Ānanda

Pelayan Buddha dan tokoh utama dalam Dewan Buddhis Pertama
Revisi sejak 23 Februari 2022 16.23 oleh 110.137.103.153 (bicara) (Menyukai)

Templat:H3CK3D BY PRILIAN6HECKER (disambiguasi)

Yang Mulia Ananda
Salah satu relief di Jawa Timur yang menggambarkan Yang Mulia Ananda sedang menangis
Salah satu relief di Jawa Timur yang menggambarkan Yang Mulia Ananda sedang menangis
Informasi
Nama lahir:  Ānanda
Nama lainnya: Videhamuni; Dhamma-bhaṇḍāgārika
Tanggal lahir: 5th–4th century BCE
Tempat lahir: Kapilavatthu
Tanggal wafat: 20 tahun setelah kematian Sang Buddha
Tempat wafat: Di Sungai Rohni dekat kota Vesali
Gelar: Sesepuh Dharma
Pekerjaan: Bhikkhu, pengikut setia Buddha Gautama
Guru: Gautama Buddha
Predecessor(s): Mahākassapa
Successor(s): Majjhantika atau Sāṇavāsī
Student(s): Majjhantika; Sāṇavāsī
Website

Ananda (bahasa Pali: Ānanda) adalah satu dari murid utama dan juga merupakan pengikut setia Sang Buddha. Di antara banyak murid, Ananda memiliki daya ingat yang kuat dan banyak dari sutta-sutta dalam Sutta Pitaka berasal dari kumpulan ajaran Sang Buddha yang diingatnya pada Sidang Agung Konsili Pertama. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai "Penjaga Dhamma".

Menurut Sang Buddha, setiap Buddha pada masa lampau dan pada masa yang akan datang, memiliki dua pemimpin pengikut dan satu pengikut setia. Perihal Gautama Buddha, pasangan murid utamanya adalah Sariputta dan Mahamoggallana dan pengikutnya adalah Ananda.

Kata Ānanda, dalam bahasa Pali, Sanskerta juga dalam bahasa India lainnya, berarti kebahagiaan". Kata ini sangat populer di kalangan umat Buddhis maupun Hindu.

Ananda adalah sepupu tertua Sang Buddha dari pihak ayah, dan sangat berbakti kepadanya. Dalam dua puluh tahun kebersamaannya dengan Sang Buddha dalam mendakwahkan Dhamma, ia menjadi pendamping pribadi Sang Buddha, mendampingi dalam hampir seluruh perjalandan dan menjadi teman bicara dalam banyak perbincangan yang terjadi. Ia menjadi bahan pujian yang disampaikan Sang Buddha sebelum mencapai Parinibbana. Ia digambarkan seseorang yang memiliki empat sifat yang luar biasa.

{{cquote|Para bhikkhu, pada diri Ananda terdapatlah empat sifat yang luar biasa dan jarang kita temui pada orang lain. Apakah keempat sifat ?

Apabila, serombongan bhikkhu berkunjung pada Ananda, mereka akan menjadi sangat gembira dapat bertemu.
Apabila ia kemudian bercakap-cakap dengan mereka mengenai Dhamma mereka akan menjadi senang akan pembicaraan itu, dan kalau ia berdiam diri maka mereka akan merasa kecewa.
Begitulah apabila para bhikkhu, atau orang laki-laki serta wanita biasa berkunjung

Sidang Agung Pertama

Karena ia sering mendampingi Sang Buddha secara pribadi dan sering pula berkelana bersama, Ananda mendengar dan mengingat banyak ceramah yang diberikan Sang Buddha kepada para pendengar. Oleh karena itu, ia sering kali disebut sebagai murid Buddha yang "banyak mendengar". Pada Sidang Agung Pertama, yang diadakan tidak lama setelah Sang Buddha meninggal dunia, Ananda dipanggil untuk menceritakan kembali banyak ceramah-ceramah yang kemudian menjadi Sutta Pitaka dari Tipitaka.

Walaupun Ananda senantiasa berkumpul dan dekat dengan Sang Buddha, ia hanyalah seorang Sotapanna ("Pemasuk Arus") pada saat Sang Buddha meninggal dunia. Akan tetapi, Sang Buddha berkata,

Bukan begitu, Udayi, bukan begitu, Udayi! Andaikata Ananda meninggal dunia tanpa mencapai kebebasan sepenuhnya, maka ia akan menjadi raja para dewa tujuh kali karena kemurnian hatinya, atau menjadi raja di belahan bumi India tujuh kali. Namun Udayi, Ananda akan mencapai kebebasan akhir dalam hidup sekarang ini juga.

— Anguttara Nikaya, III.80

Sebelum pelaksanaan Sidang Agung Pertama, Ananda disarankan untuk tidak menghadiri pertemuan karena ia belum menjadi seorang Arahat. Menurut legenda, hal ini mendorong Ananda untuk lebih memusatkan upayanya untuk mencapai Nibbana dan ia dapat meraih tingkat pencapaian tersebut.

Berbeda dengan kebanyakan sosok yang digambarkan dalam Tipitaka, Ananda diperkenalkan sebagai seorang yang tidak sempurna, sosok yang patut dikasihani. Ia berduka atas kematian Sariputta, yang merupakan teman dekatnya, dan Sang Buddha. Kesendirian dan kesedihannya ketika Sang Buddha mencapai Parinibbana digambarkan demikian:

Segenap penjuru menjadi temaram,

Dhamma pun menjadi tak jelas bagiku,
Yah, sahabatku yang mulia telah pergi

Dan segala sesuatu tampak gelap

— Theragatha 1034

Sang Kawan telah berlalu

Sang Guru, pun, telah pergi
Kini, tiada persahabatan yang dapat menandingi hal ini:

Perhatian yang ditujukan ke arah badan jasmani.

— Theragata 1035

Yang tua-tua telah berlalu,

Yang muda-muda tidak begitu menyenangkan hatiku,
Hari ini aku bermeditasi sendirian

Seperti seekor burung pulang ke sarangnya.

— Theragata 1036

Dalam tradisi Zen, Ananda diperhitungkan sebagai Patriark India kedua. Ia sering kali digambarkan bersama dengan Sang Buddha serta dengan Mahakashyapa, Patriark India pertama.

Pranala luar

Referensi