yang diculik dan dibawa ke Korea Utara.
Pada 31 Oktober 2005, ia dicalonkan menjadi Sekretaris Kabinet dari Kabinet kelima Koizumi, menggantikan Hiroyuki Hosoda. Pada 20 September 2006, ia terpilih sebagai ketua Partai Demokrat Liberal.
Kandidat untuk Perdana Menteri
Shinzō Abe dianggap (pada September 2006) sebagai kandidat utama untuk menggantikan Koizumi setelah masa jabatannya sebagai perdana menteri berakhir. Sadakazu Tanigaki, yang juga telah menyatakan pencalonan dirinya, serta Taro Aso juga merupakan calon-calon yang kuat.
Dalam sebuah pengumpulan pendapat bulan Juni 2006 di antara 403 anggota parlemen LDP, memperoleh dukungan dari 130 orang, diikuti oleh Fukuda dengan 30.[1] Mantan PM Yoshiro Mori, dari fraksi yang sama dengan Abe dan Fukuda, pernah mengatakan bahwa fraksi itu condong kepada Abe.[2]
Abe dianggap konservatif dalam masalah kebijakan luar negeri dan mengambil sikap konfrontatif terhadap negera-negara Asia Timur lainnya seperti Republik Rakyat Cina, Korea Selatan dan, khususnya, Korea Utara. Ia menyatakan bahwa ia akan melanjutkan kunjungan yang kontroversial ke kuil Yasukuni bila ia terpilih sebagai Perdana Menteri. Pemimpin LDP dan sekutu lama Koizumi Koichi Kato pernah menyatakan bahwa sikap keras Abe tentang Yasukuni dapat merugikan kesempatannya untuk menggantikan Koizumi, dan bahwa Fukuda, yang menentang kunjungan ke Yasukuni, merupakan "ancaman" bagi Abe dalam hal ini.[3] Ia juga berpandangan konservatif dalam masalah kontroversi suksesi kekuasaan Kekaisaran Jepang, dan mengatakan bahwa ia menentang usaha mengamandemen hukum Jepang untuk memungkinkan perempuan menduduki Takhta Krisantemum sebagai Maharani.
Pada 4 Agustus 2006, media Jepang melaporkan bahwa Shinzō Abe telah mengunjungi kuil itu pada bulan April. Abe mengklaim bahwa kunjungan itu bersifat pribadi dan tidak resmi, seperti yang telah dilakukan Koizumi di masa lalu. Pemerintah Tiongkok dan Korea Selatan mengungkapkan keprihatinan terhadap kunjungan itu.[4] [5]
Pada 1 September 2006, Abe resmi mengumumkan pencalonannya untuk menjadi perdana menteri.[6]
Sebagai Perdana Menteri
Koizumi mengundurkan diri pada 26 September dan kemudian digantikan Abe. Dukungan publik baginya melorot setelah beberapa skandal yang dimulai sejak akhir tahun yang sama. Empat menteri dalam kabinetnya terpaksa mundur dan satu lagi, menteri pertanian, bunuh diri pada Mei 2007 akibat terlibat skandal keuangan. Pada 12 Septmber 2007, Abe mengumumkan bahwa ia akan mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri karena menganggap bahwa perdana menteri yang baru diperlukan agar dapat meneruskan dukungan Jepang kepada operasi militer AS di Afganistan.[7]
Rujukan
- ^ "Fokus beralih kepada pengganti Koizumi sementara sesi Diet hampir berakhir," Mainichi Daily News, 17 Juni 2006.
- ^ "Kegelisahan fraksi Mori meningkat / Mantan PM bingung mengenai Abe, Fukuda dan pertarungan kepemimpinan partai," Daily Yomiuri, 30 Mei 2006.
- ^ "Kesempatan Abe Memimpin Jepang Dirugikan oleh Hubungan dengan Tiongkok, kata Kato," Bloomberg, 13 Juni 2006.
- ^ "Abe mengunjungi Yasukuni pada pertengahan April/Kunjungan yang tak diumumkan kemungkinan mengundang protes," Daily Yomiuri Online, 5 Agustus 2006.
- ^ "Tiongkok mengungkapkan keprihatinan terhadap kunjungan Abe ke Yasukuni," Kyodo News, 5 Agustus 2006.
- ^ "Abe mengumumkan pencalonannya". BBC News. 1 September 2006. Diakses tanggal 2006-09-01.
- ^ "Japan's PM resigns", The Age, 12 September 2007
Pranala luar
- (Jepang) Situs resmi
Didahului oleh: Hiroyuki Hosoda |
Sekretaris Kabinet Jepang 2005–2006 |
Diteruskan oleh: Yasuhisa Shiozaki |
Didahului oleh: Junichiro Koizumi |
Perdana Menteri Jepang 2006–2007 |
Diteruskan oleh: Yasuo Fukuda |