Universitas Nasional

universitas di Indonesia
Revisi sejak 21 Januari 2022 10.19 oleh CreativeUniqueMind (bicara | kontrib) (Sarjana: diperbaiki)

Universitas Nasional (disingkat UNAS) adalah perguruan tinggi swasta tertua di Jakarta dan merupakan perguruan tinggi kedua tertua di Indonesia. Kampus Utama terletak di Jl. Sawo Manila Pasar Minggu, sementara Kampus Pusat Laboratorium terletak di Jl. Bambu Kuning dan Kampus Menara UNAS 1 dan 2 terletak di Jl. R.M. Harsono Ragunan, Kampus Utama diperuntukan sebagai pusat perkantoran dan perkuliahan untuk jenjang Sarjana (strata satu), dan Laboratorium khusus diperuntukan sebagai sarana praktikum, Kampus di Menara 1 dan 2 diperuntukan sebagai perkantoran, perkuliahan Sekolah Pascasarjana dan Fakultas Ilmu Kesehatan. UNAS sudah mendapatkan akreditasi nasional nilai "A" oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT),[1][2] kemudian secara internasional dari QS Star Rating University, memperoleh 4 bintang.[3][4]

Universitas Nasional


Lambang Universitas Nasional

 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi
Nama lain
UNAS
MotoPionir Perubahan
Moto dalam bahasa Inggris
Pioneering Transformation
JenisPerguruan Tinggi Swasta
Didirikan1949; 76 tahun lalu (1949)
RektorDr. El Amry Bermawi Putera, M.A
Lokasi
6°16′51″S 106°50′22″E / 6.2808052°S 106.8393729°E / -6.2808052; 106.8393729
WarnaHijau  
Nama julukanUniversitas Perjuangan
Situs webwww.unas.ac.id
Universitas Nasional
Facebook: UNAS1949 Instagram: unas1949 Modifica els identificadors a Wikidata

Sejarah

Universitas Nasional didirikan pada 15 Oktober 1949 atas prakarsa cendikiawan terkemuka saat itu yang berhimpun dalam Perkumpulan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (PMIK). Para pendiri UNAS meliputi Mr. Sutan Takdir Alisjahbana, R. Teguh Suhardho Sastrosoewignjo, Mr. Soedjono Hardjosoediro, Prof. Sarwono Prawirohardjo, Mr. Prajitno Soewondo, Hazil, Kwari Kartabrata, Prof. Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, R. M. Soebagio, Ny. Noegroho, Drs. Adam Bachtiar, Dr. Bahder Djohan, Dr. J. Leimena, Ir. Abd Karim, Prof. Dr. Soetomo Tjokronegoro, Mr. Ali Budiharjo, Poerwodarminta, Mr. Soetikno, Ir. Th. A. Resink, Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Noegroho, Soejatmiko, H. B. Jassin, Mochtar Avin, L. Damais, M. Akbar Djoehana, Nona Boediardjo, dan Nona Roekmini Singgih.

Usaha yang awalnya dirintis para pendiri anggota PMIK pada tahun 1946 adalah mengadakan kursus-kursus meliputi bidang ekonomi, sosiologi, politik, dan filsafat.Kursus-kursus yang dipimpin oleh Drs. Adam Bachtiar tersebut dimaksud untuk memberi dasar pemahaman terhadap ilmu pengetahuan bagi setiap warga negara dalam tanggung jawabnya mengisi kemerdekaan. PMIK lalu membuka SMA sore bagi para pelajar yang bekerja di waktu pagi untuk melanjutkan pengetahuan dan mendapatkan kemajuan pada tahun yang sama.

Pelayanan PMIK kemudian dikembangkan pada perguruan tinggi Akademi Nasional. Para lulusan SMA yang tidak ingin masuk ke universitas milik Belanda saat itu, Universiteit Indonesia (kini Universitas Indonesia), sangat antusias mendaftarkan diri pada Akademi Nasional yang menjadi cikal bakal Universitas Nasional. Perkuliahan pertama yang diadakan di kampus Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada 15 Oktober 1949, menjadi momentum historis yang diperingati sebagai hari kelahiran Universitas Nasional.

Dipilihnya nama akademi dan bukan universitas pada saat itu semata-mata untuk menghindari peraturan kolonial di Jakarta yang tidak mengizinkan dibukanya perguruan tinggi berbentuk Universitas oleh kalangan bumiputera. Akademi Nasional pada awalnya membawahi 5 (lima) fakultas, meliputi:

Berkas:Unas building from upperview.png
Foto gedung Universitas Nasional

Meskipun berstatus swasta, namun Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Indonesia yang saat itu berkedudukan di Yogyakarta telah memberikan pengakuan dan persamaan penuh kepada Akademi Nasional dengan surat No. 548/S pada 22 Desember 1949. Perkembangan legalisasi selanjutnya, melalui akta notaris Mr. R. Soewandi, Perkumpulan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan berubah menjadi Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) pada 1 September 1954 dan Akademi Nasional selanjutnya mengukuhkan namanya sebagai Universitas Nasional.

