Ratu Wulung Ayu

Revisi sejak 10 Februari 2022 15.38 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Referensi: Bot: Perubahan kosmetika)

Ratu Wulung Ayu adalah salah satu puteri Sunan Gunung Jati dari isteri Nyai Ageng Tepasari, lahir 1493 M.[1] Ia dinikahkan dengan seorang ulama dari Pasai bernama Fatahillah yang di kirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunung Jati berperang melawan penjajah Portugis di Sunda Kelapa, kota itu kemudian oleh Fatahillah diubah namanya menjadi Jayakarta dan kini Jakarta.[2] [3]

Silsilah

Salah satu turunan Sunan Gunung Jati bernama Syarifah Khodijah. Menurut riwayat, Syarifah Khodijah telah menikah dengan seorang sayyid dari keluarga besar Ba Alawi yang telah berhijrah dari Balqeum, Karnataka, India yang bernama Sayyid Abdul Rahman Basyeiban. Silsilah lengkapnya adalah: Sayyid Abdul Rahman Tajudin bin Abu Hafs Umar @Umar Al-Aydrus (meninggal 1645 M, Balqeum) bin Abdullah bin Abdul Rahman bin Umar Al-Faqih (meninggal 1524 M Qasam) bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Basyeiban bin Muhammad Asadullah bin Hasan At-Turabi bin bin Ali bin Al-Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Sohib Mirbath yang silsilahnya bersambung kepada Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Al-Hussain putera Sayyidatina Fatimah binti Muhammad Rasulullah dan Sayyidina Ali bin Abu Talib.

Silsilah Syarifah Khodijah bertemu dengan Sayyid Abdul Rahman pada kakeknya Muhammad Sohib Mirbath. Banyak para muballigh (pendakwah) di Indonesia dari keluarga Basyeiban bernasab kepada Sayyid Abdul Rahman dan Syarifah Khodijah. Ayah Sayyid Abdul Rahman Tajudin yaitu Abu Hafs Sayyid Umar Basyeban juga di kenali dengan Sayyid Umar al-Aydrus kerana adalah mursyid Tariqah Al-Aydrus dan memimpin majelis Ratib Al-Aydrus menjadi Guru dari Syaikh Nur al-Din Ar-Raniri yang menjadi penasihat Sultan Iskandar Thani di kerajaan Aceh.

Referensi