Tidak hanya dalam lingkup pendidikan, Sivitas Akademika Universitas Nasional pada awalnya juga terlibat aktif sebagai garda terdepan perjuangan menentang kolonial Belanda di Jakarta. Atas dedikasi itu juga maka pada saat merayakan lustrum Universitas Nasional yang kedua, 15 Oktober 1959, Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno, menganugerahkan gelar “Universitas Perjuangan”.

Seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat, UNAS terus berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dengan membuka program studi maupun fakultas baru. Sementara untuk pembukaan program Diploma, YMIK berkonsentrasi dengan membuka Akademi Bahasa Asing (ABA) Nasional (1970), Akademi Akuntansi Nasional (1974), serta Akademi Tourisme dan Perhotelan Nasional (sekarang Akademi Pariwisata Nasional). Hingga saat ini, UNAS dan Akademi-akademi Nasional telah membuka 32 program studi pada tingkat Pascasarjana, Sarjana dan Diploma yang akan terus dikembangkan lagi.

Pengembangan juga dilakukan melalui pembentukan unit-unit kelembagaan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian, pemberdayaan masyarakat, publikasi, dan kebudayaan, yang berinduk pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Lembaga tersebut bertujuan: "Melakukan pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, teknologi dan seni melalui kegiatan penelitian. Mengamalkan ilmu, teknologi, dan seni melalui peningkatan relevansi program Universitas dengan kebutuhan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat."

Menghadapi laju globalisasi, UNAS menyadari bahwa untuk memperkuat daya saing, kerjasama dengan lembaga terkemuka di dalam negeri dan mancanegara terus digencarkan. Kerjasama ini bermanfaat dalam pertukaran informasi; pengembangan program bersama dalam pendidikan, riset, pemberdayaan masyarakat hingga konservasi alam; transfer/alih teknologi, pertukaran dosen dan mahasiswa serta beasiswa.

Melalui proses perkuliahan yang dinamis, para mahasiswa didorong aktif memanfaatkan teknologi informasi melalui berbagai media, aktif berdiskusi dan bekerjasama dengan tim, aktif mempresentasikan gagasan, serta kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah (problem solving). Melalui proses perkuliahan yang diimbangi kecerdasan mental dan spiritual, mahasiswa UNAS diarahkan untuk meningkatkan kepercayaan diri serta terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan pornografi.[5][6][7][8][9][10][11]

Lambang

Lambang Universitas Nasional berupa Tugu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, dengan bintang segi-lima di atasnya yang dilingkari oleh pita merah putih dan di atas perisai berwarna hijau dengan pengertian:

  • Tugu: melambangkan puncak perjuangan bangsa Indonesia
  • Bintang segi-lima: melambangkan asas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
  • Lingkaran merah putih, melambangkan bendera Nasional.
  • Perisai, melambangkan benteng, untuk memberikan kesempatan belajar kepada pemuda-pemuda Republik yang tidak mau masuk ke sekolah-sekolah Belanda pada waktu kemerdekaan Indonesia.
  • Dasar Hijau, melambangkan perkembangan ilmu sepanjang zaman dan masa

Fakultas

Sarjana

  • Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

1. Program Studi Ilmu Politik

2. Program Studi Hubungan Internasional

3. Program Studi Administrasi Negara

4. Program Studi Sosiologi

5. Program Studi Ilmu Komunikasi

  • Fakultas Hukum

1. Program Studi Hukum

  • Fakultas Bahasa dan Sastra

1. Program Studi Sastra Inggris

2. Program Studi Sastra Indonesia

3. Program Studi Sastra Jepang

4. Program Studi Bahasa Korea

  • Fakultas Ekonomi dan Bisnis

1. Program Studi Manajemen

2. Program Studi Akuntansi

3. Program Studi Pariwisata

  • Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

1. Program Studi Ilmu Politik

2. Program Studi Hubungan Internasional

3. Program Studi Administrasi Negara

4. Program Studi Sosiologi

5. Program Studi Ilmu Komunikasi

  • Fakultas Biologi

1. Program Studi Biologi

  • Fakultas Pertanian

1. Program Studi Agroteknologi

  • Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika

1. Program Studi Sistem Informasi

2. Program Studi Informatika

  • Fakultas Ilmu Kesehatan

1. Program Studi Keperawatan

2. Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

3. Program Studi Pendidikan Profesi Ners

4. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Akademi

Akademi Pariwisata Nasional

  • Perhotelan

Sekolah Pascasarjana

Magister

● Program Studi Magister Ilmu Politik (S2)

● Program Studi Magister Manajemen (S2)

● Program Studi Magister Hukum (S2)

 
  • Program Studi Magister Administrasi Publik (S2)
  • Program Studi Magister Biologi (S2)

Program Doktor

  • Program Studi Doktor Ilmu Politik (S3)

Alumni

Puluhan ribu alumni UNAS telah tersebar pada beragam profesi. Sebagian alumni bahkan mencatat prestasi yang membanggakan almamater dengan reputasi nasional serta internasional. Mereka tersebar pada beragam profesi seperti pakar ilmu pengetahuan, anggota DPR/DPRD/DPD, menteri, duta besar, pejabat pemerintahan, pakar lingkungan, teknokrat, pengacara, hakim, profesional bisnis, wirausahawan, sastrawan, budayawan, artis hingga rohaniawan.

Salah satu contoh alumni dari Universitas Nasional antara lain: Manuel Kaisiepo[12][13] dan Saifullah Yusuf[14][15] Mantan Menteri di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Agus Suparmanto[16][17] mantan Menteri di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Hanif Dhakiri[18][19] mantan Menteri di Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja[20][21] mantan menteri di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Sampai dengan mantan duta besar ke Malaysia, Hadi Wayarabi[22] dan Ukraina, Yuddy Chrisnadi.[23][24]Termasuk investor kawakan Lo Kheng Hong.[25][26][27]

Catatan Kaki

  1. ^ Media, Kompas Cyber (2017-11-05). "Akhirnya, Unas Raih Akreditasi A". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  2. ^ "PDDikti - Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". pddikti.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  3. ^ "Universitas Nasional". Top Universities (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-21. 
  4. ^ "Unas Raih Bintang Empat Peringkat Perguruan Tinggi Dunia". Republika Online. 2021-06-23. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  5. ^ Widiyani, Rosmha. "10 Universitas Paling Tua di Indonesia Termasuk UI, ITB, UGM". detikedu. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  6. ^ Media, Kompas Cyber (2022-01-10). "Fakta dan Sejarah 10 Universitas Tertua di Indonesia, Ada UI, UGM, hingga UISU Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  7. ^ "Politik tak Kunjung Padam, Layar Unas Terkembang (Bagian 1)". Republika Online. 2020-07-06. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  8. ^ Kompasiana.com (2020-06-01). "Sejarah berdirinya Universitas Nasional (UNAS)". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  9. ^ "Sejarah – WEB SMP YMIK" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-21. 
  10. ^ "SMK YMIK | Sejarah". smkymik.sch.id. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  11. ^ "PKI dan Mao Zedong, Unas Kiblat Politik (Bagian 2)". Republika Online. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  12. ^ "Profil - Manuel Kaisiepo". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-20. 
  13. ^ Indonesia, Tokoh (2003-01-11). "Manuel Kaisiepo". TOKOH INDONESIA | TokohIndonesia.com | Tokoh.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-20. 
  14. ^ "Saifullah Yusuf". tirto.id. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  15. ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2017-10-18). "Profil Saifullah Yusuf - VIVA". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  16. ^ RRI 2022, LPP. "Mendag Agus Suparmanto : Pengusaha sekaligus Santri". rri.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-20. 
  17. ^ "Sosok Mendag Agus Suparmanto di Mata Teman Pesantren". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2019-10-25. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  18. ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2016-11-10). "Profil Muhammad Hanif Dhakiri - VIVA". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  19. ^ "Muhammad Hanif Dhakiri". tirto.id. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  20. ^ "Pelopor Wawasan Nusantara, Jago Catur Jago Kelakar Mochtar Kusumaatmadja Tiada". lampung.kejarfakta.co. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  21. ^ "Prof (Emeritus) Mochtar Kusumaatmadja Sedang Sakit". Republika Online. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  22. ^ "PKI dan Mao Zedong, Unas Kiblat Politik (Bagian 2)". Republika Online. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  23. ^ Liputan6.com (2018-07-25). "Lulus Sarjana Hukum, Yuddy Chrisnandi Dapat Predikat Cumlaude". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  24. ^ "Yuddy Chrisnandi Lulus Sangat Memuaskan di Ujian Skripsi S1 Hukum Perdata". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-01-20. 
  25. ^ "Kisah Lo Kheng Hong, Raja Investasi Saham Beserta Tips Rahasia Sukses". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2020-10-26. Diakses tanggal 2022-01-21. 
  26. ^ Utami, Novia Widya (2020-06-25). "Mengenal Lo Kheng Hong yang Dikenal Bapak Saham Indonesia". Ajaib (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-21. 
  27. ^ "Profil Lo Kheng Hong, Miliarder Saham Indonesia yang Pernah Hidup Susah - Cermati.com". www.cermati.com. Diakses tanggal 2022-01-21.